Aquinsha memasuki rumah orang tuanya dan menemukan Arshan yang sangat serius bermain game melalui iPad. Segera ia mendekat ke keponakannya itu kemudian mencubit pipi kirinya. Arshan langsung berteriak kesal, bersiap melemparnya menggunakan bantal sofa, tapi segera dihentikan Aslan.
"Arshan!" tegur Aslan serays meletakkan bantal sofa yang ia rebut dari Arshan. "Gak boleh kayak gitu."
"Aunty nyebelin!" balas Arshan, kemudian menapat sengit Aquinsha yang malah tertawa pelan.
"Soalnya kamu gemesin. Jadinya Aunty gemes nyubit pipimu yang gembul itu!"
"Hih!" Arshan melemparkan tatapan kesal kemudian beranjak, meninggalkan ruang keluarga tersebut. Aquinsha masih tertawa melihat keponakannya yang kesal, sementara Aslan juga menatap kesal adiknya itu.
"Kamu seneng banget bikin Arshan kesel."
Aquinsha beralih menatap Aslan. Sangat persis dengan ekspresi merengut Arshan membuatnya tertawa geli. "Anaknya Mas gemesin sih. Coba deh Mas Aslan dan Mbak Aya bikin adiknya Arshan. Kalau bisa cewek, pasti makin gemesin."
Aslan memutar bola matanya malas. "Kamu aja yang bikin." Meski perkataan Aslan tak ada unsur menggoda, tapi membuat Aquinsha salah tingkah. Mata Aslan memicing mengamati adiknya itu yang saat ini menggunakan baju turtle neck.
Kemudian Aquinsha segera melengos, meninggalkan Aslan. Memilih pergi ke area meja makan, melihat Mommy dan Alaia yang berada di sana sedang menyiapkan makanan.
"Kirain gak datang," sahut Mommy saat melihatnya.
"Nanti Mommy ngambek kalau aku gak ke sini," balas Aquinsha dengan tawa pelan.
Mommy yang sedang menuang air minum di gelas berhenti sejenak, memicing menatap Aquinsha. "Ada apa?"
"Ada apa?" Aquinsha malah balik bertanya membuat Mommy berdecak pelan.
"Kamu kelihatan ceria gitu. Ada apa?"
"Pasti karena Aquinsha suka sama perjodohannya," sahut Alaia dengan senyum menggoda.
Mommy langsung menenepuk keningnya lalu manggut-manggut. Aquinsha menatap Mommy dan Alaia secara bergantian, melongo.
Kemudian mengalihkan pandangan ke arah Daddy yang mendekat ke arah meja makan bersama Arshan, menggandeng tangan cucunya tersebut.
"Gimana dengan laki-laki pilihan Daddy? Sesuai kemauan kamu, kan?"
Aquinsha rasanya ingin mengacak-acak meja makan saat ini. Jadi hanya dia yang tak tau apapun di antara anggota keluarganya?!
Aslan yang juga bergabung bersama mereka langsung ia tanya. "Mas tau?!"
"Tau apa?" Pria itu menarik kursi kemudian duduk.
"Tau kalau aku dijodohin Radi?"
"Radi siapa?" Ekspresi Aslan begitu polos, seakan tak tau apapun. Sebelum Aquinsha bicara, ia menambahkan, "Bukannya kamu dijodohin sama Rajash Sajiwa?"
"Mas ih!" Aquinsha mendekati Aslan dan memberikan cubitan bertubi-tubi di lengan kakaknya itu yang malah tertawa. "Kalian semua nyebelin!" Menatap semuanya dengan pandangan kesal.
"Aunty lebih nyebelin!" balas Arshan. Aquinsha melongo, sebelum Aquinsha bersikap seperti anak kecil karena meladeni Arshan, segera Ganesh menegur putrinya itu. Menyuruhnya untuk duduk dan mereka makan malam bersama.
"Jadi, kapan acaranya?" tanya Alaia setelah mereka duduk bersama di ruang keluarga, menikmati secangkir teh dan kudapan.
Aquinsha yang sedang fokus berbalas pesan dengan Radi, mengangkat pandangan karena merasa semua pandangan tertuju padanya, kecuali Arshan, karena bocah itu sedang bermain game. "Apa?" tanyanya sok lugu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta, Tahta, Cinta
ChickLitHarta merupakan segala kekayaan yang berwujud maupun tidak berwujud. Tahta merupakan kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Cinta merupakan suatu emosi dari afeksi yang kuat dan ketertarikan pribadi. Cinta juga dapat diartikan sebagai suatu perasaa...