43. Latihan Fisik

51 11 0
                                        

"Hah... Hah... 100!"

Aku bisa! Aku bisa menggerakkan tubuhku walau hanya sit-up di tempat tidur. Keringat membanjiri pelipisku, aku harus lebih kuat untuk menghancurkan Profesor Donovan! Tunggu saja! Aku pasti akan datang lagi untuk membunuhnya!

Tubuhku bangkit dan mulai berjalan kesana-kemari, kakiku masih terlalu lemah untuk berlari. Bagaimana aku bisa lari kejaran Amo kalau seperti ini?

"Kau berlatih lagi?" Tanya suara seseorang di depan pintu.

"Hwan bisakah kau diam? Caleb akan memarahiku!"

"Kenapa kau sangat sulit untuk menurut? Semua orang baru saja bahagia kau sembuh dan sekarang kau memaksakan dirimu untuk pergi ke wilayah timur?"

"Bagaimana kau bisa tahu?"

"Isdor yang memberitahu!"

Dasar laki-laki ember!

Aku menyuruhnya untuk diam-diam saja tanpa memberitahu orang lain tapi kenapa dia memberitahu Hwan. Pasti yang lain akan tahu berita ini. Aku menepuk dahiku dan berlatih berjalan lagi.

"Kau tidak akan mengerti rasa kekhawatiranku! Para Amo itu bisa dikendalikan Hwan!"

"Hah? Apa? Dikendalikan oleh siapa?" Tanya Hwan mendengarkan.

"Seseorang! Aku takut jika sewaktu-waktu dia datang ke distrik dan menyerang kita semua. Jika kau bisa memberitahu Valrey, itu jauh lebih bagus untuknya segera menyiapkan diri! Amo itu lebih pintar jika dikendalikan. Mereka bisa melakukan apa saja! Bahkan ini!" Aku menunjukkan tangan robotku.

"Ada apa dengan tangan kirimu?"

"Tangan ini bukan tangan membunuh seseorang tapi Amo! Mereka bisa menghilangkan anggota tubuh manusia hidup. Salah satunya tangan kiriku. Jika mereka datang ke tempat ini, kalian harus melakukan perencanaan dengan baik. Distrik tujuh mungkin dalam bahaya tapi tidak menutup kemungkinan distrik mu juga. Mereka bisa masuk ke dalam gorong-gorong! Periksa secara berkala! Juga, taburi garam sepanjang rumah-rumah. Aku rasa kau juga perlu siapkan dirimu! Mungkin saja kau akan menghadapi bukan hanya Amo tapi manusia!" Aku sudah lelah.

Tubuhku terjatuh di tempat tidur.

Jika aku melakukannya setiap hari satu bulan lagi mungkin aku sudah bisa berlari dengan baik.

"Memangnya siapa yang akan kuhadapi selain Amo?" Tanya Hwan.

"Kau tidak akan pernah tahu masa depan! Mungkin kau harus bertarung antara sesama manusia!"

🔫🔫🔫

Butuh waktu lama untukku bisa berjalan seperti manusia normal. Selama itu aku melatih kekuatan fisikku diam-diam dari semua orang khususnya Caleb. Dia terus mengawasiku bahkan setiap malam, dia akan memanggil namaku untuk memastikan aku berlatih atau tidur. Aku cukup pura-pura diam saja tapi dia seakan memiliki mata lain untuk melihat. Jadi, aku akan tidur saat dia memanggilku. Kakiku juga bisa mencoba berlari lagi walau tidak secepat dulu.

"Apakah kau tidak lelah?" Tanya Caleb di atas rumah.

"Aku hanya berlatih berjalan seperti biasa!"

"Ayo, makanan sudah siap!"

"Hah, baiklah!" Aku naik ke atas dan mencium aroma masakan dari Caleb.

"Beberapa hari lagi orang-orang ingin melakukan pesta!"

Pesta?

"Pesta apa?" Tanyaku duduk di kursi kosong.

Makanan Caleb adalah yang terbaik dari segala makanan yang pernah ada. Diego juga tidak bisa menahan rasa laparnya sampai dia memakan lebih dulu pastanya.

"Ulang tahunmu tentu saja! Semua orang ingin merayakannya bersama! Aku sudah menyiapkan pakaian untukmu! Gaun yang sangat indah!" Jisoo tersenyum senang.

"Siapa yang memiliki ide untuk merayakan ulang tahunku?" Tanyaku menyantap pasta Caleb.

Semua orang menunjuk Isaac, Isaac menghentikan sendokkan garpu yang akan masuk ke dalam mulut. Jadi, dia pelakunya? Siapa yang menyuruhnya merayakan ulang tahunku? Sudah cukup dengan tiup lilin saja dan sudah! Aku tidak butuh pesta! Isaac tersenyum dan menggaruk kepalanya.

"Sejak dulu kapten tidak mau merayakannya jadi aku berpikir untuk membuat pesta ulang tahunmu dan juga pesta perayaan atas kau yang hidup dengan selamat. Semua orang di distrik juga setuju. Mereka bahkan akan menyiapkannya semeriah mungkin! Yah, memang bukan seperti pesta di distrik lain. Tapi aku berani jamin, kau pasti akan suka."

"Dari mana uangnya?" Tanyaku menatap Isaac tajam.

"Tuan Caleb yang akan membiayainya kami hanya perlu menyiapkannya saja!"

Caleb lagi? Caleb tersenyum dan menepuk kepalaku pelan. Bagaimana bisa dia membiayainya?

"Sebelum terlambat aku ingin membuat hal spesial untukmu bersama orang-orang di distrik ini! Kau pasti ingin membuat kenangan baik dengan mereka semua!" Bisik Caleb.

"Hah... Tapi aku tidak ingin terlalu meriah, cukup biasa-biasa saja!" Kataku menyetujui rencana mereka buat.

"Horeeee... Aku akan mendandani kapten dengan sangat cantik sampai semua orang akan menyukainya!" Jisoo berseru senang.

"Aku juga akan mendapatkan banyak makanan enak!" Diego mengangkat tangannya kegirangan.

"Aku akan membuat musik untuk semua orang menari! Kuharap aku menemukan seseorang wanita cantik!" Isaac tersenyum miris.

"Aku juga!" Raon mengangguk mengiyakan.

Kasian!

Hanya mereka yang belum memiliki pasangan. Aku juga tidak mungkin mengundang distrik lain. Semoga masa depan kalian lebih baik! Jika di kesempatan kali ini mereka tidak mendapatkannya, mungkin ada kesempatan lain yang mereka akan mendapatkan sebuah kisah cinta! Aku tersenyum melihat mereka berempat. Jika masa depan nanti mereka telah tumbuh dewasa. Aku ingin mereka bekerja seperti apa yang mereka impikan selama ini. Jisoo yang ingin menjadi desainer dan pemilik klinik kecantikan, Isaac yang ingin menjadi Steve Jobs, Raon yang ingin menjadi seorang aktor, dan Diego yang ingin memiliki supermarket.

Aku ingin mereka semua mendapatkan masa depan seperti itu! Bukan terjebak di kawasan ini dan dikelilingi Amo.

"Hah, aku selesai! Aku mengecek sesuatu lebih dulu!"

"Kemana?" Caleb memegangi tanganku.

"Sebentar saja!" Pintaku.

Aku pergi menuju bunker dan membukanya untuk menemukan tas besarku. Sepertinya aku memiliki banyak baju untuk Jisoo pakai. Aku memeriksa tas dan mengeluarkan semuanya. Ada banyak darah dimana-mana bahkan ada tulisan yang telah basah karena air dan darah. Percuma saja dulu aku membawa barang-barangku pergi. Tidak ada yang selamat satupun.

Hanya ada sebuah foto.

Foto semua anak di depan yayasan dengan Profesor Donovan.

Aku ingat wajah anak-anak ini. Juga wajahku dengan raut wajah datar. Aku mengusap noda darah di samping foto wajahku. Siapa anak ini? Semakin lama wajahnya semakin terlihat. Dia anak laki-laki rupanya. Tapi apa ini?

Jantungku berdetak sangat cepat saat foto itu terlihat begitu jelas dimataku. Bagaimana bisa dia ada disini? Bagaimana bisa dia tersenyum di foto ini dan merangkul bahuku?

Tidak mungkin!

🔫🔫🔫

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Clovis ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang