Aquinsha menyibak tirai di hadapannya kemudian keluar. Bibirnya tersenyum meski pria yang duduk di sofa tepat di hadapannya berekspresi datar. Tadinya Radi tak ingin masuk, tapi ia memaksa pria itu.
Gaun berpotongan sederhana, namun terlihat elegan tersebut membungkus badan jenjangnya dengan sempurna. Sangat sesuai dengan keinginannya. Karena acara pertunangan Sarkara nanti tak menggunakan dress code, maka ia memilih warna hitam.
Memutar badannya, ingin memperlihatkan Radi sepenuhnya gaun tersebut. Melihat Radi hanya diam membuatnya menatap kesal pria itu. "Kok diem aja? Kamu gak ada niat muji aku?"
"Cantik."
Aquinsha menutup mulutnya menggunakan tangan kanan. Sekalinya Radi bicara, meski singkat tapi membuatnya salah tingkah sendiri. Tapi, Aquinsha menyukai hal tersebut.
Mengulum bibir, ia menurunkan tangannya. Berpose layaknya peraga busana, menopang dua tangannya di pinggul. "Cantik aja nih?"
Kening pria itu mengkerut. Terlihat berpikir keras hal tersebut membuat Aquinsha tersenyum geli. "Nona selalu cantik. Jadi, apapun yang Nona pakai, akan selalu terlihat cantik."
Aquinsha tersipu. Belum genap sehari pacaran dengan Radi dan meski pria itu tak banyak bicara. Aquinsha pernah menjalin hubungan beberapa kali, bahkan saat masa-masa pubertasnya, namun kali ini beda. Mungkin ia saat ini merasakan euforia. Merupakan sinyal tubuh yang menciptakan perasaan nyaman atas rasa gembira berlebihan ketika sedang bersama orang yang dicintai.
Bersikap biasa saja, meski ia rasanya ingin jumpalitan, ia membalas, "Lain kali kalau kamu muji aku, kamu harus senyum. Oke?" Melihat ekspresi Radi rumit, entah kenapa Aquinsha langsung paham jika pria itu pastinya tak bisa melakukan hal tersebut. Ia pun menambahkan, "Kalau kamu gak nyaman, gak usah. Cukup aja muji aku. Soalnya perempuan itu suka banget kalau pasangannya muji dia."
"Baik Nona."
Aquinsha berdecak pelan, kali ini karena panggilan 'Nona' yang tak bisa dihilangkan pria itu.
Asisten Aunty Ciela menghampiri mereka. Membawa sebuah setelan tuxedo dan menunjukkannya pada Aquinsha.
Mata Aquinsha berbinar. Segera ia menarik Radi berdiri. "Kamu coba ini." Tanpa menunggu Radi bicara, ia menyerahkan tuxedo tersebut pada Radi dan mendorong Radi masuk ke kamar pas lainnya. Kemudian ia berbincang dengan asisten Aunty Ciela jika tak ada lagi yang kurang dari gaunnya. Wanita itu pamit sejenak saat ada yang memanggilnya. Aquinsha menunggu Radi dan tak berapa lama pria itu keluar menggunakan setelan tuxedo.
Sangat tampan!
Badannya yang tinggi dan atletis sangat pas dalam balutan jas tersebut. Ekspresi datar pria itu membuatnya semakin berkarisma. Radi tidaklah terlihat seperti seorang bodyguard. Pria itu layaknya Eksekutif Muda.
"Gimana? Kamu suka?"
"Saya nanti pakai ini di acara pertunangannya Tuan Muda Sarkara?"
"Iya." Tangan Aquinsha bergerak mengusap pundak Radi seakan-akan merapikan jas yang dikenakan pria itu, padahal jas tersebut sudah sangat rapi. Tatapan Aquinsha naik sehingga bertemu dengan Radi. Tangan Aquinsha naik untuk merapikan helai rambut Radi yang menutupi kening pria itu.
Mendengar suara hak sepatu mendekat, Aquinsha menarik diri, berjarak dari Radi. Bicara dengan asisten Aunty Ciela tersebut agar mengirim gaun dan tuxedo itu ke alamat tempat tinggalnya. Setelah itu mereka mengganti pakaian mereka, kemudian beranjak keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta, Tahta, Cinta
ChickLitHarta merupakan segala kekayaan yang berwujud maupun tidak berwujud. Tahta merupakan kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Cinta merupakan suatu emosi dari afeksi yang kuat dan ketertarikan pribadi. Cinta juga dapat diartikan sebagai suatu perasaa...