2. Distrik Pusat

126 15 0
                                        

"Hoammm... Semalam aku tidak bisa tidur! Kenapa kau mengorok?" Tanya Isaac pada Jisoo.

"Aku? Wanita secantik aku ini tidak mungkin mengorok sepertimu! Kapten, apakah kau mendengar suara dengkuran ku semalam?" Tanya Jisoo mengandeng tanganku.

"Sedikit!"

Jisoo memang mendengkur semalaman, aku terus berjaga untuk mengantarkan mereka bertiga ke tempat ini. Aku sangat mengantuk sampai rasanya aku ingin segera tiba di tempat penginapan untuk kami.

"Dengar! Kau mendengkur!" Teriak Isaac.

"Kau juga Isaac! Kau lebih keras dari Jisoo dan membuatku ingin menutup mulutmu dengan lakban semalam!" Aku melirik Raon yang diam menatap pintu besar.

Wajahnya seperti sedang berperang melawan penjahat kelas atas di game. Apakah dia sudah menyelesaikan game terakhir? Aku hanya bisa sampai ke level tiga, tapi Raon sudah sampai ke level atas. Aku tidak boleh kalah darinya memainkan game cara menjadi petani yang baik!

"Raon, aku mengantuk! Bisakah kau ambil kunci, kami akan menunggumu di tempat biasa!" Aku ingin tidur tapi pengambilan kunci untuk penginapan kami sangatlah sulit dan penuh perjuangan keras untuk mendapatkannya. Aku tidak mau menunggu lama hanya untuk berdebat dengan resepsionis menjengkelkan itu! Wanita itu hanya baik kepada Clovis lain tapi tidak untuk kami!

"Baiklah! Kapten tidur saja! Aku akan segera kembali!" Raon berjalan lebih cepat.

Leherku juga sangat sakit!

Jisoo dan Isaac terus berdebat tanpa henti membuat telingaku berdengung saking sakitnya. Kapan acaranya dimulai? Malam ini? Mataku fokus kepada wajah seseorang, dia adalah kapten dari distrik lain. Siapa namanya?

Aku lupa!

Intinya dia bukan orang baik!

"Siapa ini? Kenapa kalian datang?" Tanya Isdor menghalangi langkah kami.

Pria berkulit gelap ini, dia sangat tidak suka padaku! Kenapa? Aku membuat masalah dengan rambutnya sampai dia saat ini memangkas habis rambutnya. Apakah dia belum membeli penumbuh rambut lagi? Ataukah aku harus membeli untuknya? Iya? Tapi rambut botak sangat cocok untuknya, dia cukup tampan sebagai seseorang yang kehilangan rambut karena sebuah pisau.

"Oh, Isdor! Kau mau apa? Balas dendam padaku karena menghilangkan rambutmu?" Tanyaku penasaran.

"Diam kau! Aku tidak akan membahas tentang rambut lagi!"

"Lalu?" Tanyaku mulai lelah melihat wajahnya.

Kepalaku menjadi pusing karena tidak tidur semalaman. Bisakah dia minggir dari jalanku? Aku perlu lewat dan menunggu Raon di depan pintu! Aku bisa tidur disana tanpa ada gangguan seperti laki-laki ini.

"Aku hanya ingin tahu saja, kenapa kalian datang? Apakah kalian mendapatkan undangan? Para Clovis utama sudah berkumpul sejak tadi. Tapi kau dan mereka justru terlihat sangat buruk!" Isdor melihatku dari atas ke bawah seakan mencemooh penampilanku.

Aku memang tidak menggunakan seragam resmi, kami baru saja datang dari distrik tujuh. Untuk apa membuat pakaian kotor di perjalanan? Aku sangat menghormati seragamku. Aku akan memakainya untuk saat perkumpulan resmi saja!

"Hey! Apa yang kalian lakukan disini! Cepat masuk! Semua orang sudah berkumpul untuk rapat darurat! Kau, dimana seragammu!" Seorang laki-laki datang dan menunjuk bajuku. Kaos besar, celana pendek besar, dan tas besar. Aku seperti seorang anak kecil yang akan melakukan karyawisata.

"Di dalam! Kalau sepenting itu kami harus masuk sekarang! Isaac, pergilah cari Raon untuk berkumpul. Setelah ini kita pulang saja!" Perintahku.

"Pulang? Kita tidak menginap saja?" Tanya Jisoo terkejut.

"Hoammm... Membuang waktu saja! Aku ingin segera pergi mencuri di tempat Amo! Bukankah kau juga mau?"

Wajah Jisoo berbinar dan mengangguk bersemangat. Aku melirik Isdor dan menarik tangan Jisoo untuk mengikuti Pimpinan Seok. Untuk apa lagi kami disini jika bukan mendengarkan kabar terbaru dari Amo? Jika itu hanya berita remeh aku akan marah besar kepada Pimpinan Seok. Laki-laki tua itu mengganggu jadwal berburu game di tempat Amo!

Wah, gila!

Mereka memang sudah berkumpul sejak tadi! Tapi untuk apa Isdor di depan sana? Apa dia sengaja menunggu dan mencemoohku? Jika iya, pantas saja dia sudah menyiapkan kata-kata yang ingin keluar dari mulut besarnya.

"Winter!" Hwan melambaikan tangannya padaku.

Kenapa dia menyapaku? Kami sedang berada di rapat penting! Lihat orang-orang yang langsung melihatku dan Jisoo seperti hewan pengganggu. Pakaian yang kotor dan begitu berbeda dengan seragam hitam mereka. Bagus sekali, Hwan! Dia membuatku menjadi pusat perhatian!

"Hai!" Sapaku tanpa mau melihatnya lagi.

"Kapten! Dimana kita duduk?" Bisik Jisoo.

"Seperti biasa!" Aku menarik Jisoo menuju tempat terdepan.

"Kapten? Apakah kau yakin?" Tanya Jisoo.

"Ya, hanya disana yang memiliki tempat kosong untuk kita berempat! Kita sudah terlambat datang! Kenapa Isaac tidak memberitahu waktu rapat ini?" Tanyaku menahan amarah.

"Dia memang tidak bisa diandalkan!"

Benar sekali!

Aku duduk dan melihat sekitar. Kenapa aku bisa mendapatkan tempat di samping distrik satu? Aku bisa mati di dekat orang itu!

"Hah! Kapten! Kenapa kau memilih tempat ini?" Tanya Isaac datang bersama Raon.

"Karena semua ini salahmu! Kenapa kau tidak memberitahuku bahwa jadwal pertemuannya pagi ini? Lihat baju kita semua seperti gelandangan! Apakah kau tidak memeriksanya?" Tanyaku dengan urat tanganku ingin memukul Isaac.

"Oh, itu... Itu maafkan aku, kapten! Aku tidak melihatnya, aku hanya memastikan tanggalnya saja!"

Si bajingan kecil ini!

Aku cukup malu tahu kami sangat berbeda dari distrik lain. Walau aku tidak terlalu peduli tapi aku memiliki tingkat rasa malu tinggi. Aku sudah menyiapkan seragam kebanggaanku sebagai Clovis tapi aku tidak memakainya saat ini.

Sialan! Percuma aku meminta parfum dari Jisoo.

"Hmm... Lain kali biarkan Raon yang memeriksanya, aku lebih percaya matanya daripada mata minusmu!"

"Iya! Kau memang tidak pernah bisa melakukan hal yang benar Isaac! Kau itu selalu membuat kesalahan untuk untuk kita semua!" Jisoo ikut menambahi rasa marahku pada Isaac.

"Aku sudah meminta maaf! Maafkan, aku! Okey! Kapten, aku juga tidak tahu jika jadwalnya adalah jadwal pagi. Sungguh, kupikir akan seperti biasanya!" Bela Isaac.

"Bisakah kalian diam?" Suara seseorang menghentikan perdebatan kami.

Bukan Raon melainkan seseorang disampingku. Rambut biru dan mata birunya menatapku tajam. Oh, aku lupa sedang berada di dekat siapa. Valrey nampak tidak senang atas keberadaan kami di samping distriknya. Mereka juga melihatku begitu dingin seperti sebuah es di kutub Utara.

"Tutup saja telingamu dan jangan pedulikan kami!" Aku tersenyum sinis dan melihat ke depan.

Aku ingin segera pergi dari tempat ini!

🔫🔫🔫

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Clovis ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang