"Oma!"
Sapa Nerissa begitu masuk ke kamar perawatan sang Oma. Wanita berusia senja itu duduk di atas brankar yang telah disetel naik sehingga bisa bersandar nyaman. Tersenyum senang melihat cucu perempuan satu-satunya.
Nerissa memeluk sang Oma sejenak, tidak lupa menciumnya. "Kondisi Oma bagaimana?"
"Sudah membaik. Apalagi cucu-cucu Oma semuanya datang jenguk Oma." Oma kemudian menunduk kemudian mengusap perut Nerissa. "Ditambah cicitnya Oma juga."
Nerissa tertawa pelan. Setelah itu giliran Jasver yang menyapa Oma yang semakin melebarkan senyumnya. "Terakhir kali Oma lihat kamu gak sekurus ini. Jangan kerja terus, pikirin kesehatan kamu." Menepuk pelan pundak Jasver yang tersenyum tipis seraya mengangguk.
"Semoga Oma cepat sembuh. Papa dan Mama saya titip salam."
"Iya, iya." Oma menepuk beberapa kali pundak Jasver.
"Ya harus kerja terus lah, Oma. Biar Jasver gak jadi pengecut," sahut Sharga yang masih berdiri di dekat pintu. Oma langsung menatapnya galak, begitupun sang Mama. Sharga memilih membuang pandangannya.
Oma kemudian beralih pada Ankaa.
"Oma pikir kamu gak datang?" Memukul pelan lengan Ankaa saat cucunya itu memeluknya karena Ankaa sangat jarang menjenguknya jika ia masuk ke rumah sakit. Kondisi jantungnya yang bermasalah membuat wanita tua itu sering kali masuk ke rumah sakit, bahkan beberapa hari yang lalu kondisinya drop sehingga sekarang dirawat di rumah sakit.
"Hari ini aku gak sibuk. Semoga Oma cepat sembuh."
"Terima kasih cucunya Oma yang paling ganteng," Oma mengecup pipi Ankaa. Sharga hendak mendekat dan bersiap menyapa Oma, tapi langkahnya tertahan karena kini Oma sibuk bertanya apakah Aaron tak bisa datang?
Sharga mendengus pelan. Karena ia yang sangat susah diatur membuatnya tak dianggap. Padahal jika dibandingkan dengan Aaron, pria itu lebih nakal darinya.
Posisi anak kedua benar-benar membuatnya merasa tak dianggap. Harus menurut sama kakak dan harus mengalah sama adik. Sangat tidak menyenangkan dan tentunya memuakkan.
Ankaa yang selalu dibangga-banggakan sehingga keberadaannya tidak pernah dipertanyakan. Nerissa satu-satunya perempuan yang membuat perhatian orang-orang tertuju pada adiknya tersebut dan Aaron yang bungsu. Anak bungsu selalu menjadi kesayangan orang tua.
"Kondisi kandunganmu baik-baik saja, kan? Gak ada keluhan sama sekali?" tanya Oma pada Nerissa.
"Iya Oma. Oma tenang saja. Lagian nanti aku mau check up kok. Semuanya baik-baik saja," ujar Nerissa menenangkan.
"Akhir-akhir ini kan kamu sibuk untuk pembukaan toko kuemu. Kamu gak boleh terlalu capek," ujar Mama seraya mengusap kepala Nerissa.
"Lagian, banyak bisnis keluarga kok kamu malah buka bisnis sendiri? Apalagi toko kue," tanya Oma, baru mengetahui hal tersebut.
"Progresnya sudah tujuh puluh lima persen. Bisnis ini nanti jadi bisnis waralaba. Bukan toko kue biasa, Oma," jelas Nerissa. "Mas Pir juga membantuku, jadi aku gak pernah kelelahan. Iya kan, Mas?" Nerissa memegang sebelah tangan Jasver yang mengangguk pelan. Meski ekspresi Jasver kaku, Nerissa tetap tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta, Tahta, Cinta
ChickLitHarta merupakan segala kekayaan yang berwujud maupun tidak berwujud. Tahta merupakan kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Cinta merupakan suatu emosi dari afeksi yang kuat dan ketertarikan pribadi. Cinta juga dapat diartikan sebagai suatu perasaa...