Suasana pesta yang semula riang dan penuh keceriaan berubah menjadi tegang ketika Everyl mendekati Cordelia dengan ekspresi serius.
Keduanya saling menatap dan memberi kode yang hanya dimengerti oleh mereka berdua. Cordelia mengangguk mengerti dan mereka berdua mulai berjalan berdampingan menuju Helene yang tengah berbincang dengan para tamu.
Cordelia menatap para tamu lalu tersenyum dengan lembut. "Mohon maaf hadirin yang terhormat. Sesungguhnya saya tidak ingin merusak pesta yang indah ini, tetapi saya memiliki pengumuman yang perlu disampaikan."
Semua orang memperhatikan Cordelia, penasaran dengan apa yang akan diumumkan.
"Selama ini, kita tahu bahwa Helene adalah adik tiri saya, putri bungsu dari keluarga Apollyon. Namun, ada sesuatu yang perlu kita ketahui."
Semua mata tertuju pada Cordelia dan Helene.
Saat ini jarak antara Cordelia, Everyl, dan Helene sangat dekat. Ketika melangkah semakin mendekat ke arah Helene, Everyl merasakan getaran dan sedikit sengatan listrik dari gelang pendeteksi sihir yang ia pakai. Sengatan itu menandakan bahwa ia berada dalam radar 2 meter dari artefak sihir. Hal itu tentu membuatnya semakin yakin bahwa Helene memang memiliki benda sihir yang dapat mengubah penampilannya. Namun masalahnya ia masih belum bisa memastikan yang mana benda sihir itu.
Setelah memperhatikan aksesoris yang digunakan oleh Helene, mulai dari anting hingga gelangnya. Sebuah cahaya berwarna merah samar-samar terlihat dari arah dada gadis itu. Permata dari kalung yang ia gunakan yang bersembunyi balik gaun yang dikenakan oleh Helene.
Kalung...
Everyl segera memberikan kode pada Cordelia dengan menyentuh lehernya sendiri. Beruntung Cordelia dapat menangkap kode tersebut dengan cepat. Perhatiannya pun kini beralih sepenuhnya pada Helene yang ada di hadapannya.
"Helene, aku tidak ingin membuat kehebohan, tetapi ini hal yang harus diketahui semua orang."
Cordelia tiba-tiba menarik kalung yang dipakai Helene dengan paksa, membuat semua orang terkejut atas tindakan gadis itu, terlebih Helene. Gadis bersurai pirang itu terkejut bukan main saat kalungnya berhasil dirampas oleh Cordelia.
Para tamu yang menyaksikan hal itu langsung membuat spekulasi atas tindakan sembrono Cordelia. Mereka berpikir, lagi-lagi dia merundung Helene.
Helene mencoba untuk merebut kembali kalungnya, namun Cordelia sama sekali tak berniat untuk mengembalikannya. Di tengah kepanikannya, Helene berusaha keras menyembunyikan wajahnya dari semua orang.
"Kembalikan kalungku!!!"
Cordelia tersenyum licik saat melihat Helene yang sedang berusaha keras menyembunyikan wajahnya.
"Kalau begitu, perlihatkan wajahmu."
Dengan sorot mata yang dingin, Cordelia menatap gadis yang tengah menangis dengan tangan yang menutupi wajahnya itu. Tentunya pandangan orang-orang padanya semakin buruk. Namun Cordelia tak memperdulikan hal itu lagi, karena yang terpenting adalah mengungkapkan identitas Helene secepatnya.
Everyl yang sedari tadi hanya memperhatikan, mulai merasa geram melihat Helene tak kunjung mengangkat wajahnya. Di saat kesabarannya sudah hilang sepenuhnya, gadis itu akhirnya nekat untuk turut campur. Ia melangkah ke arah Helene, lalu menarik paksa tangan gadis itu yang menutupi wajahnya.
"Apa yang kau lakukan, Cordelia?" Terdengar suara Marquess Apollyon dari kerumunan yang ada di belakang Cordelia. Terlihat Reagan yang baru muncul tak lama setelahnya.
"HAH?!!"
Tepat setelah Everyl berhasil menyingkirkan tangan Helene yang menutupi wajahnya, semua orang yang ada di ruangan itu seketika terkesiap akibat hal yang baru saja mereka lihat. Helene dengan matanya yang berwarna biru terang dan berlinangan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVELIA : Behind 'The Secret'
Historical Fiction"Mari kita bertunangan, Your Grace" "Mari kita batalkan pertunangan ini, Your Highness" Kedua gadis yang berada dalam dua kondisi berbeda, membuat mereka bertindak tidak seperti 'diri' mereka sendiri. Ivana dan Adelia menyadari bahwa keduanya masuk...