34. Kebohonganmu

38 6 0
                                    

"Apa ini? Apa semua ini?" Tanyaku padanya.

Tapi dia hanya tersenyum dan masuk ke dalam sebuah pintu. Aku mengikutinya lagi dan menemukan lorong yang dipenuhi banyak pintu dimana-mana. Ruangan apa ini? Kenapa begitu banyak pintu yang tidak ada diingatkanku?

"Winter! Sedang apa kau! Para Amo sedang mengelilingi tempat ini! Ayo cepat pergi!" Caleb menarik tanganku.

"Aku menemukan Profesor Donovan! Dia sungguhan ada di tempat ini!"

"Tapi semua orang sedang mengalami bahaya! Amo menyerang!"

Amo? Caleb menarik tanganku pergi, tapi bagaimana dengan Profesor Donovan disana? Aku harus menemuinya! Dia adalah orang yang harus kami tangkap dan selidiki! Dia adalah orang di balik tragedi ini. Kepalaku berdenyut sekali lagi. Aku memegangi tangan Caleb dan bertumpu padanya. Tubuhku tiba-tiba sulit untuk pergi dari tempat ini.

"Kenapa Winter?"

"Aku tidak bisa bergerak!" Cicitku lemah.

"Sialan!" Caleb menggendong tubuhku dan mengangkatku untuk berlari pergi.

Kepalaku sangat sakit!

"Arghttt..."

"Bertahanlah! Kita akan keluar dari distrik ini!"

"Manusia-manusia!" Para Amo memenuhi jalan menuju pintu keluar.

Kenapa banyak Amo yang berdatangan?

"Tuan Caleb! Kapten!" Teriak Isaac di luar sana.

"Pergilah lebih dulu! Kami akan menggunakan jalan lain!" Teriak Caleb pergi mencari jalan lain.

"Caleb, ada lubang kecil di kamarku! Kita bisa keluar dari sana!" Aku mencengkram baju Caleb erat-erat.

Sialan, kenapa kepalaku terus berdenyut seperti ini? Aku menatap wajah Caleb yang begitu panik. Apakah kami akan baik-baik saja?

"Tidak bisa! Ayo cari jalan lainnya!" Caleb pergi ke sisi lain menendang banyak pintu dengan kakinya.

Dia terus berlari melewati banyak lorong dan pintu, kenapa tempat ini dipenuhi pintu-pintu aneh? Sejak kapan tempat ini seluas itu? Ingatanku hanya ada di tempat latihan tapi tidak dengan semua ini. Caleb berlari dan berhenti berjalan. Kenapa? Apa yang dia lihat sekarang? Aku mengikuti arah pandang Caleb dan menemukan Profesor Donovan yang di belakangnya di penuhi Amo.

Bagaimana bisa dia tidak mengalami sesuatu? Apakah dia, dia yang mengendalikan para Amo?

"Kejutan yang sangat menyenangkan! Pfttt..."

"Winter? Apakah kau percaya padaku?" Tanya Caleb dengan suara rendah.

"Percaya? Percaya apa?" Tanyaku saat dia menurunkanku dari gendongannya.

Caleb mengarahkan senjatanya pada Profesor Donovan. Apa dia ingin membunuhnya?

"Kau tidak bisa membunuhku!" Kata Profesor Donovan yang bersembunyi di antara para Amo yang mendekati kami.

"Sialan!" Umpat Caleb.

Dorrr... Dorrr...

Caleb menembaki lantai bawah dan menginjak-injaknya sekuat tenaga. Apa yang dia lakukan? Caleb memelukku tubuhku dan menginjaknya lantai sekuat tenaga.

"Percayalah padaku!"

Brukkk...

Byurrr...

🔫🔫🔫

"Uhukkk... Uhukkk..."

Bagaimana dia bisa tahu ada aliran air di bawah lantai yayasan? Aku mengeluarkan banyak air dari dalam mulutku. Satu hal yang tidak bisa aku lakukan, aku tidak bisa berenang! Caleb menepuk-nepuk punggungku dan membuatku mengeluarkan banyak air dari dalam.

"Hah... Bagaimana kau bisa tahu?" Tanyaku.

"Hanya sebuah firasat saat aku melewatinya. Lantainya berbunyi aneh dari lantai biasa. Jadi aku berpikir ada ruang kosong di bawah tapi kita justru berada di dalam aliran air! Apakah kau tidak apa-apa?"

"Hmmm... Apakah barangku selamat?" Tanyaku melihat tas yang basah kuyup.

"Setidaknya tas mu anti air, mungkin beberapa barang rusak di dalam. Apakah aku bisa berjalan? Bagaimana kondisi kepalamu, apakah kau merasa pusing?" Tanya Caleb bertubi-tubi.

"Kau membuatku pusing! Dimana kita saat ini?" Aku melihat tempat ini seperti gua.

Gua yang berisi aliran air yang begitu deras. Jangan katakan alirannya sama dengan sungai di luar wilayah ini. Kami bisa keluar dari tempat ini tapi tidak dengan orang-orang di atas sana. Sepertinya Profesor Donovan menyuruh para Amo untuk menyerang kami semua. Sialan, harusnya aku tidak mempercayai laki-laki itu! Semua orang di yayasan, harusnya aku tidak mempercayai mereka!

Sialan!

"Aku merasa baik! Aku hanya merasa sangat pusing di tempat itu! Sialan, ayo pergi dan cari mereka di atas sana! Mungkin mereka terjebak di antara para Amo!" Aku mengambil tas dan mengangkatnya.

Aku sudah tidak memiliki senjata lagi begitu juga dengan Caleb. Kami akan mati jika nekat ke atas tanpa senjata satupun! Kenapa banyak hal buruk terjadi?

"Apa kau tinggal disana selama 10 tahun?" Tanya Caleb di sela-sela kami menemukan jalan keluar.

"Yah, kenapa? Apakah terlihat menyeramkan? Disana kami saling bertarung dan melawan! Aku hanya memiliki teman sekamarku yang membantuku untuk tetap waras disana."

"Siapa dia? Perempuan?"

"Seorang laki-laki! Kami bertemu saat usia kami 15 tahun. Awalnya kami tidak begitu akrab tapi seiring berjalannya waktu, kami semakin dekat dan cukup aneh jika hanya di katakan sebagai seorang teman saja. Aku dan dia, lebih dari itu!"

"Tidak heran karena kalian berdua tinggal bersama! Apa kalian menjalin kisah cinta?" Tanya Caleb.

"Tidak seperti itu! Kau pikir kami apa? Kami tidak tahu apa-apa! Kami dididik hanya untuk membunuh Amo! Tapi aku akui aku menyukainya tapi sepertinya dia tidak. Terakhir kali aku justru membunuhnya!"

"Kau ingat siapa namanya?"

Namanya?

Namanya? Namanya? Siapa namanya? Kakiku berhenti berjalan dan menatap wajah Caleb. Siapa namanya? Siapa nama temanku itu? Aku tidak pernah menyebut namanya sama sekali. Tapi siapa namanya?

"Aku tidak tahu!"

"Kau tidak tahu siapa nama temanmu yang selama ini hidup 10 tahun denganmu?"

"Aku tidak tahu! Aku tidak tahu! Siapa namanya? Kenapa aku tidak ingat?" Aku memukul kepalaku berkali-kali.

Kenapa otakku seperti kaset rusak? Ayolah, ini hanya nama seseorang. Siapa namanya? Ingatlah, Winter! Siapa anak laki-laki itu? Siapa dia! Ingat, Winter.

"Siapa? Siapa? Siapa?" Aku memukuli kepalaku lagi dan lagi.

Tidak mungkin aku melupakan nama seseorang yang berarti untukku!

"Tenanglah, Winter! Tidak apa-apa jika kau tidak ingat padanya! Tenanglah!" Caleb meraih tubuhku dan memelukku.

"Aku tidak ingat! Bagaimana ini? Siapa namanya? Siapa nama anak itu? Aku tidak bisa mengingatnya? Ada apa denganku ini? Ada apa denganku?"

"Sttt... Tenanglah! Jangan memikirkannya lagi!" Caleb mengusap punggungku.

"Hiskkk... Hiskkk..."

Kenapa dengan ku ini? Apa saja yang kulakukan sampai tidak mengingat namanya? Bahkan nama anak-anak di yayasan, aku juga tidak mengingatnya! Kenapa bisa seperti ini? Rasa ketakutan memenuhi tubuhku, aku takut. Aku takut.

Siapapun tolong beritahu aku apa yang terjadi? Tolong!

🔫🔫🔫

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Clovis ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang