Wanita berusia dua puluh lima tahun itu sedang bersenang-senang berfoto bersama teman-temannya di hari kelulusannya menempuh pendidikan strata dua. Menggunakan toga wisuda berwarna biru muda. Berpose beberapa kali. Tertawa dengan teman-teman yang sama-sama menjalani pendidikan selama 1,5 tahun lamanya hingga mereka mendapat gelar MBA.
Wanita itu yang paling pendek di antara teman-temannya karena dia satu-satunya orang Asia di antara kesepuluh orang yang berfoto bersamanya tersebut.
Tatapan wanita itu beralih menatap ke arah anggota keluarganya yang menunggunya selesai berfoto bersama teman-temannya. Ia pun segera pamit pada teman-temannya dan menghampiri keluarganya.
Seperti biasa, Mommy selalu heboh, apalagi jika jika ingin berfoto. Mereka telah menyewa jasa fotografer bahkan videografer agar momen membahagiakan wanita itu diabadikan.
"Hai Ganteng," sapanya pada keponakannya yang berusia lima tahun tersebut. Dengan gemas mencubit pipinya. Anak laki-laki itu merengut jengkel dan menepis tangannya segera mengadu pada sang ibu.
"Kamu nih suka banget cubit pipinya cucu Mommy!" Bukan kakak iparnya yang mengomel, melainkan Mommy.
Wanita itu tak bisa menahan diri untuk tidak memutar bola matanya. Posisi anak bungsu kesayangan selalu mampu digeser oleh cucu pertama.
"Yuk, yuk, kita foto! Duh, itu kamu panggil suamimu, dia bicara sama siapa lagi itu?!" Mommy tiada hentinya mengomel, menyuruh kakak iparnya agar segera memanggil kakaknya yang sedang bicara dengan seorang kenalan yang juga hadir di sana.
Tatapan wanita itu meliar. Ada perasaan sedih karena tak melihat seorang yang amat ia sayangi.
Apakah sosok itu tak hadir?
Apakah masih marah padanya?
"Aquinsha?" Aquinsha tersentak saat Mommy menyentuh lengannya. "Kamu kenapa, Dek?"
"Em ... gak pa-pa." Aquinsha tersenyum kalem untuk menutupi perasaan sedihnya. Meski sangat ingin bertanya, tapi wanita itu memiliki rasa gengsi yang setinggi langit.
"Jelek," ejekan tersebut membuat suasana hati Aquinsha langsung berubah, memicing tajam menatap kakaknya.
"Ck, kamu nih suka banget bikin adiknya kesal. Sini cepat!"
"Gak inget umur dia, Mom," sahut istrinya.
Aslan berdecak pelan. Mereka pun mengambil posisi. Aquinsha berada di tengah. Di sisi kirinya ada kakak ipar serta kakaknya dan putra semata wayang mereka yang berada di depan mereka.
Saat fotografer hendak mengambil foto, Mommy segera menghentikan. "Mas, Daddy-mu mana?!"
"Daddy datang?" Aquinsha tak bisa menahan diri untuk tidak terkejut.
"Em tadi kayaknya ngobrol sama kenalannya," sahut Alaia.
Tak berapa lama orang yang dicari muncul, Aquinsha menatap Daddy yang tanpa ekspresi melangkah mendekat ke arah mereka. Segera Mommy menarik Daddy. Mereka pun berfoto bersama.
Meski suasana hati Aquinsha tak karuan, ia tetap menampakkan senyuman saat difoto.
"Selamat ya, Tuan Putri. Mommy bangga banget sama kamu," ujar Mommy setelah sesi foto. Memeluk Aquinsha seraya mengusap punggung putrinya tersebut. Aquinsha balas memeluk Mommy, kemudian mengecup pipi Mommy dengan sayang.
"Kok Mommy nangis sih?" tegur Aquinsha seraya menyeka air mata Mommy.
"Mommy terharu. Gak nyangka aja kamu udah sebesar ini, padahal kayak baru kemarin Mommy kaget karena hamil." Mommy melirik Daddy yang hanya diam, bahkan sok cuek. Ia pun menyenggol lengan Daddy. "Daddy-mu jua gak nyangka, ya kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta, Tahta, Cinta
ChickLitHarta merupakan segala kekayaan yang berwujud maupun tidak berwujud. Tahta merupakan kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Cinta merupakan suatu emosi dari afeksi yang kuat dan ketertarikan pribadi. Cinta juga dapat diartikan sebagai suatu perasaa...