17. Penyelundupan

38 7 0
                                    

Dorrr...

Dia hanya Amo yang ingin sekarat!

Jika Amo sudah sampai di tempat ini, itu artinya ada banyak Amo yang ingin keluar dan mencari inang baru.  Kami harus bergegas mencari sinyal itu dan pergi dari tempat ini sesegera mungkin.

"Berhenti!" Kataku melihat banyak  bayangan.

"Amo lagi?" Tanya Hwan yang masih merekamku.

"Franco, kau mau mencoba melihatnya? Jika tubuh mereka mengeluarkan lendir tembak saja! Itu pasti Amo!" Aku melihat Franco.

Sejak kapan tiga laki-laki itu datang mengikuti kami? Isdor menutup mulutnya dengan kain, Minho menatap jijik tempat ini, dan Valrey, dia sangat marah. Aku memilih untuk tidak mempedulikan mereka. Itulah gunanya pergi ke alam bebas untuk memburu Amo! Sialan!

"Aku akan mencobanya!" Franco maju dan pergi perlahan.

Dorrr... Dorrr...

Dorrr... Dorrr...

Suara tembakan terdengar berulang kali. Berapa banyak Amo yang dibunuhnya? Aku mengintip dan melihat Franco yang masih menembaki Amo-Amo di depan sana. Mereka semua berubah menjadi cairan kental dan menguap sampai tubuh mereka menghilang di udara. Tempat ini tidak seaman itu rupanya.

"Sudah!" Franco berbalik melihatku.

"Kerja bagus! Itu yang harus kalian lakukan. Bunuh Amo yang mengeluarkan cairan saja! Karena mereka akan segera mencari inang baru, tapi jika Amo tidak mengeluarkan cairan apapun, bisa saja mereka adalah manusia yang berhasil selamat walau kemungkinannya sangat kecil di tempat ini!"

Aku tidak yakin mereka selamat atas tragedi Amo. Harapan hidup lebih kecil di tempat yang dipenuhi Amo dan sumber makanan yang tidak ada. Aku bergerak maju dan menyiapkan banyak amunisi di depan sana. Aku mengambil handphone Isdor dan melihat titik sinyal yang berada cukup dekat dengan kami. Kami harus naik ke atas!

"Hoekkk... Kenapa kita harus melewati jalan ini?" Tanya Isdor.

"Kau mau berada di sekeliling Amo? Kalau aku tidak mau! Ayo semua naik!"

Tangga ini pasti menuju atas bukan? Aku naik lebih dulu dan memanjatnya lebih cepat dari seekor monyet. Dari atas mulai terdengar suara yang sangat berisik. Apakah aku harus membukanya? Aku tidak yakin kami akan mendapatkan hal baik jika bertemu banyak Amo. Tapi ini satu-satunya jalan keluar karena Isdor sepertinya akan pingsan di tempat ini.

Brukkkk...

Piringan bundar terlempar di atas, cahaya matahari keluar dan menyinari tempat kami. Aku menyembulkan kepalaku dan melihat keadaan lebih dulu. Ternyata kami berada dalam gang. Ini lebih bagus!

"Ayo, naik!" Perintahku melihat ke bawah.

Lima orang itu, kuharap bisa membantu seperti Jisoo, Diego, Raon, dan Isaac. Jika tidak, untuk apa mereka menjadi pemimpin para Clovis di distrik mereka masing-masing. Jalanan begitu ramai disana. Para Amo berlalu lalang seperti manusia biasanya, mereka saling menyapa dan berbaur. Tapi kenapa masih ada manusia hidup yang menjadi makanan mereka saat ini? Harusnya bukan seperti ini! Harusnya mereka sudah kelaparan!

Aneh.

Tempat ini aneh, seingatku wilayah ini yang pertama kali berdampak dan dipenuhi Amo. Semua jalan di blokade sampai orang-orang tidak bisa keluar dari tempat ini sebelum menjalani tes. Tes untuk membedakan Amo dan manusia biasa. Tes nya hanyalah sederhana, mereka akan diberikan air garam untuk mereka minum. Jika mereka kesakitan, itu artinya mereka Amo.

"Valrey, tutup jalan itu!" Pintaku.

"Hah!" Valrey menutupinya dengan keras.

Apakah dia tidak bisa bersikap lembut?

"Sinyalnya cukup dekat dari tempat ini! Sepertinya kita akan segera mendapatkannya!" Minho berjalan lebih dulu tapi aku menghentikannya untuk bergerak ke depan.

Apakah dia ingin bunuh diri?

"Apa?" Tanyanya dengan wajah polos.

"Hah, pendek! Apakah kau ingin mati di makan Amo? Di depan kita adalah kumpulan Amo! Jangan berpikir untuk maju dan membuatku dalam bahaya untuk menyelamatkanmu! Disini, Tuan Caleb yang terhormat memberikan keselamatan kalian padaku jadi ikuti aku seperti seekor itik! Ayo!"

Jika bukan karena keinginan ku itu, aku juga tidak mau menyelamatkan mereka terutama Valrey. Kebencianku kepadanya melebihi kebencianku kepada Amo.

Brukkkk...

Aku meninju jendela dan membukanya dari sela-sela pecahan kaca.

"Kenapa aku membawa kalian yang tidak berguna ini?" Aku menyesal!

Aku masuk lebih dulu dan melihat keadaan rumah yang terawat ini. Sepertinya para Amo sangat menyukai kebersihan.

"Siapa kalian!" Seorang wanita muncul tiba-tiba dari pintu. Apakah ini kamarnya?

Gawat!

Wushhh...

"Arghttt..." Dia berteriak setelah aku menaburinya dengan garam.

Dorrr...

Ternyata Amo!

"Apa yang kau lakukan tadi?" Tanya Franco dengan wajah sangat terkejut.

"Baiklah, anak-anak manja! Aku akan memberitahu kalian, Amo tidak suka kepada garam. Kau lihat wanita tadi? Dia memiliki tubuh utuh, akan sulit membedakannya dengan manusia dan inilah gunanya garam. Mereka akan berteriak atau merasa sakit jika terkena benda ini, itu alasan kenapa Amo tidak bergerak dari barat. Tidak ada Amo di lautan! Jadi terima ini, jangan sampai kalian menghabiskannya!" Aku membagikan lima kantung garam kepada mereka.

"Garam? Konyol sekali!" Valrey melihat kantung garam ditangannya dengan wajah aneh.

"Bagaimana kau tahu?" Tanya Isdor.

"Itu gunanya otak di zaman ini! Ayo temukan sinyal itu dan segera pergi! Aku tidak mau berada di tempat ini!" Aku pergi menuju pintu dan mendapati dua orang yang tengah melihatku.

Dorrr... Dorrr...

Sialan mereka hanya anak-anak!

Apakah rumah ini tinggal sepasang keluarga? Jika begitu tentu saja ada ayah mereka.

Brakkk...

"Kurang ajar!!!!" Teriak pria membawa gergaji mesin.

Dorrrr....

Brukkk...

Pria itu jatuh seketika, Valrey yang baru menembakinya. Aku merasa beruntung pria itu belum maju dan membunuhku dengan gergaji mesinnya.

"Terima kasih!" Kataku menatap Valrey.

"Ck..." Dia berdecak kesal dan pergi lebih dulu memeriksa tempat lain.

Aku sangat penasaran dengan tempat ini. Otakku seakan tidak bisa menerima situasi yang ada. Tidak mungkin para manusia biasa datang ke tempat ini dan menyerahkan hidup mereka pada Amo. Tidak mungkin sama sekali. Aku menatap nanar ke arah baju anak-anak yang tergelak di lantai. Bahkan mereka juga masih berumur 5 tahun. Aku mengusap mataku dan memandangi jendela.

Kenapa para Amo ini tidak ada habisnya untuk menghabisi para manusia? Untuk apa mereka hidup? Untuk apa?

🔫🔫🔫

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Clovis ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang