Part 32 - Kencan (2)

17.8K 1.7K 94
                                    

Setiap ada jumpsacre maka Aquinsha akan senantiasa menutup matanya dan memeluk erat Radi. Suara film yang mengerikan ditambah beberapa orang yang berteriak membuat Aquinsha makin takut.

Radi yang cemas kini tak fokus ke filmnya. Cemas jika pada akhirnya Aquinsha menangis saking takutnya. Ia pun berbisik agar mereka keluar saja.

Aquinsha menegakkan kepalanya membalas tatapan Radi, mencondongkan wajahnya agar bisa berbisik. "Filmnya masih lama, pasti kamu gak bisa modus lagi." Maksudnya seperti saat ini, ia yang senantiasa memeluk lengan Radi dan menempel seakan lintah yang menempel di kulit.

Radi mengerjap pelan, kemudian membalas, "Nonton film horor atau gak, kamu bakalan tetap peluk saya."

Sial!

Aquinsha tertawa pelan. Sepertinya Radi ingin menggodanya, tapi pria itu masih saja berujar dengan nada datar yang membuatnya merasa gemas.

Pada akhirnya mereka keluar, padahal film masih berada di pertengahan putaran.

Memilih membeli tiket film lain. Genre drama.

Kini sebaliknya Radi yang terlihat tidak menikmati film tersebut. Sebenarnya Aquinsha juga karena ia lebih menyukai film fantasi, film petualang, dan film misteri.

Mereka pun keluar sebelum film habis, saling bertatapan lalu Aquinsha tertawa pelan. Merasa lucu dengan kelakuan mereka berdua. Radi bicara. "Sepertinya kita cuma datang duduk di sini sambil makan popcorn."

"Maaf." Aquinsha meringis pelan. Ia mengayun-ayunkan tangannya yang digenggam Radi. "Aku cuma pengen rasain nonton di bioskop bareng pacar. Kayak orang-orang gitu."

"Bukannya kamu pernah?"

Aquinsha berhenti berjalan, begitupun Radi. "Ini kamu beneran nanya atau nyindir?" ujarnya cemberut, tapi kemudian mengingat. "Dulu kan kamu selalu awasi ke mana pun aku pergi. Jadi kamu pasti nyindir."

"Saya gak ada maksud seperti itu."

"Ah nyebelin." Aquinsha membuang pandangannya, menarik tangannya dari genggaman tangan Radi dan berjalan lebih dulu.

Radi mensejajarkan langkahnya dan meraih tangan Aquinsha, menggenggamnya dengan lembut.

"Kamu dulu pernah ajak si Putri-Putri itu nonton atau kamu yang diajak dia?" tanya Aquinsha masih dengan sikap merajuk, tapi ia tetap membiarkan tangannya digenggam Radi.

"Gak pernah."

Aquinsha kini mesem.

"Kamu mau gelato?"

Langkah keduanya berhenti. Mereka pun saling bertatapan.

Aquinsha mengulum bibir menahan senyuman. Lalu mengangguk pelan.

Karena mereka tak lagi memiliki tujuan di tempat tersebut, mereka pun memutuskan untuk pulang. Di tangan Aquinsha kini ada satu cup gelato stroberi cheese cake.

"Kamu mau?" tawar Aquinsha seraya menyodorkan suapaan pada Radi. Tentu saja pria itu tak menolak, langsung membuka mulutnya. Meski tatapannya tetap di depan. Fokus menyetir. Apalagi sekarang sedang hujan gerimis. Langit begitu gelap.

Harta, Tahta, CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang