7. Lebih Baik Mundur Saja

39 7 0
                                    

"Wuhhh... Aku akan beritahu sesuatu padamu! Jangan pernah menuduh seseorang tanpa bukti! Apakah kau melihatku yang menaruh makanan manis itu? Atau kedua orang disana? Apakah kau sudah memeriksa CCTV? Jika belum, kau perlu belajar cara menangkap pelaku! Lihat ini? Kau masih mengeluarkan gas yang sangat bau! Minta obat pereda diare! Astaga!" Aku bangkit dari tubuh Minho dan menutup hidungku.

Apa yang dia makan sampai kentutnya bau bangkai? Minho memegangi perutnya dan menatapku sengit. Kenapa? Dia masih mau bertarung? Aku memiringkan wajahnya dan menghembuskan asap rokok padanya. Lihat? Dia bahkan hanya diam saja. Aku penasaran dimana semua orang menyimpan otak mereka? Di lutut?

"Ughhh... Jika bukan karena perutku, aku sudah membunuhmu!" Teriak Minho kesal.

"Tidak! Bahkan jika aku diare, aku bisa mengalahkanmu! Kau tahu kenapa? Kau itu lemah! Tubuhmu sangat lemah, anak orang kaya sepertimu memang tidak pantas menjadi Clovis? Kenapa kau bergabung di tempat yang menyeramkan ini? Mau bunuh diri? Iya? Pfttt... Pergilah! Aku akan melawan Franco dan membuktikannya padamu, bahwa aku adalah seseorang yang tidak bisa kau kalahkan!" Aku menunjuk bahu Minho.

"Ck..." Minho berlari pergi dengan aroma busuk yang keluar darinya.

Kenapa mereka tidak tahu dasar pengobatan? Apakah mereka hanya mengandalkan robot tanpa otak itu?

Menyebalkan!

"Kapten! Kau hebat!" Teriak Isaac menunggu di tepi tempat pertandingan.

"Rambut itu benar-benar sangat indah sampai aku takjub sendiri! Kita pasti mendapatkan sponsor!" Jisoo melompat-lompat kegirangan.

"Wuhhh... Hah? Memangnya mereka tertarik padaku?" Aku mengambil handphone dan memainkan game lagi.

Para sapi dan kambingku pasti kelaparan! Rumputnya sangat tinggi sampai melebihi pohon apel. Bagaimana bisa pohon apel lebih tinggi daripada rumput liar?

"Dimana minumku?" Tanyaku kehausan.

"Ini!" Jisoo memberiku minum.

"Pertandingan ini pasti seru, Isdor akan melawan Valrey! Siapa yang akan menang?" Tanya Isaac.

"Mungkin Kapten Valrey!"

"Aku mendukung siapa menang!" Kataku sibuk dengan para sapi yang siap dijual.

Berapa uang yang bisa kudapatkan? Aku akan membeli tanah baru lagi dan membuat rumah besar. Game ini lebih menyenangkan daripada melihat pertandingan di depan sana.

"Siapapun dia, Kapten harus melawan Kapten Franco dulu! Dia lawan yang sulit! Bahkan Kapten Taylor menderita luka berat. Aku yakin kapten pasti kalah!"

Sialan si bajingan kecil ini!

🔫🔫🔫

Tidak kusangka Isdor akan kalah. Aku melihat Isdor yang babak belur, dia melirikku dan memalingkan wajahnya. Sayang sekali Isdor, kita berdua tidak bisa bertemu untuk saling bertarung. Padahal aku ingin melawannya dan memukul wajahnya karena telah membuat sebagai tertuduh.

"Pertandingan selanjutnya Distrik Tujuh dengan Distrik Dua!!!"

Aku di tempat ini!

Franco berjalan lebih dulu dengan membalut kedua tangannya dengan kain putih. Apakah dia jijik padaku? Saat melawan Taylor, dia sepertinya biasa saja.

Dasar orang kaya!

"Jika kau ingin menyerah, menyerah saja sekarang!" Ucap Franco dingin.

Apakah dia kutub Selatan?

"Aku bukan pengecut yang akan lari dari masalah. Hadapi saja aku seperti kau menghadapi Taylor!"

"Oke."

Clovis ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang