"Nona Eve. Bolehkah saya masuk?"
Terdengar suara seorang pelayan dari arah luar kamar ketika Everyl sedang dibantu oleh Jess untuk menyisir rambut panjangnya. Tentu tanpa menunggu lama, Everyl segera mempersilahkannya masuk. Pelayan itu datang dengan membawa sepucuk surat dan memberikannya pada Everyl. Terlihat bagaimana ekspresi panik dari pelayan tersebut sehingga membuat Everyl curiga.
"Ada apa, Luna? Surat apa itu?"
"Nona.. I-ini adalah surat dari kekaisaran. Tepatnya dari pangeran kedua."
Mendengar penuturan itu, tubuh everyl mendadak kaku. Isi kepalanya saat ini bertanya-tanya apa yang direncanakan pria itu. Dengan cepat ia merobek dan membuka paksa bungkusan surat tersebut dan membaca isi dalamnya.
Halo Lady...
Bagaimana kabar Anda? Saya harap baik-baik saja. Saya tidak bisa tidur sejak pertemuan terakhir kita. Seharusnya saat itu saya mengajak Anda bertemu dan keluar bersama, sayangnya keadaan sangat tidak memungkinkan.
Karena hal itu saya tidak bisa berhenti memikirkan Anda. Ketika melihat kumpulan bunga yang bergoyang di bawah mentari mengingatkan saya akan wajah ceria dan sikap menarik Anda. Saya tidak bisa menahannya lagi.
Untuk itu, maukah Anda sekiranya menerima permintaan saya? Permintaan saya ialah, bersediakah Anda menjadi pasangan saya untuk pesta di kediaman Duke Clamonte? Besar harapan saya untuk kesediaan Anda. Saya akan selalu menunggu jawaban dari Anda dengan lapang dada.
Salam Hangat,
Evander.
Tepat setelah membaca surat itu, lantas saja Everyl memasang wajah tidak menyenangkan dan justru merasa tidak nyaman seperti habis mendengar gombalan dari preman pasar yang memanggil tiap gadis-gadis yang lewat area teritori mereka.
Kenapa ia melakukan ini padaku?
Berbeda dengan Everyl, Jess dan Luna justru merona dan menutup mulut tak menyangka. Mereka lantas merampas surat itu dan membaca dengan berbinar.
"Astaga Nona.. Sepertinya pangeran kedua menyukai Anda. Anda sangat beruntung. Anda harus membalasnya segera." Luna berucap dengan semangat menggebu. Ia terlihat seperti gadis yang baru pertama kali membaca surat cinta.
"Itu tidak mungkin..." Everyl memijat kepalanya. Ia merasa semakin pusing dengan kedatangan surat dadakan tersebut. Entah apa yang Evander inginkan darinya, sejak kejadian di pesta kekaisaran serta pesta teh, Everyl bersumpah tidak ingin berhubungan dengannya lagi.
Baru saja ia ingin melipat kembali surat tersebut, tubuhnya malah langsung ditarik untuk berdiri secara paksa yang membuat ia sempoyongan dan linglung.
"Apa yang Anda lakukan, Nona?!! Anda harus segera membalasnya. Anda tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini." Luna masih juga terlihat bersemangat. Everyl yang merasa tak nyaman menoleh untuk meminta pertolongan pada Jess, sayangnya ia malah mendapati pengasuhnya itu menatapnya dengan mata berbinar.
Ia merasakan perasaan tak enak. Saat ini bahkan punggungnya mulai berkeringat dingin, padahal ia sama sekali tidak melakukan hal apapun.
"Apa yang dikatakan Luna itu benar, Nona. Anda harus segera membalas dan menerimanya. Lupakan saja Duke Haverford. Pangeran kedua jauh lebih baik."
Meski Jess mengatakan dengan wajah datar dan suara lembut, namun Everyl bisa merasakan sorot mata tajam dan tekad kuat disebalik kata-katanya.
"KENAPA KALIAN BERDUA SEPERTI INI?!!!!"
Everyl tanpa sadar berteriak karena panik. Ia tidak bisa membiarkan hal ini. Kedua pelayannya sudah salah paham. Ini semua gara-gara surat sialan itu. Tunggu saja, ia pasti akan membalas Evander untuk ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVELIA : Behind 'The Secret'
Historical Fiction"Mari kita bertunangan, Your Grace" "Mari kita batalkan pertunangan ini, Your Highness" Kedua gadis yang berada dalam dua kondisi berbeda, membuat mereka bertindak tidak seperti 'diri' mereka sendiri. Ivana dan Adelia menyadari bahwa keduanya masuk...