CHAPTER 10

393 39 3
                                    

Dia tersenyum?

Cordelia seketika mematung saat menyadari apa yang baru saja ia lihat. Helene tersenyum padanya. Senyum itu begitu tipis dan hanya sekilas sehingga tidak ada yang menyadarinya, kecuali Cordelia.

"Kalian tidak kembali bekerja?" Ucap Reagan pada para pelayan yang masih berdiri di sana.

"M-maaf, Tuan!"

Dalam sekejap semua pelayan membubarkan diri kembali ke pekerjaan mereka masing-masing hingga kini tinggal Reagan dan Cordelia. Karena merasa canggung, Cordelia memutuskan untuk kembali ke kamarnya saja. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia langsung melangkah pergi. Namun baru satu langkah, Reagan tiba-tiba mencegatnya.

"Tunggu. Ada yang ingin kubicarakan denganmu."

"..."

"Mau sampai kapan kau akan bertingkah seperti ini? Sudah saatnya kau berhenti, ini demi kebaikanmu juga. Kau tahu sendiri, kan? Apa dampak dari semua perbuatanmu itu? Bahkan reputasimu di antara pelayan di rumah ini sangat buruk."

"..."

Lagi-lagi Cordelia hanya diam. Suasana hatinya sejak awal sudah buruk kini jadi semakin buruk. Entah karena alasan apa, tiba-tiba terlintas di benaknya sosok Reagan yang dingin di dalam novel. Perasaan marah dan benci tiba-tiba memenuhi dadanya. Ia juga teringat salah satu adegan novel yang membuatnya sangat membenci Reagan, yaitu saat Cordelia memohon pada Reagan untuk mengeluarkannya dari penjara. Meskipun Cordelia sudah mengatakan bahwa dia tidak bersalah, Reagan hanya diam dan pergi begitu saja. Bahkan sampai di akhir hayatnya pun sang kakak tidak berpihak padanya.

Bukankah kamu terlalu dingin? Padahal kamu kakak kandungnya, seharusnya kamu tetap berada di pihaknya sekalipun Cordelia memang salah. Malang sekali kamu Cordelia, sampai akhir pun nggak ada yang berpihak padamu.

Cordelia tak sadar air matanya mengalir selagi ia memikirkan adegan novel yang menyedihkan itu. Reagan yang ada di depannya sontak kaget dan kebingungan.

"K-kau menangis?!"

"Eh?"

Tak hanya Reagan, Cordelia sendiri tampak terkejut saat menyeka air mata yang jatuh ke pipinya.

"M-maaf karena sudah memarahimu tadi, sepertinya aku terlalu terbawa emosi. Maafkan aku. Jadi berhentilah menangis. Hm?"

Untuk sesaat Cordelia terkejut melihat sosok Reagan yang biasanya selalu terlihat dingin, kini seperti khawatir dan kebingungan seperti orang bodoh.

"Kenapa kau langsung menuduhku padahal kau tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi?!"

Reagan tersentak kaget mendengar luapan amarah Cordelia yang tiba-tiba.

"Aku hanya mengingatkanmu agar tidak berlebihan..." ucapnya sambil mengusap tengkuknya dengan canggung.

"Kenapa kau langsung berpikir bahwa akulah pelakunya? Padahal sudah berkali-kali aku katakan, bukan aku pelakunya, tapi tidak ada yang percaya bahkan kau pun tidak mempercayaiku!"

"... Sungguh bukan kau pelakunya?" Tanya Reagan ragu.

"Iya! Bukan aku!!"

"Haa... aku bersalah, seharusnya aku tidak melakukan itu. Maafkan aku karena tidak mempercayaimu."

Cordelia tertegun dan merasa aneh dengan dirinya. Kenapa ia tiba-tiba bertingkah seperti anak kecil padahal dia sudah 21 tahun? Lalu kenapa ia tiba-tiba meluapkan amarahnya seperti ini, seolah-olah ia memang sudah memendam kekecewaan pada Reagan sejak lama. Padahal jelas mereka baru bertemu sejak Adelia datang ke dunia ini.

EVELIA : Behind 'The Secret'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang