51. Berita Terkini

34 6 0
                                    

"Hah!"

"Winter, ibu akan titipkan kau di tempat ini! Bermainlah bersama anak-anak lainnya, nanti ibu akan menjemputmu!"

Bohong! Jika dia datang lagi harusnya dia tidak membawa baju-bajuku kemari. Aku menggaruk rambutku dan berjalan menuju rumah ini. Panti asuhan! Benar, ini bukan penitipan anak tapi panti asuhan!

"Ayo, Winter! Ibu akan memberitahukan kamarmu!"

"Baiklah!" Aku mengangguk saja.

Lagipula aku sudah di buang kedua orangtuaku di tempat penuh anak-anak ini. Mereka masih sangat kecil mungkin aku yang tertua disini. Entahlah, aku masuk dan melihat kamar baruku. Tidak buruk, aku memiliki beberapa teman sekamar. Pasti akan merepotkan! Aku keluar dan melihat anak-anak bermain bersama.

Kesana-kemari seperti seekor monyet!

"Hey! Kau siapa?" Aku menendang kaki seorang anak laki-laki. Sepertinya dia seumuran denganku.

"Hah?" Dia mendongakkan kepalanya.

"Siapa namamu?" Tanyaku.

"Ca..."

"Awas!!" Teriak seseorang.

Sebuah bola terlempar sangat cepat menuju ke arah kami. Aku menangkapnya dan melemparkannya lagi kepada anak-anak disana.

"Jangan bermain bisbol disini! Pergi sana!" Teriakku marah.

Jika seseorang terkena bola itu pasti tubuhnya akan luka-luka. Aku menatap anak yang masih duduk. Jadi siapa mamanya?

"Aku Winter, namamu?" Tanyaku lagi.

"Ca-leb!"

"Oh, Caleb? Ayo, bangun! Aku masih ingin membicarakan sesuatu padamu. Berapa usiamu?" Aku mengamati anak-anak yang berlarian.

"15 ta-hun!"

"Sama! Aku harap kau tidak merepotkanku dan kau harus membantuku!"

"Mem-bantu apa?" 

"Hmm... Intinya kau harus membantuku!"

Karena aku tidak mungkin berdiam diri di rumah ini. Ayolah, siapa yang mau 24 jam bersama anak kecil? Aku memiliki kehidupan pribadiku bersama teman-temanku di luaran sana. Selama 2 tahun tinggal di panti asuhan aku memiliki budak setia yaitu Caleb. Dia akan terus mengikutiku seperti seekor itik tapi aku tidak menyukainya. Dia selalu mengganggu acara bersenang-senangku!

"Kau mau pergi kemana?"

Aku berhenti melompat ke jendela. Kenapa Caleb berada disini? Teman-temanku menungguku di luaran sana! Sialan!

"Kau mau kabur lagi? Winter, ini sudah beberapa kali kau pergi setiap malam. Apa yang kau lakukan sebenarnya?" Tanya Caleb.

"Bisnis! Cukup dan tutup mulutmu!"

"Tidak bisa! Ini sudah keterlaluan dan aku akan memberitahu ibu panti!"

Sialan!

Aku hanya pergi untuk mencari uang saja dalam hal positif! Menjaga toko setiap malam dan mendapatkan beberapa uang untuk membeli rokok! Aku menutup wajahku dan memikirkan cara untuk Caleb diam. Aku maju dan melihat wajah Caleb.

"Jangan beritahu!!!"

"Tidak! Aku akan memberitahu!"

"Apa maumu?" Tanyaku frustrasi.

"Pergilah tidur dan jangan pergi! Nilai-nilai mata pelajaranmu sangat jelek. Bagaimana kau akan hidup ke depannya?"

"Menjadi atlit panahan tentu saja!"

"Kau perlu nilai bagus Winter. Jika tidak..."

Aku menarik baju Caleb dan mencium bibirnya yang terus berbicara. Aku muak jika harus dikekang oleh peraturan panti asuhan ini! Aku bukan anak kecil! Wajahku mundur dan melihat Caleb yang wajahnya sangat memerah.

"Diamlah, aku hanya akan pergi sebentar!" Aku berlari dan keluar dari jendela.

Itulah hari pertamaku membuat seorang Caleb diam sampai saat ini. Aku menatap mobil dan Caleb yang membawa barang-barangnya pergi. Akhirnya dia mendapatkan orangtua adopsinya! Aku tersenyum dan mengangguk padanya.

"Pergilah dan jadi anak pintar!" Aku menepuk kepala Caleb.

"Aku akan pergi jauh darimu!"

"Oh, apakah itu jauh sejauh bulan?"

"Aku akan ke Amerika."

Ternyata jauh juga. Aku menatap kakiku sendiri, jadi dia tidak akan datang kesini lagi? Jadi dia akan pergi dan aku tidak akan melihatnya lagi? Tidak apa-apa, dia sudah mendapatkan ayah dan ibu. Aku nanti juga akan mendapatkannya!

"Itu dekat! Kau harus mengirimkan surat atau pesan padaku. Kau ingat panti asuhan ini kan? Jangan lupa Caleb!" Pintaku.

"Aku tidak akan lupa! Jadi, kau juga. Kau harus membalas pesanku." Caleb memelukku.

Aku juga memeluknya erat. Dia temanku yang baik walau sering menggangguku! Aku tersenyum dan menangkup wajah Caleb yang memerah.

"Jangan lupakan aku!"

Caleb mengangguk dan melambaikan tangannya. Dia pasti akan mendapatkan banyak kesempatan dalam berbagai hal. Caleb adalah anak yang pintar dan baik. Dia pasti akan menjadi seseorang. Mobil perlahan panti asuhan. Aku berlari dan melihat mobilnya sampai menghilang. Semoga dia tidak melupakanku.

Tapi, setelah berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, dan bertahun-tahun. Tidak ada satupun surat atau pesan dari Caleb. Tidak ada. Juga tidak ada keluarga yang mengadopsiku. Mau bagaimana lagi, memangnya siapa yang mau mengadopsi anak seperti ini? Aku juga tidak pintar dan tidak memiliki bakat apapun selain ototku kuat!

"Raon, jaga adik-adikmu. Aku akan pergi bekerja sekarang!"

"Ya, ibu panti!"

Raon menggendong tubuh Isaac yang masih sangat kecil. Disampingnya Diego dan Jisoo yang melihatku. Tinggal mereka berempat yang tersisa di panti asuhan ini. Sebenarnya aku juga tidak berpikir akan berakhir mengurus panti asuhan sampai umurku 30 tahun ini. Terlalu tua untuk mendapatkan keluarga adopsi. Tapi aku adalah seorang wanita kuat! Mengurus empat orang anak saja aku masih mampu!

"Baiklah, aku pergi dulu! Jangan menyusahkan Bibi Jae! Dahhh..." Aku melambaikan tangan kepada mereka.

Selama ini aku bekerja di beberapa tempat, kerja serabutan tentu saja karena aku hanyalah anak lulusan SMA biasa. Nilaiku juga pas-pasan. Aku tersenyum dan berjalan melihat awan yang begitu indah di atas sana. Yang terpenting sekarang adalah merawat anak-anak itu dan membuat mereka tumbuh menjadi anak hebat.

"Aku harus kaya!"

🔫🔫🔫

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Clovis ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang