Aku berlari memasuki rumah dan menarik tubuh Caleb menuju kamarku. Dia harus menjelaskan banyak hal padaku. Kenapa dia ada foto ini? Kenapa dia berada didekatku?
"Apa ini?" Aku menunjukan foto kami di depan yayasan padanya.
Mata Caleb membulat sempurna, dia mengambilnya dan melihatnya lagi. Tidak salah lagi! Itu Caleb! Anak laki-laki yang selalu bersamaku setiap waktu dan mengikutiku seperti seekor itik adalah Caleb! Tapi bukankah dia telah terbunuh oleh Profesor Donovan? Aku melihat dadanya tertembak peluru saat itu. Tapi di depanku juga Caleb! Aku menatap wajah Caleb membutuhkan penjelasan darinya.
"Jelaskan padaku! Siapa kau ini? Apakah kau anak laki-laki yang tidak kuingat namanya? Kenapa kau diam saja? Kenapa kau tidak memberitahuku? Kenapa?" Teriakku keras.
"Tenanglah!"
"Jelaskan! Hiskk... Aku melihatmu mati tertembak oleh Profesor Donovan! Tapi kau disini! Caleb, katakan padaku! Hiskkk... Apa yang terjadi?"
"Winter, hey! Pelankan suaramu, jangan sampai anak-anak tahu tentang kita berdua. Dengarkan ini, aku tidak ingat banyak. Ingatanku juga samar-samar sepertimu. Itu memang aku! Aku memang sempat mati tapi Profesor Donovan menyelamatkanku. Anak-anak lain juga di tempatkan di dalam bunker lain. Termasuk aku. Tapi waktu semua orang berbeda-beda. Mereka hidup di waktu lain! Aku dan kau, hanya memiliki perbedaan waktu lima tahun. Aku lebih dulu terbangun di distrik ini! Keluarga Valrey yang menemukanku jadi itu sebabnya aku menjadi anak angkat mereka."
"Hiskk... Tapi kenapa kau tidak memberitahuku?"
"Ingatanmu hilang! Aku tidak bisa berbuat apapun selain mengingatkanmu untuk membunuh Amo. Pencucian otak padamu lebih parah dari anak lainnya. Kau sampai mengingat telah membunuhku dengan tangan kirimu bahkan kau mengingat bahwa kau mencintaiku. Nyatanya semuanya bohong! Aku hampir terbunuh oleh Profesor Donovan dan juga aku yang mencintaimu!"
"Hiskkk..."
Kenyataan apa ini? Aku memeluk Caleb dan menangis. Aku tidak tahu tentang perasaanku saat ini. Apakah aku bahagia atau sedih. Dia anak laki-laki itu! Dia orangnya dan sekarang aku menyukainya.
"Kau ingat tentang kita yang membedakan cara mengetahui Amo atau manusia? Kau yang membuat salam ini untuk para Clovis!"
"Tidak!" Aku menggelengkan kepalaku.
Aku tidak ingat akan hal itu!
Caleb membuka bajunya dan memperlihatkan leher bertato Clovis dan dada bekas jahitan. Aku menyentuh dada Caleb dan melihatnya. Ini sungguhan! Dia tertembak saat itu!
"Seperti ini!" Caleb menyentuh leherku dari atas ke bawah di atas tato lalu tangannya terangkat menyentuh dahiku dan dahinya.
Hey!
"Hey! Dengarkan aku! Karena aku adalah Clovis pertama, kalian harus mendengarkan senior kalian berbicara! Sekarang minum air putih itu dan aku akan memberikan kalian permainan yang menyenangkan!" Kataku kepada semua anak di yayasan ini.
Sebagai Clovis pertama yang tidak ingin direpotkan dalam hal apapun. Aku harus membuat mereka semua bekerja dan tidak membuatku dalam bahaya besar. Caleb meminum airnya dan menutup mulutnya sendiri. Semua anak melakukannya dengan ekspresi wajah yang suram. Ya itu air garam!
"Arghttt..." Seorang anak memegangi lehernya dan berguling-guling kesakitan.
Dorrr...
Satu tembakan berhasil mengenai wajahnya, tumbuhnya mencair dan menguap di udara.
"Dia Amo?"
"Anak itu Amo?"
"Stop! Jangan banyak bicara! Dengarkan aku dulu! Kalian tidak inginkan hal itu terjadi lagi? Jadi aku akan memberitahu cara mudahnya. Pertama kalian bisa menggunakan air garam atau garam biasa untuk membedakan Amo dan manusia! Karena kalian terkadang membunuh manusia di luar sana dan itu merepotkanku untuk mengubur mereka. Gunakan garam dan taburkan kepada Amo yang tubuhnya utuh! Jika Amo mengeluarkan cairan hijau itu artinya dia benar-benar Amo! Untuk kita semua, kita bisa menggunakan cara kedua! Caleb kemari!" Perintahku pada anak itu.
Dia maju dan berdiri di sampingku.
"Aku akan mencontohkannya, ini dinamakan Salam Clovis!" Aku menyentuh tato Caleb dari atas ke bawah, menyentuh dahinya dan dahiku bergantian.
Aku sudah memikirkannya sejak Amo menjadi Clovis! Kami tidak boleh saling membunuh satu sama lain! Karena aku ingin hidup!
"Nah, kalian mengerti?" Tanyaku kepada mereka.
"Yah!!!"
Inilah gunanya memiliki otak daripada otot saja! Aku melihat Caleb yang wajahnya begitu merah. Ada apa dengannya?
"Kau sakit?" Tanyaku.
"Hmm, tidak! Aku hanya merasa wajahku panas saja!"
"Tapi ruangan ini dingin!"
"Oh, aku pergi dulu!" Caleb berlari pergi.
Dasar anak pubertas!
"Calebbb! Apa yang kau lakukan pada Caleb! Selamatkan dia! Selamat anak itu!" Pintaku memohon pada Profesor Donovan yang menyeretku pergi.
"Menolongnya?"
"Iya! Tolong dia!"
"Sepasang kekasih yang sangat memilukan! Bagaimana dengan ini, aku menyelamatkannya tapi kau harus menurut apa kataku! Kau menerimanya?"
"Iya-iya! Aku terima!"
"Seret anak itu masuk, aku akan menyembuhkan kalian!" Profesor Donovan membawa tubuhku dan Caleb menuju ruangan aneh.
Disini penuh dengan obat-obatan. Aku menatap wajah Caleb yang tertidur dengan begitu pucat. Darah mengalir dari dadanya ke bawah lantai begitu juga dengan tanganku. Entah sampai kapan aku akan bertahan disini. Aku juga tidak tahu! Profesor Donovan melakukan sesuatu pada Caleb dan mengeluarkan sebuah peluru besar dari dadanya. Setelah berhasil dia mengobati luka Caleb dan membawanya pergi ke tempat lain.
Apakah dia akan selamat?
"Sekarang giliranmu!"
"Apakah dia baik-baik saja?" Tanyaku melihat pintu dimana Caleb berada.
"Hah, anak-anak yang sedang jatuh cinta akan menjadi bodoh! Lihat tanganmu akan menjadi sesuatu yang lebih besar lagi!"
"Apa yang ingin kau lakukan padaku?"
"Bukankah kau sudah berjanji padaku? Kau harus menerimanya!"
Aku terdiam dan menutup mataku saat Profesor Donovan melakukan sesuatu pada tanganku. Dia menyuntikan sesuatu pada tubuhku dan perlahan aku tidak ingat apapun lagi selain suara mesin.
🔫🔫🔫
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Clovis ( END )
Science FictionMasa depan yang begitu menyeramkan untuk seluruh umat manusia, kawanan Amo datang dan membuat banyak manusia menjadi kehilangan kesadaran atas dirinya. Setiap distrik akan mengirimkan perwakilan mereka yang telah terlatih untuk menghabisi para Amo...