10. Sebuah Suara

38 8 0
                                    

"Pfttt... Sepertinya Kapten Isdor sangat menyukaimu!" Isaac menutup mulutnya.

"Aku rasa juga begitu! Kapten, kau bisa memanfaatkannya! Dia pasti akan mengirimkan banyak hadiah untukmu lagi. Kau harus menjalin hubungan baik dengannya!"

Apa-apaan mereka berdua ini?

Jadi mereka ingin aku menjadi penjilat untuk Isdor? Aku tidak mau! Aku hanya menganggapnya sebagai belas kasian musuh tapi tidak untuk kesempatan lainnya. Kebaikan seseorang itu pasti tidaklah gratis. Pikiran seorang laki-laki yang menghadiahi wanita juga sangat ambigu. Bisa saja mereka tulus satu sisinya ada keinginan yang tersembunyi!

"Kalian ingin menjualku?" Tanyaku marah.

"Kami tidak mungkin menjual Kapten yang sangat cantik ini! Tapi kesempatan tidak datang dua kali. Lihat wajah Kapten Isdor tadi, dia sepertinya sangat kagum padamu. Aku yakin 100%, dia menyukaimu!" Jisoo bertepuk tangan sangat meriah.

"Benar! Kita bisa mendapatkan senjata darinya dan barang-barang elektronik terkini! Ayolah, Kapten!" Isaac menatapku dengan wajah berbinar.

Kenapa aku harus bekerja dengan anak-anak yang tidak tahu apa-apa ini? Aku memang tertua di Clovis distrik tujuh. Termuda adalah Isaac 20 tahun, Jisoo 22 tahun, Diego 24 tahun, Raon 25 tahun, dan aku... 29 tahun. Tahun ini 30 tahun tapi tubuhku terpendek di kelompok. Kenapa aku sangat tua dengan tubuh ini? Orang-orang sering menganggapku yang termuda tapi mereka tidak tahu saja aku sudah hampir kepala 3 beberapa bulan lagi.

"Kenapa aku dulu merekrut kalian?" Tanyaku menyesal.

"Karena hanya kami yang mengikutimu!" Jawab Isaac.

Oh, benar. Mereka berempat adalah teman sepermainan. Saat aku berada di distrik tujuh umurku baru 25 tahun. 5 tahun yang lalu mereka masih sangat muda. Mereka mengikutiku seperti seekor itik. Kesana-kemari dan itu membuatku lelah. Aku masih ingat wajah Raon yang memperhatikanku menembaki Amo. Dia sangat senang saat itu. Diego sangat suka saat aku memberinya permen akhirnya tubuhnya menjadi besar dan besar seiring berjalannya waktu. Jisoo dulu sangat polos, dia tidak tahu semua hal ini tapi ini salahku karena mengenalkannya dengan sebuah hal tentang kecantikan wanita. Kenapa dulu aku melakukannya? Isaac masih sangat kecil, dia hanya mengenal bagaimana cara menjadi anak yang baik tanpa merepotkan orangtuanya entahlah kenapa dia tubuh menjadi seperti ini! Aku melirik Isaac yang sibuk dengan barang barunya.

"Hanya kami yang mau menjadi Clovis! Kapten, kau benar-benar tidak mau berhubungan baik dengan Kapten Isdor? Kapten Hwan juga baik padamu! Mungkin kau harus menikah dengan salah satu dari mereka!"

Menikah? Apa maksud Jisoo? Aku lebih baik melajang seumur hidup daripada menikah dengan mereka!

"Bagaimana dengan Kapten Franco saja? Dia pendiam dan cocok untuk kapten yang banyak bicara dan mengumpat! Atau Kapten Valrey yang kaya raya? Kapten Minho juga bisa masuk, dia tampan dan kaya! Kapten hanya perlu pilih salah satu diantara mereka saja! Pasti hidup kapten dan distrik terjamin!" Tambah Jisoo membuatku tambah kesal padanya.

Dia memang berniat menjualku!

"Apa yang kau katakan Jisoo? Kapten tidak pantas untuk mereka! Kapten hanya pantas menikahi seorang dari distrik pusat, bagaimana dengan pimpinan distrik pusat?" Tawar Isaac.

"Maksudmu pria tua itu? Tuan Caleb? Dia berumur 35 tahun! Tidak! Dia terlalu tua untuk kapten!" Teriak Jisoo.

"Kapten saja juga tua! Dia lebih pantas dengan Tuan Caleb!"

Bisakah mereka diam? Aku ingin fokus menyetir untuk sampai di distrik tujuh! Aku ingin membuat kasus lain tentang mobil masuk jurang.

🔫🔫🔫

"Diego, keluarkan semuanya dan bawa ke dalam. Dimana Raon?" Tanyaku keluar dari mobil.

Keadaan cukup aman ternyata, tidak ada yang jauh berbeda selain Diego yang lebih kurus. Apa dia tidak makan apapun selama aku pergi? Kenapa pipinya lebih tirus?

"Dia berjaga di depan pintu! Katanya pintunya aneh!"

"Aneh apa?" Tanyaku mengambil senjata.

"Tidak tahu! Beberapa kali berbunyi dan Raon sangat khawatir. Jadi dia menunggu di depan sana!" Jelas Diego membawa semua barang dari dalam mobil.

Apa yang terjadi pada pintu depan? Gerbang itu tertutup rapat jika kami tidak membukanya. Aku juga harus memeriksanya.

"Aku pergi kesana! Bangunkan Jisoo dan Isaac nanti!"

"Baiklah!" Diego mengangkat jempolnya.

Kenapa pintunya berbunyi? Apa yang salah dari itu! Aku dan Isaac merawat pintunya secara rutin. Setiap seminggu sekali kami memeriksa sistem buka tutup gerbang. Jika tidak kami lakukan, beberapa tikus atau binatang sering merusak alat itu. Aku juga tidak membahayakan orang-orang di tempat ini. Nyawa semua orang tergantung pada keberadaan pintu besar itu.

"Raon! Ada apa?" Teriakku keras ke atas.

"Pintunya berbunyi setiap satu jam sekali. Aku tidak tahu kenapa?"

Satu jam sekali? Aku naik menggunakan tangga dan menemukan Raon yang melihat alat buka tutup gerbang. Kenapa bisa berbunyi setiap satu jam sekali? Aku baru saja datang dari tempat mengerikan dan setelah tiba aku menemukan hal menyeramkan lainnya? Bagus sekali!

Hidup di zaman ini memang spektakuler!

Bippp... Bippp... Bippp...

Apa ini? Perlahan gerbang terbuka, aku melihat keluar dan mendapati banyak Amo yang menunggu di luar. Yang benar saja!

"Raon tutup pintunya!" Teriakku keras.

"Tidak bisa! Alat ini bergerak sendiri!" Raon menekan tombol tutup tapi hal itu tidak berfungsi.

Sialan! Kenapa harus saat ini?

Aku menekan alarm peringatan dini. Sejak kapan Amo-Amo itu menunggu di luar? Tubuh mereka meneteskan cairan hijau.

"PERINGATAN! PERINGATAN!"

"Raon! Ayo pergi! Bantu orang-orang menuju gerbang distrik enam! Cepat! Aku akan menahan para Amo! Cepat!" Aku turun dari atas tanpa mempedulikan anak tangga yang kulewati begitu saja.

Sialan! Sialan! Kenapa harus saat-saat seperti ini? Sebentar lagi hari akan menjadi gelap! Saat malam hari Amo bisa melihat keberadaan kami jauh lebih mudah.

Dorrr... Dorrr...

Dorrr... Dorrr...

"Bajingan! Ayo maju hadapi aku!" Teriakku menembaki para Amo yang melangkah maju melewati pintu.

Mereka semua meneteskan warna kehijauan, mereka Amo-Amo yang telah menghabiskan tubuh inangnya.

Dorrr...

Tubuh mereka akan berubah menjadi air kental dan menguap begitu saja. Berapa banyak lagi yang berdatangan? Majulah! Aku terus menembaki Amo dan melemparkan bom peledak.

Booommmm... Duarrr....

🔫🔫🔫

Salam ThunderCalp!🤗

Amo itu kayak slime gaessss kalau ke bom!

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Clovis ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang