52. Bertemu Lagi

33 5 0
                                    

"Winter! Cepat bawa semua barang ini dan jangan sampai kau jatuhkan satupun!" Teriak Tiffany yang menyuruhku membawa semua barangnya. Sebagai seorang asisten pribadinya aku harus siap sedia untuk membawa barang belanjaannya. Dari ini itu, apapun. Aku mengangkat semua tas dan mengikuti Tiffany pergi. Dia benar-benar akan membeli barang-barang lagi.

Entahlah dia sudah menghabiskan banyak uang untuk membeli tas, sepatu cantik, dan pakaian mewah. Aku hanya meneguk ludahku susah payah tak kala melihat bagaimana dia tidak sungkan mengeluarkan uangnya. Hidup memang seperti ini. Indahnya menjadi kaya raya.

"Winter! Bawa ini!" Pintanya lagi.

"Iya!" Walupun dia sering memerintahkanku apapun, dia tidak pernah sekalipun menganggapku sebagai seorang manusia. Maksudku, bisakah dia melihat semua barang ini?

Aku ingin pergi ke mobilnya tapi dia masih berkeliaran membeli barang.

"Arghttt..." Tubuhku terjatuh seketika.

Siapa yang menabrakku? Dan apa ini? Aku melihat bajuku yang panas dan basah. Bagus sekali, ini pakaian paling kusukai sejauh ini. Aku mencoba berdiri dan mengambil semua barang yang berjatuhan. Untunglah tidak ada yang basah karena air. Aku mati di tangan Tiffany!

"Apa yang kau lakukan Winter?" Teriak Tiffany dari jauh.

"Iya!" Aku mengambil semua barang dan melihat seorang pria yang baru menabrakku.

Dasar tidak punya mata!

Sialan!

Aku berlari ke arah Tiffany, prioritasku adalah Tiffany bukan siapapun lagi! Bahkan baju ini! Aku akan mencucinya setelah pekerjaan ini selesai! Bajingan!

"Apa tadi? Apakah barangku rusak?" Tanya Tiffany mulai marah.

"Aman! Semuanya aman!" Aku tersenyum padanya.

"Jaga baik-baik dan ikuti aku!"

Aku mengangguk dan mengikuti Tiffany lagi. Lain kali jika seseorang menabrakku aku akan memukulinya!

🔫🔫🔫

"Aduhhh..."

Hari ini adalah hari paling menyebalkan! Tiffany membawa banyak barang dan membuatku seperti kotak-kotak yang berjalan. Bahkan wajahku sampai tidak terlihat. Wajah kusam ini dan rambut lepek ini! Sangat buruk! Pantas saja tidak ada seorangpun yang tertarik padaku ditambah hari ini bajuku terkena tumpahan kopi panas. Aku sampai tidak sadar saking paniknya terhadap barang-barang Tiffany.

Aku harus mencari pekerjaan lain!

Mungkin perusahaan ini! Aku mendongak dan melihat bagaimana bangunan berdiri begitu kokoh. Kubur saja impianmu, Winter! Tidak mungkin bisa bekerja disini.

"Hah... Arghttt..." Aku terjatuh lagi dan menyentuh lantai begitu keras. Kali ini aku akan sangat marah!

"Maaf! Aku benar-benar tidak sengaja!"

"Yah, mungkin otakmu yang sengaja! Aku hanya diam saja disini dan kau menabrakku? Bajingan!" Aku menatapnya marah dan pergi tanpa akan memukulinya.

Dilihat dari bajunya dia orang kaya, aku tidak bisa melawan orang kaya.

"Tunggu, kau Winter kan?" Dia berlari ke arahku.

"Winter? Apakah kau mengenalku?" Tanyaku menatapnya dari atas ke bawah.

Sejak kapan aku memiliki teman atau kenalan orang kaya sepertinya? Aku menggaruk daguku dan melihat wajahnya. Dia tampan! Sepertinya aku tidak memiliki teman yang setampan orang ini. Siapa?

"Tentu saja, apakah kau lupa padaku?"

"Hmmm, sepertinya kau salah orang!" Apakah dia orang yang ingin mengajarkan aliran sesat?

"Tidak! Kau benar-benar lupa padaku rupanya. Aku Caleb!"

Caleb? Pria tampan ini? Aku menatapnya dan menutup mulutku. Wah, dia benar-benar menjadi orang hebat.

"Kau Caleb yang dari panti asuhan? Kau darimana saja! Aku menunggu surat darimu, sialan! Aku hampir mengira kau mati!"

"Maafkan aku! Aku kehilangan alamat panti asuhan dan aku..."

"Kau pasti sangat sibuk! Hmm, kalau begitu aku pergi dulu. Aku harus mengurus sesuatu!" Aku tersenyum dan mencoba untuk pergi darinya.

"Tunggu Winter! Apa kau memiliki sedikit waktu, aku ingin bicara denganmu. Aku ingin menjelaskannya!"

"Hmm? Ah, tapi..."

"Sebentar saja! Apa kau tidak suka bertemu denganku?" Tanyanya memegangi tanganku.

Aku menatap Caleb dan mengangguk mengiyakannya. Mungkin sebentar saja dan aku hanya ingin mendengar penjelasan darinya. Setelah itu lebih baik kami tidak bertemu lagi. Aku memainkan kakiku dan menatap Caleb yang memesan beberapa makanan. Aku merasa sangat tidak pantas duduk bersamanya. Baju yang terkena tumpahan kopi, sepatu kotor, rambut acak-acakan, dan aku kira kami tidak sebanding. Sepatunya mengkilap, jas begitu bersih, dan jam tangan mewah itu. Gila, itu seharga perumahan mewah.

"Jadi, kenapa kau tidak mengirimkan surat padaku?" Tanyaku ingin tahu.

"Aku menghilangkan alamat rumah dan orangtuaku juga tidak memberitahuku apapun. Aksesku terputus, aku juga tidak bisa menggunakan handphone sebelum bisa masuk ke salah satu universitas terbaik. Aku bekerja keras untuk itu dan aku benar-benar tidak bisa berbuat apapun disana."

Pasti bohong!

"Tidak apa-apa! Sekarang kau bekerja dimana?" Tanyaku meminum kopi yang baru datang. Rasanya sangat enak. Pasti mahal.

"Bekerja di perusahaan ayahku, kau sendiri?" Tanyanya.

"Bekerja dengan seseorang. Kau sangat sukses Caleb, aku tidak akan menyangkanya!" Aku tersenyum dan menahan dadaku yang bergemuruh hebat.

"Itu yang harusnya kau lakukan! Kau sering kabur setiap malam!"

"Hemm... Aku sangat nakal dulu! Aku tidak sepertimu yang pintar, tapi aku sangat senang bisa bertemu denganmu dan melihatmu sukses."

"Kau keluar dari panti asuhan?" Tanyanya.

"Hmmm... Caleb, aku harus pulang! Anak-anakku menungguku di rumah. Maafkan aku! Selamat tinggal!" Aku mengambil tasku dan berlari pergi dengan cepat.

Kenapa aku sangat sedih melihatnya? Aku marah! Tidak mungkin selama 13 tahun ini dia tidak bisa menghubungiku. Harusnya dia bisa kan? Aku menutup mulutku dan berlari dengan tangisan. Aku tidak cukup pantas bertemu dengannya. Aku hanya mengurus panti asuhan yang hampir ditutup dan dia adalah orang yang tidak seperti dulu. Hidup kami sudah sangat berbeda. Aku tidak akan bertemu dengannya lagi! Aku bertahun-tahun menunggu kabar darinya, mencari segala informasi mengenai keluarga adopsinya sampai menelpon rumahnya. Tapi aku tidak mendapatkan kabar apapun. Mencari dimanapun itu, Caleb tidak pernah terlihat atau terdengar. Aku lebih suka menganggapnya telah mati. Aku terlalu bodoh berharap dia mengingatku. Aku bukan siapa-siapa! Aku bukan siapapun!

"Hiskkkk..."

🔫🔫🔫

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Clovis ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang