"Marquess, ini salah paham."
Alis pemilik netra berwarna keemasan itu bertautan seperti memohon pengertian dari pria paruh baya yang ada di hadapannya itu. Namun sayang, pria dengan netra merah pekat itu tetap bergeming. Ia masih dengan tatapan tegas tak tergoyah.
"Saya akan bicara dengannya, dan menjelaskan bahwa ini hanya salah paham," ucap pria bersurai hitam itu lagi.
Marquess Apollyon menggeleng pelan lalu berujar, "Saya tidak tahu apa masalah di antara kalian berdua, tapi tolong hormati keinginan putri saya, Your Highness. Sama seperti keluarga Marquess yang menghormati keluarga Kekaisaran karena status dan juga hubungan pertunangan kedua belah pihak ini, tolong hormati keinginan putri saya setidaknya kali ini saja."
"Marquess, ini tidak seperti—"
"Selama ini saya sudah bersabar melihat bagaimana Anda memperlakukan putri saya. Semua itu saya lakukan demi putri saya yang mencintai Anda dengan tulus. Anak itu selalu bahagia jika membicarakan atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan Anda, karena itu saya tak ingin menghancurkan kebahagiaannya."
Allerick tak mampu berkata-kata lagi. Pupilnya bergetar mendengar kata demi kata yang diucapkan oleh Marquess. Ia merasa malu pada dirinya sendiri yang masih berani berdiri di depan Marquess setelah semua yang ia lakukan pada Cordelia di masa lalu.
"Maaf..."
"Kali ini ia sendiri yang menginginkan pembatalan pertunangan. Karena itu, tolong hargai keinginannya. Karena bagaimanapun juga, saya akan berada di pihaknya."
"..."
Allerick tak membalas. Ia hanya diam dengan wajah yang tertekuk. Ia bahkan tak berani lagi menatap netra merah yang kini menatapnya dengan perasaan bercampur aduk, antara marah dan sedih.
"Hanya itu yang ingin saya sampaikan. Kalau begitu saya pamit undur diri, Your Highness."
Calix Fillan yang sejak tadi memperhatikan situasi dari kejauhan mulai khawatir melihat sang Lady. Ketika melihat Cordelia yang pergi keluar dari aula, hatinya pun tergerak untuk mengikuti gadis itu. Ia berhasil mengejar Cordelia sampai di taman yang ada di belakang gedung, namun langkahnya terhenti kala mendengar suara yang memanggil gadis itu.
"Cordelia!"
Itu suara Reagan. Namun sayangnya tak ada jawaban dari gadis itu. Ia hanya menoleh sebentar kemudian melanjutkan langkahnya kembali. Reagan menghela nafas kasar, kemudian berlari menyusul gadis itu. Di sisi lain, Calix memutuskan mengurungkan niatnya untuk mengejar gadis itu. Ia tiba-tiba merasa bahwa dirinya tidak pantas untuk ikut campur dengan urusan yang melibatkan dua keluarga bangsawan besar tersebut. Ia sadar bahwa dirinya bukan siapa-siapa bagi gadis itu. Akhirnya ia pun memutuskan untuk segera pergi dari sana dan menyerahkan semuanya pada Reagan yang lebih berhak untuk menghibur Cordelia.
"Cordelia tungg—!"
Ucapan Reagan terhenti kala melihat sang adik yang tiba-tiba terduduk di tanah. Langsung saja pria itu menghampiri Cordelia yang sedang tertunduk hingga semua wajahnya tertutupi helaian rambut.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVELIA : Behind 'The Secret'
Historical Fiction"Mari kita bertunangan, Your Grace" "Mari kita batalkan pertunangan ini, Your Highness" Kedua gadis yang berada dalam dua kondisi berbeda, membuat mereka bertindak tidak seperti 'diri' mereka sendiri. Ivana dan Adelia menyadari bahwa keduanya masuk...