49. Keputusasaan

46 10 0
                                        

Tubuh Diego terbaring di atas tempat tidurku. Aku menyelimutinya dan memberikan seluruh cemilanku padanya. Aku akan menyelamatkan orang-orang di luar sana. Pasti!

Tidak ada lagi korban! Tidak ada lagi!

Aku mengambil kapsul bercahaya dan segala bahan yang kubutuhkan. Mengambil semua amunisi dan sebuah senjata sangat besar. Ini adalah harta karunku! Aku keluar bersama Caleb melihat orang-orang yang menembaki para Amo. Distrik tidak menerima kami, itu artinya hanya di luar saja alasan kami untuk pergi. Pasti ada tempat baik!

"Jisoo amankan semua anak-anak! Isaac masuklah bersama Jisoo dan terbangkan drone-drone itu. Juga apa bisa kau membuka gerbang di depan sana?" Tanyaku.

"Bisa!" Isaac masuk ke dalam mobil.

"Raon! Kau jadi tertua dan pemimpin jalan! Jangan kecewakan aku!" Aku menyentuh pundak Raon.

"Iya!" Raon mengusap wajahnya beberapa kali dan masuk ke dalam pintu. Bibi Jae tersenyum lembut padaku.

"Jaga dirimu!" Bisiknya.

"Iya!"

Bagaimana caraku membawa orang-orang ini? Mereka masih berjumlah sangat banyak. Aku melihat Caleb yang masih menembaki para Amo dan melempari mereka dengan bom. Aku harus bagaimana? Aku...

Brrrr... Brrr...

Sebuah sepeda motor terbang melewati para Amo. Dua orang berada di atas sana dan turun cepat ke bawah. Siapa mereka?

"Hah... Maaf terlambat! Kami harus yah, kesana-kemari!" Hwan membuka helm.

"Terlalu berlebihan!" Isdor melepaskan helmnya.

Hwan? Isdor?

Tinnn... Tinnn...

"Hey! Minggir kau, Amo!" Teriak Minho menembaki para Amo.

Beberapa mobil datang kemari melewati para Amo dengan bagian depan penuh dengan besi-besi runcing. Kenapa mereka disiniiii? Lalu bagaimana dengan keselamatan orang-orang di dalam?

"Untuk apa kalian datang? Bagaimana dengan orang-orang di distrik kalian?" Tanyaku cemas.

"Mereka tidak perlu dibicarakan! Kami keluar dari Clovis!" Teriak Hwan.

"Iya! Bedebah sialan itu malah bersama orang sinting. Jadi kami pergi dari sana dan ke tempat kalian. Beberapa orang juga! Mereka juga ingin keluar dari distrik yang payah ini!" Jelas Taylor dari balik kemudi.

"Terima kasih! Terima kasih banyak!" Aku menunduk dalam.

"Cepat masuk! Mobilku muat untuk orang-orang di distrik ini!" Teriak Taylor.

Aku tidak akan pernah melupakan jasa mereka. Tidak akan pernah. Semua orang masuk ke dalam mobil Taylor dan Franco. Kuharap dia mobil besar ini cukup menampung mereka. Aku melihat mobil lain yang berdatangan tanpa henti dari dalam distrik. Apakah mereka benar-benar akan meninggalkan tempat ini? Tapi dimana?

Hwan masuk mendekatiku dan memberiku kunci motor.

"Pakai! Bukankah kau akan pergi ke timur bersama Caleb?"

"Hmm, terima kasih!" Aku menyeka air mataku.

"Cepatlah pergi dan tidak perlu pedulikan kami. Kau memiliki misi yang lebih besar!"

"Aku tahu, bawalah orang-orang ini ke barat. Disana sama sekali tidak ada keberadaan Amo. Ada sebuah kapal besar dan banyak rumah di atas laut. Kalian bisa gunakan itu! Aku percayakan mereka padamu Hwan!"

Clovis ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang