"Ada apa ini?" Tanyaku melihat beberapa orang datang ke panti asuhan.
"Kami dari dinas sosial, kami mendapatkan pengaduan bahwa tempat ini sudah tidak layak menjadi panti asuhan. Kami akan memindahkan anak-anak ke tempat panti asuhan lainnya."
"Apa?"
Aku melihat empat anak yang saling berpelukkan. Akhirnya surat pemindahan anak-anak keluar juga. Aku sudah menduganya setelah ibu pengasuh meninggal dunia. Sebagai anak tertua, aku mengambil alih tugasnya dan merawat anak-anak sampai orang tua mengadopsi mereka. Tapi yang tersisa hanya empat anak ini saja. Aku menggigit bibirku. Bagaimana aku menjelaskannya?
"Bisakah kalian memberi kami waktu. Aku akan segera mengosongkan tempat ini dan mengurus pemindahan anak-anak. Tapi aku perlu waktu untuk memberitahu mereka. Tolong!" Aku menatap wanita petugas wanita didepanku.
Hari ini sangat siap untukku!
"Baiklah, kami akan memberi waktu kalian tiga hari dan kami akan menjemput kalian."
"Terima kasih!" Aku tersenyum.
Aku melihat anak-anak lagi dan berlari ke arah mereka. Aku tidak bisa merawat mereka dengan kondisi seperti ini. Rumah ini juga tidak layak lagi untuk ditempati. Aku membawa mereka masuk ke dalam setelah para petugas dinas sosial pergi.
"Anak-anak, apakah mereka mengatakan sesuatu kepada kalian?" Tanyaku hati-hati.
"Wanita itu mengatakan bahwa kami akan pergi ke tempat lain yang lebih bagus. Tapi aku hanya ingin disini bersama ibu panti!" Jisoo memelukku.
"Aku juga! Aku ingin bersama kalian!" Diego memelukku bersama Raon yang hanya menangis tanpa suara.
Isaac berjalan dan menunduk dengan tangisan yang cukup keras. Tapi mau bagaimana lagi! Aku tidak bisa mempertahankan tempat ini dan mereka. Aku sudah berusaha semampuku.
"Maafkan aku! Tapi disana kalian akan mendapatkan banyak teman, kamar bagus, mainan yang banyak, dan makanan enak tidak seperti masakanku. Kalian akan mendapatkan pendidikan yang layak sampai kalian bisa menjadi orang yang sangat sukses! Tidak apa-apa kan? Aku akan pergi menemui kalian dan kita bisa bermain bersama lagi. Kalian juga bisa diadopsi, ada ayah dan ibu yang menanti kalian semua. Jadi jangan sedih! Aku pasti akan bertemu dengan kalian lagi!"
"Tapi aku hanya ingin bersamamu!" Jisoo menangis dan memeluk leherku.
"Ibu!! Aku tidak mau pergi!" Isaac memeluk perutku erat.
Mungkin aku harus menjelaskan perlahan kepada mereka. Sedikit kebohongan pasti tidak apa-apa.
🔫🔫🔫
Selama tiga hari aku membuat mereka yakin untuk pergi. Walaupun dengan sebuah kebohongan bawah aku akan tinggal bersama mereka. Aku memasukan semua barang anak-anak masuk ke dalam juga barangku sendiri. Setelah mengantarkan mereka, aku akan mencari tempat lain. Anak-anak begitu senang masuk ke dalam mobil. Ini akan lebih baik untuk masa depan mereka.
"Kalian sudah akan pergi?" Tanya Bibi Jae.
"Iya, Bibi Jae terima kasih telah menjaga anak-anak selama ini! Aku sangat berhutang banyak padamu. Terima kasih banyak untuk semuanya." Aku tersenyum memeluk Bini Jae.
"Tidak apa-apa! Aku juga tinggal sendiri, mereka sangat menyenangkan dan membuat rumahku menjadi ramai. Jaga dirimu dan anak-anak."
"Iya, kami pamit!" Aku masuk ke dalam mobil.
Anak-anak tersenyum senang bahkan wajah mereka seperti mendapatkan sebuah hadiah yang sangat besar. Aku menahan tangis saat mobil pergi menuju rumah baru mereka. Panti asuhan yang akan mewujudkan semua keinginan mereka. Aku mengusap wanita Isaac dan mencium pucuk kepalanya. Anak 5 lima tahun ini pasti sangat sulit untuk menerimanya nanti. Jisoo mungkin sedikit marah padaku, tapi dia akan segera mendapatkan baju bagus yang selalu dia inginkan, Diego akan mendapatkan makanan enak dari masakanku, dan Raon bisa memiliki banyak buku di kamarnya nanti. Dia sangat suka membaca komik dan novel, mungkin dia ingin menjadi komikus atau novelis.
Mobil berhenti di sebuah rumah besar, ada banyak mainan dan anak-anak yang berlarian. Aku menatap rumah dan anak-anak disampingku. Kami berjalan masuk bersama dengan kakiku yang begitu berat meninggalkan mereka nantinya.
"Raon bawa Isaac! Dengarkan aku, sekarang kalian berempat masuk ke dalam rumah. Aku akan mengambil barang-barang kalian!"
"Tapi cepat ibu panti! Aku ingin makan mie lagi!" Diego menarik tanganku.
"Mie instan tidak baik untuk kesehatan Diego, sekarang kita akan memakan banyak sayuran! Jadi cepat masuk!"
"Aku ingin tidur tapi ibu panti harus ceritakan lagi cerita putri dan pangeran. Isaac dan Raon juga sangat menyukainya! Bolehkan?" Jisoo menggenggam bajuku.
"Iya-iya! Cepat semua masuk!" Pintaku. Jisoo melihatku dan masuk bersama Diego.
Raon mengangguk dan membawa Isaac pergi yang tertidur. Aku rasa dia lebih paham dari tiga anak lainnya. Maafkan, aku! Aku benar-benar tidak bisa melihat kalian mendapatkan hal buruk denganku. Aku tidak bisa menjadi ibu panti yang baik. Tubuhku berbalik dan pergi menuju mobil lagi. Aku akan mencari tempat tinggal dekat tempat ini saja. Aku bisa memeriksa keadaan mereka sewaktu-waktu.
"Jangan pergi!"
Tubuhku terhuyung ke depan sesaat sebuah tangan memeluk kakiku. Isaac memeluk kakiku dan menangis begitu sedih.
"Isaac! Kenapa kau bangun? Ibu hanya pergi mengambil barang kalian saja!"
"Bohong! Kau bohong! Kau mau meninggalkanku? Aku tidak mau! Hiskkk... Aku tidak mau! Aku ingin bersama ibu saja! Aku jadi anak baik. Hiskkk... Aku tidak merepotkan! Aku bisa melakukan apapun sendiri. Jadi jangan tinggalkan aku! Ibu!!!"
"Isaac, disini mau akan mendapatkan ibu panti baru! Mereka sangat baik! Lihat ada banyak teman dan mainan bagus, jadi jangan menangis!"
"Aku tidak butuh itu! Aku hanya butuh ibu saja! Aku mau tinggal dengan ibu bukan dengan mereka disini. Aku mau ibu, ibu..." Isaac menangis sejadi-jadinya.
Aku mengambil tubuh Isaac dan memeluknya. Bagaimana aku bisa meninggalkan mereka? Aku juga pernah di posisi seperti ini. Aku mencium kepala Isaac dan memenangkannya. Aku sudah merawat Isaac sejak kecil. Dia terakhir datang ke panti asuhan saat itu. Kupikir itu suara seekor kucing tapi ternyata, suara bayi yang menangis. Malam dingin itu, Isaac berada di depan pintu sampai tubuhnya kedinginan. Aku merawatnya sejak saat itu. Aku mencintainya seperti anakku sendiri.
"Ibu panti, aku juga tidak mau disini! Aku tidak apa-apa memiliki baju biasa-biasa saja! Aku suka baju bekas dan baju bolong! Jangan buang aku seperti orang tuaku! Tolong, jangan buang aku!" Jisoo keluar dari rumah dan menangis.
"Aku juga! Aku suka makanan gosongmu atau mie instan yang kau masak beraneka ragam itu. Aku suka. Aku juga suka cemilan yang sering kau bawa pulang. Aku suka itu! Aku tidak butuh makanan mewah atau enak, cukup kau saja!" Diego menutup wajahnya.
"Hiskkkk... Aku mau pulang denganmu!" Raon berlari dan memelukku.
"Kalian! Hiskkk... Maafkan aku! Hiskkkk..."
Mereka semua memelukku erat, aku tidak bisa meninggalkan mereka. Mereka keluarga yang kumiliki. Jadi apapun yang terjadi aku tidak mau berpisah dengan mereka. Maafkan aku!
"Hiskkk..."
🔫🔫🔫
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
![](https://img.wattpad.com/cover/344320650-288-k763289.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Clovis ( END )
Fiksi IlmiahMasa depan yang begitu menyeramkan untuk seluruh umat manusia, kawanan Amo datang dan membuat banyak manusia menjadi kehilangan kesadaran atas dirinya. Setiap distrik akan mengirimkan perwakilan mereka yang telah terlatih untuk menghabisi para Amo...