Part 36 - Kebersamaan Mereka

17.2K 1.5K 40
                                    

"Apa maksud Mas?!" tanya Sadawira tajam. Ganesh tak terintimidasi sama sekali, malah tertawa pelan. Meletakkan kembali gelasnya kemudian menatap lurus Sadawira.

"Kan ada Sharga dan .... em siapa lagi anakmu yang seumur Aquinsha?"

"Ah ..." Ekspresi Sadawira yang tadinya mengeras mulai mengendur, bahkan terlihat lega. "Namanya Aaron. Tapi mereka berdua punya jalannya masing-masing."

"Jadi sudah pasti Ankaa?" tanya Ganesh yang diangguki Sadawira dengan mantap. Ganesh diam sejenak kemudian menambahkan. "Bukannya pemilik saham terbesar Sajiwa Group masih atas nama Tuan Rajan Sajiwa, kan?"

"Iya benar."

"Beliau sudah meninggal ...."

"Dan akan beralih pada saya sepenuhnya!" sela Sadawira menggebu. "Kalau Ankaa sudah menikah, akan saya berikan padanya." Ungkapnya agar Ganesh tergiur.

Ganesh tersenyum membuat Sadawira juga tersenyum. "Bagaimana ya?" Ganesh berpikir sejenak lalu melanjutkan. "Perjodohan sepert ini memang sering dilakukan. Pun saya menjodohkan Aslan dengan Alaia karena Alaia bukan dari kalangan biasa. Tapi saya gak mau egois."

"Maksud Mas?"

"Aslan dan Alaia mau dijodohkan. Mereka saling mencintai. Baik dari pihak saya maupun pihak keluarga Pak Arga gak memaksa sama sekali. Jadi untuk urusan jodoh Aquinsha pun, saya gak mau memaksa."

Sadawira tertawa pelan. "Mendengar Mas Ganesh membahas tentang cinta rasanya menggelikan. Perasaan itu sama sekali gak penting. Yang penting hanya sebuah komitmen karena seiring berjalannya waktu perasaan yang namanya cinta akan semakin terkikis."

"Orang yang mengatakan hal itu, berarti gak bertemu dengan seseorang yang mencintainya dengan tulus. Kurang lebih dua puluh tujuh tahun saya menikah dengan Mommy-nya Aquinsha, saya merasa perasaan kami berdua sama sekali gak terkikis." Ganesh tersenyum melihat Sadawira terdiam. "Bertemu dengan orang yang tepat dan hidup selamanya dengan orang yang tepat sangat penting dalam membangun sebuah rumah tangga."

"Sepertinya Mas Ganesh sangat mencintai Mommy-nya Aquinsha?"

"Bukan sepertinya, karena memang. Saya sangat mencintai istri saya!" ujar Ganesh penuh penekanan. "Dan saya pun mengajarkan pada Aslan dan Aquinsha agar mencintai orang yang tepat."

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

"Nginep lagi ya di apartemenku?" ujar Aquinsha manja setelah mereka selesai mengisi perut.

"Saya gak bawa baju ganti." Itulah alasan Radi, tapi ujung-ujungnya menginap setelah membeli baju di. Tentu saja karena Aquinsha memaksa.

"Beli baju ...."

"Gak usah. Saya pulang dulu ambil pakaian saya ...."

"Aaa gak mau! Nanti kamu gak balik. Aku masih kangen tau sama kamu!" ujar Aquinsha merengek.

Radi melirik Aquinsha sekilas kemudian kembali fokus menyetir. "Dari semalam, kemudian pagi, siang, sore dan malam ini. Yang berarti 24 jam lamanya kita bersama."

"Emang kamu gak mau terus-terusan sama aku?! Kamu gak kangen sama aku?!" sahut Aquinsha tajam. Kemudian mengoreksi. "Siang sampai beberapa menit yang lalu gak termasuk waktu berdua kita karena ada dua manusia gak tau diri yang gangguin kita!"

Dua manusia tak tau diri itu, Junior dan Bora yang malah mengintili mereka bahkan sampai makan malam beberapa menit yang lalu. Benar-benar menyebalkan! Kalau sampai dua orang itu buka mulut, sudah pasti Aquinsha akan menguliti mereka karena benar-benar tak tau diri!

Aquinsha berpikir sejenak kemudian berkata, "Ya sudah, kita ke apartemenmu dulu ambil pakaian."

"Sekalian saya mandi, ya?"

Harta, Tahta, CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang