54. Adopsi

35 7 0
                                    

"Saya akan mengadopsi mereka berempat. Saya mohon, tolong bantu kami! Mereka tidak bisa lepas dari saya, saya juga tidak bisa melepaskan mereka di tempat ini." Aku memohon kepada kepala dinas sosial.

Sejujurnya aku memang tidak memiliki penghasilan sebanyak itu tapi pasti akan cukup untuk membiayai empat anak saja. Aku tidak perlu pakaian mewah atau sepatu baru. Cukup mereka saja disampingku. Itu sangat cukup. Aku mengusap punggung Isaac yang tengah tertidur.

"Tapi penghasilan sebulanmu tidak cukup membiayai keempat anak ini. Lebih baik kau lepaskan mereka dan membiarkan mereka tinggal di tempat ini!"

Kenapa aku harus miskin?

"Saya tahu bagaimana ibu panti berusaha keras membiayai kami berempat, tapi dia tidak sekalipun menelantarkan kami. Saya mohon, biarkan kami bersama dengannya. Saya juga tidak mau di adopsi orang lain. Saya mohon! Sejak kecil saya bersama ibu panti, dia orang yang baik dan memberikan semua penghasilnya untuk kami. Lihat pakaiannya! Dia selalu memakai pakaian harga murah! Bahkan pakaian bekas. Sedangkan kami, dia selalu berusaha membeli baju bagus setiap sebulan sekali. Saya mohon! Kami tidak akan menyusahkannya! Saya juga sudah besar! Saya 10 tahun, 8 tahun lagi saya sudah dewasa. Saya ingin tinggal dan merawat adik saya." Raon mengatakannya dengan begitu lancar. Dia tidak pernah mengatakan kalimat sepanjang ini selama dia hidup denganku.

"Benar! Lihat sepatunya! Dia selalu membeli sepatu untuk saya! Dia juga membeli banyak mainan anak perempuan! Lihat tas ini! Baru-baru ini dia membelinya!" Jisoo menunjukan tas lucunya berwarna merah muda.

"Ibu panti membelikan saya banyak cemilan! Saya juga suka merengek minta makanan dan dia selalu memberikannya. Kami anak yang baik! Kami juga mandiri! Jadi, biarkan kami bersama!"

Aku melihat mereka yang membujuk kepala dinas sosial. Apakah kami akan diizinkan untuk tinggal bersama? Aku akan mencari pekerjaan dengan gaji tinggi dengan begitu mereka yang ingin memisahkan kami tidak bisa melakukannya.

"Hah, baiklah. Tapi kalian semua dalam pengawasan kami! Isdor, dia yang akan mengawasi kalian. Jadi, jangan memohon padaku seperti ini. Kau benar-benar ibu yang baik!" Kepala dinas sosial melihatku dan tersenyum.

"Jadi saya bisa mengadopsi mereka?" Tanyaku.

"Iya!"

"Terima kasih banyak! Terima kasih!" Aku memeluk Isaac di gendonganku.

Kami akan tinggal bersama lagi! Aku akan lebih keras bekerja untuk mereka semua. Aku akan menjadi kaya raya!

🔫🔫🔫

"Ini rumah siapa?" Tanya Diego.

"Aku mendapatkan harga miring dari pemilik rumah ini. Kita akan tinggal disini kedepannya."

Aku menjual semua barang-barang di panti asuhan dan mendapatkan harga miring karena aku mengenal Bibi Jae. Sisanya aku bisa membayarnya setelah tinggal. Aku berusaha keras melunasi rumah ini. Rumahnya cukup bagus untuk kami berlima tempati. Ada banyak kamar tidur, dapur luas, ruang tamu, dan meja untuk kami semua makan bersama. Aku hanya perlu menambahkan banyak barang.

"Horeee! Aku suka rumah ini!" Jisoo berteriak kegirangan.

"Aku juga! Aku ingin kamar di atas!" Teriak Raon begitu bersemangat. Entahlah, sepertinya dia sangat senang tinggal denganku.

Padahal aku juga tidak sebaik itu!

"Anak-anak, karena ini bukan panti asuhan lagi! Kalian harus memanggilku dengan sebutan ibu! Okey, ibu!" Aku melihat mereka.

"I-bu!? Tidak! Kita harus menggantinya! Aku tidak mau sebutan ibu, bagaimana dengan mama?" Tanya Jisoo.

Mama?

"Aku juga suka! Aku ingin memiliki seorang mama seperti teman-temanku!" Kata Diego menganggukkan kepalanya.

"Mama, ayo masuk!" Ajak Raon.

"Baiklah! Ini kuncinya Raon! Aku harus membawa barang dan Isaac!"

Anak ini selalu tidur setiap waktu! Akhirnya aku bisa memiliki seorang anak, walaupun empat sekaligus! Aku menahan tawa dan mengikuti mereka yang memasuki rumah baru kami.

🔫🔫🔫

Rasanya menyenangkan tinggal bersama mereka. Aku akan pergi bekerja setiap hari dan waktu, aku akan meninggalkan mereka bermain dengan Raon. Dia jauh lebih dewasa dari apa yang kuharapkan. Aku juga tidak akan mengeluh membawa barang-barang dari Tiffany lagi karena dia sering memberiku pakaian bekasnya atau barang yang dia tidak sukai. Katanya dia muak memakainya! Jadi aku sering tidak membeli baju dan semua uangku untuk memenuhi kebutuhan mereka sampai aku bisa menabung untuk membeli beberapa barang. Contohnya, kasur empuk untuk mereka, kulkas harga murah dari kenalan Isdor, laki-laki tinggi itu sering membantuku dalam banyak hal, juga TV ini! Kali ini aku membelinya dari seseorang bernama Hwan. Dia menjualnya dengan harga yang bisa aku beli. Jadi kami bisa menonton TV bersama sekarang.

"Hari ini, kebutuhan rumah menipis. Jadi apa kalian ingin pergi denganku ke supermarket?" Tanyaku.

"Aku mau! Aku mau membeli cemilan!" Teriak Diego.

"Bolehkan aku membeli bando?" Tanya Jisoo.

"Aku mau novel baru!" Raon mengangkat tangannya.

"Ughhh... Aku mau makanan manis!" Isaac bangun dan bergumam lucu.

Baiklah, anak-anak memiliki banyak hal dalam hidup mereka. Hari ini aku akan menghabiskan banyak uang dan waktu. Aku akan berusaha keras bekerja untuk Tiffany dan mengambil beberapa kerja part time. Mungkin sebuah kedai kopi di depan sana. Sepertinya mereka membutuhkan karyawan untuk cuci piring.

"Kalian bersiap-siap. Aku akan memesan taksi!"

"Baiklah!" Mereka berseru bersamaan. Isaac keluar dari gendonganku dan berlari menuju kamarnya sendiri.

Mereka memiliki kamar masing-masing dengan desain yang mereka inginkan. Kamar pertama, kamar Jisoo bernuansa merah muda, kamar Diego begitu cerah dengan banyak warna kuning, kamar Raon berwana biru gelap dan banyak bintang-bintang di atas langit-langit kamarnya, kamar Isaac berwarna biru muda cerah, sedangkan kamarku putih saja. Itu lebih baik karena aku juga tidak sering menempati kamarku sendiri.

"Jadi, kalian siap?" Tanyaku mengunci rumah.

"Iya!!!"

Semoga mereka tidak membeli banyak barang!!!

🔫🔫🔫

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Clovis ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang