Cordelia duduk santai di balkon kamarnya yang menghadap ke taman indah di mansion keluarga. Cahaya matahari sore yang hangat menerpa wajahnya, memberikan rasa nyaman yang sempurna. Di meja kecil di sampingnya, terdapat secangkir teh hangat dan sepiring cemilan manis. Di tangannya, sebuah novel yang membawanya ke dunia lain, jauh dari kenyataan.
Suara burung berkicau dan desiran angin yang lembut melengkapi suasana tenang itu. Cordelia sedang menikmati masa-masa pemulihannya setelah mengalami kejadian yang cukup memalukan beberapa waktu lalu.
Tiba-tiba, pintu balkon terbuka pelan. Marilyn, pelayan pribadi yang selalu setia mendampingi, muncul dengan wajah penuh antusias.
"Nona, ada kurir yang datang membawa bunga untuk Anda," kata Marilyn dengan suara lembut.
Cordelia mengalihkan pandangannya dari novel dan tersenyum tipis. "Bunga? Dari siapa?"
Marilyn menggeleng pelan. "Saya juga tidak tahu, Nona. Tidak ada nama pengirimnya. Namun, ada surat yang menyertai bunga itu."
Marilyn kemudian menyerahkan rangkaian bunga yang indah dan harum serta sebuah amplop kecil kepada Cordelia. Cordelia menatap bunga itu sejenak, menikmati keindahannya, sebelum mencium aromanya yang menenangkan. Setelah itu, dia dengan hati-hati membuka amplop surat tersebut.
Dia mulai membaca surat dengan penuh rasa ingin tahu. Mata Cordelia melebar saat menyadari bahwa surat itu dari Calix. Senyuman merekah di bibirnya saat membaca isi surat yang penuh perhatian itu.
Dear Lady Cordelia,
Saya berharap surat ini menemani Anda dalam kondisi yang lebih baik. Saya selalu memikirkan Anda sejak kejadian hari itu dan sangat berharap luka Anda sudah sembuh. Kehadiran Anda selalu membawa kebahagiaan, dan saya merindukan senyum Anda setiap hari. Saya ingin sekali menemui dan berada di sisi Anda, tetapi saya sadar bahwa saya hanyalah seseorang yang tidak berarti bagi Anda.
Saya mengirimkan bunga ini dengan harapan bisa sedikit membuat Anda tersenyum. Semoga Anda menyukainya dan segera sembuh.
Dengan penuh harap,
Calix
Cordelia tersenyum lebar setelah membaca surat itu. Perasaan hangat menjalari hatinya. Dia menatap Marilyn yang masih berdiri di dekat pintu.
"Marilyn, bisakah kau tolong ambilkan kertas dan pena untukku? Aku ingin membalas surat ini," pinta Cordelia.
"Tentu, Nona," jawab Marilyn sambil membungkuk sedikit, kemudian bergegas masuk ke dalam untuk memenuhi permintaan Cordelia.
Sesaat kemudian, Marilyn kembali dengan peralatan tulis yang diminta. Cordelia mengambil tempat duduk di meja tulis kecil di balkon, menyiapkan kertas dan pena tinta di depannya. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba merangkai kata-kata yang ingin ia sampaikan kepada Calix.
Dear Calix,
Terima kasih atas bunga indah dan surat manis yang kau kirimkan. Aku sangat menghargainya dan itu benar-benar membuatku tersenyum di tengah masa pemulihan ini. Lukaku perlahan membaik, dan surat darimu memberikan semangat lebih bagiku.
Aku juga merindukan kebersamaan kita dan senyummu yang selalu tulus. Jangan pernah berpikir bahwa kau tidak berarti bagiku, karena kehadiranmu selalu membawa kebahagiaan dan ketenangan.
Aku berharap kita bisa segera bertemu lagi. Sampai saat itu tiba, jaga dirimu baik-baik.
Dengan harapan,
Cordelia
Setelah menulis surat balasan yang penuh kehangatan, Cordelia menyerahkan surat itu pada Marilyn dengan pesan khusus.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVELIA : Behind 'The Secret'
Historical Fiction"Mari kita bertunangan, Your Grace" "Mari kita batalkan pertunangan ini, Your Highness" Kedua gadis yang berada dalam dua kondisi berbeda, membuat mereka bertindak tidak seperti 'diri' mereka sendiri. Ivana dan Adelia menyadari bahwa keduanya masuk...