"Hahaha... Levelku naik lagi!" Aku mengambil minum dan memainkan game cara menjadi petani yang baik.
Jisoo dan Isaac sibuk memakan makanan mereka tanpa mau membuka suara mereka. Apakah mereka tidak ingin memberiku selamat? Semalam aku terus memainkannya sampai mataku menghitam pagi ini. Ayolah, aku akan mengalahkan Raon!
Dia harus kalah! Apakah dia bermain dengan baik di rumah? Tidak, aku harus cepat sebelum dia mengalahkanku.
Beri makan sapi dan kambing!
"Hahahaha... Apa-apaan ini? Kau masih disini?" Tanya sebuah suara.
Aku mendongak dan kembali fokus ke dalam game. Untuk apa Isdor datang lagi? Apakah dia ingin mengganggu kesenanganku?
"Hey! Hey! Apakah ini caramu hidup di distrik kotor itu? Kau terus seperti ini bersama orang-orang payahmu ini?" Isdor mengambil handphone dari tanganku.
"Apa masalahmu? Kembalikan!" Pintaku dengan baik-baik.
"Pftt... Apa ini? Permainan anak-anak? Kau memainkan permainan kuno ini? Hahahaha... Lucu sekali! Apakah di distrikmu tidak ada permainan lagi yang lebih bagus? Pasti tidak ada. Aku sangat kasian melihat kalian hanya menjadi orang bodoh. Daripada kau memainkannya lebih baik kau berlatih saja dengan benar!" Isdor melakukan sesuatu pada handphoneku.
Apa yang dia lakukan? Isdor mengembalikannya dengan senyuman begitu puas dari wajahnya. Apa ini?
"Kau menghapus levelku?" Tanyaku melihat levelku menjadi nol lagi.
"Ya ampun! Jisoo cepat ikat kapten!" Seru Isaac begitu panik.
"Mati! Lebih baik kita pergi saja membawa makanan kita! Ayo!" Jisoo mengambil semua makanan di atas meja dan segera melarikan diri dari meja ini.
Aku tertawa kecil dan berdiri di atas kursi untuk menyamai wajah Isdor. Laki-laki ini!
"Kau marah karena aku menghapus permainan jelek itu?" Tanya Isdor.
"Hahahaha... Kau benar-benar sudah kehilangan kewarasanmu Isdor! Sungguh, apakah hidupmu untuk terus menggangguku? Kenapa? Kau menyukaiku?" Aku mengambil rokok dan korek.
Sialan! Aku ingin memukulnya!
"Pfttt... Wanita sepertimu lebih baik tidak menimbulkan banyak masalah yang berarti. Aku hanya tidak mau melihatmu berkeliaran di tempat ini! Kau tahu bau mu seperti apa? Seperti tong sampah mirip dengan distrik menyedihkanmu itu!" Isdor menutup hidungnya.
"Wuhhh... aku jadi paham satu hal!" Aku turun dari kursi dan mengambil harta bendaku.
Tahan, Winter!
Tempat ini penuh dengan orang-orang yang akan membuatmu tidak bisa bertarung besok. Mungkin Isdor menginginkan hal itu! Karena pertandingan di luar akan dianggap sebagai kecurangan. Aku mendekat dan mengembuskan asap ke arah wajahnya.
"Kau akan kalah dariku besok! Mungkin tangan atau kakimu ini akan jadi bahan bagus menggantikan tangan robot ku ini! Sampai jumpa!" Aku menepuk dada Isdor dan pergi.
Sialan, aku harus memainkan levelku lagi!
🔫🔫🔫
"Kapten? Kenapa kau tidak menghajarnya?" Tanya Isaac memainkan game ku sampai menuju level ku sebelum Isdor menghapusnya.
Tentu saja karena aku tidak mau didiskualifikasi! Aku sudah memiliki niatan untuk bertarung dan jika aku kalah sebelum bertarung, aku akan sangat marah besar pada diriku sendiri. Untunglah aku masih memiliki Isaac yang lebih pintar bermain game daripada aku dan Raon. Musuhku hanyalah Raon! Aku akan membuat wajah datarnya menerima kekalahan telakku!
Awas saja!
"Tentu saja itu akan dianggap sebagai kecurangan! Hah, Kapten! Bagaimana dengan membuat rambutmu bergelombang indah untuk besok! Kita harus menarik sponsor agar distrik kita memiliki satu sponsor! Itu akan bagus jika mereka adalah toko mainan anak-anak!" Jisoo menyentuh rambutku.
"Hmmm... Baiklah!"
"Sungguh? Bagaimana dengan merias wajahmu juga?"
"Tidak! Aku hanya akan bertarung, usahamu akan sia-sia!"
Aku bukan ingin pergi ke pesta dansa atau ke tempat yang harus menggunakan penampilan untuk menunjukkan wajah ini. Wajah ku akan babak belur besok, jadi percuma saja membuatnya sangat cantik. Usaha Jisoo akan sia-sia saja!
"Aku sudah mencapai level tiga!" Seru Isaac.
Kenapa dia memainkannya dengan begitu cepat? Aku perlu berhari-hari untuk mencapai level tiga dan Isaac hanya butuh waktu satu hari pun hanya tiga jam? Apa rahasianya? Aku harus cepat mengalahkan Raon! Aku tidak suka wajah datar itu akan menjadi sombong saat melihat kekalahanku!
"Teruskan! Kau harus mencapai level lima!" Aku mendekati Isaac yang memainkan dengan cepat. Tangan-tangannya bergerak kesana-kemari seperti mesin sungguhan. Bahkan tangan robotku tidak lebih baik darinya.
"Baiklah! Tenang saja! Aku akan segera mencapai level empat!"
"Kenapa aku dikelilingi orang-orang yang menyukai game?" Jisoo mendekat dan melihat Isaac.
Kami seperti tiga anak kecil yang melihat tontonan yang menarik. Bahkan ini bukan film atau video game bagus seperti kata Isdor. Ini game kuno! Hanya anak-anak yang memainkannya! Tapi bagiku ini sebuah kesenangan saat melihat sapi dan kambing yang memakan rumput dari hasil tanamanku.
Terutama saat menyirami tanaman-tanaman itu dan menunggu mereka berbuah. Itu sangat seru!
Tokkk... Tokkk...
"Jisoo buka pintunya!" Pintaku.
"Sebentar, kapten! Aku sedang melihat sapi makan rumput!" Jisoo menjadi begitu fokus.
Tokkk... Tokkk...
Siapa yang datang malam-malam ke tempat distrik tujuh? Aku bangkit dan menuju pintu. Siapa ini? Apakah Isdor yang ingin menggangguku seperti anak laki-laki yang mengganggu anak perempuan karena dia menyukainya? Bedanya Isdor adalah pria buruk yang tidak suka melihat distrik tujuh.
"Ada yang bisa kami bantu?" Aku membuka pintu dan melihat seseorang yang berdiri dengan wajah penuh lebam.
Siapa ini?
"Pfttt... Apa ini? Kenapa dengan wajahmu?" Tanyaku menutup mulut.
"Apa yang kau lakukan padaku? Kau pasti memberiku sesuatu tadi. Lihat wajahku seperti ini!" Teriak Isdor.
"Hah? Bukankah aku pergi darimu? Kapan aku melakukan hal seperti ini padamu, Isdor? Aku tidak memiliki niatan seperti ini. Aku lebih suka menghajar wajahmu langsung! Tapi ini bukan aku atau orang-orangku. Sejak tadi aku memainkan game bersama mereka!" Tunjukku kepada Jisoo dan Isaac yang sibuk melihat handphoneku.
"Jika bukan kalian siapa lagi? Kau pasti ingin membalas dendam karena aku telah membuat levelmu menjadi nol!"
"Bukan aku! Memangnya apa yang terjadi?"
"Aku hanya tertidur di tempat latihan dan saat bangun, wajahku seperti ini! Kau pasti diam-diam pergi ke tempat itu! Katakan padaku!"
"Kau sudah memeriksa CCTV?" Tanyaku masih dalam keadaan baik-baik saja.
Apakah dia hanya menuduhku tanpa bukti? Aku memang bukan pelakunya! Sejak kapan aku memiliki obat untuk membuat wajahnya seperti terkena sengatan lebah? Bukan aku!
"Ck! Ayo!" Isdor menarik tanganku pergi.
Jika dia melihat orang lain, aku akan memukulnya!
🔫🔫🔫
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Clovis ( END )
Science FictionMasa depan yang begitu menyeramkan untuk seluruh umat manusia, kawanan Amo datang dan membuat banyak manusia menjadi kehilangan kesadaran atas dirinya. Setiap distrik akan mengirimkan perwakilan mereka yang telah terlatih untuk menghabisi para Amo...