Part 54 - Behind The Story (2)

20.8K 1.8K 157
                                    

Beberapa tahun yang lalu ....

Kyra dan Arthur telah menikah lima tahun lamanya, tapi keduanya belum kunjung dikarunai anak. Membuat Kyra mendapat sebuah usul dari salah satu kerabat. Menyuruhnya untuk mengadopsi anak. Katanya hal itu sangat mujarab karena beberapa orang yang melakukan hal itu berhasil hamil setelah mengadopsi anak.

Makanya Kyra mengatakan hal tersebut pada Arthur. Suaminya yang lempeng itu iya-iya saja asal Kyra bahagia.

Memilih pantih asuhan yang berada di daerah tempat kerabatnya yang mengusulkan cara tersebut.

Keduanya pergi ke sana, bertemu dengan kepala panti dan membicarakan tujuan mereka. Keduanya pun dipersilahkan untuk melihat anak-anak yang berada di panti. Kyra berbinar, hatinya menghangat melihat anak-anak di hadapannya yang begitu menggemaskan. Apalagi gadis-gadis kecil.

Tapi ada yang lebih menarik.

Tatapan Kyra terpaku pada salah satu anak yang duduk menyendiri. Sama sekali tidak berbaur dengan anak-anak lain. Entah karena dia yang paling besar atau memang karena anaknya pendiam.

Kyra menoleh menatap Arthur, kemudian kembali menatap bocah lelaki tersebut. Melihat tak ada ekspresi di wajahnya membuat Kyra seakan melihat Arthur.

Namanya Radi, itu kata kepala panti. Katanya baru empat hari di sini. Anaknya sangat pendiam, bahkan dalam satu hari hanya satu kalimat yang diucapkan.

Kyra iba. Sepertinya anak itu mengalami trauma. Apalagi melihat perban di beberapa bagian tubuhnya, pun beberapa bekas luka yang mengering.

Sejak melihat anak bernama Radi itu, Kyra pun memutuskan untuk mengadopsi. Tidak peduli jika usia Radi telah dua belas tahun.

Akhirnya mereka membawa Radi pulang ke rumah mereka. Anak itu sangat pendiam. Persis seperti Arthur yang membuat Kyra gemas. "Radi bisa panggil Ibu, dan ini Bapak." Kyra begitu lembut, benar-benar mengasuh Radi sebagai anaknya.

"Hari ini aku mau ke rumah Tuan Ganesh. Nyonya Katya memanggil kamu juga," ujar Arthur.

"Mau makan-makan, ya?" Tebak Kyra. Majikan suaminya itu sangat baik dan ramah, jadi hampir setiap bulannya selalu mengadakan acara makan-makan bersama dengan para pekerjanya, baik itu asisten rumah tangga maupun pengawal. Apalagi Arthur adalah pengawal pribadi Nyonya Katya Janitra.

Jadi, Kyra dan Arthur juga mengajak Radi.

"Oh jadi ini anak kalian?" sapa Katya mengamati putra angkat Arthur dan Kyra.

"Iya Nyonya," sahut Kyra, ia kemudian menatap Radi. Menyuruh Radi untuk menyapa Katya.

Radi begitu kikuk, menyapa dengan segan karena tau jika di hadapannya ini adalah majikan orang tua angkatnya. Pun sangat sopan membuat Katya tersenyum lembut.

"Jangan sungkan, ya? Ah kamu bisa main sama anak-anak lain." Kemudian Katya menatap Aslan yang tak jauh darinya. "As, ajak main anaknya Om Arthur dan Tante Kyra nih." Katya tak pernah melarang anak-anaknya untuk bermain dengan anak-anak orang yang bekerja untuknya dan Ganesh. Sangat menghargai mereka dan tak pernah memandang mereka rendah. Itulah yang membuat para bawahan menyukai Nyonya mereka itu.

Aslan pun mengajak Radi bergabung bermain bersama lainnya. Banyak anak-anak. Dari rentan usia lima belas hingga usia satu tahun. Semuanya berbaur, bermain dengan sesuai kelompok. Ada yang bermain bola, ada yang bermain boneka dan ada yang bermain lempar tangkap bola. Radi menyepi.

Hanya duduk diam mengamati lainnya bermain. Hingga ada yang melempar kepalanya menggunakan bola plastik berukuran kecil.

Radi memegang kepalanya, tidak sakit. Ia hanya terkejut. Kini tatapan datarnya tertuju pada gadis kecil yang tertawa riang. Lalu gadis kecil itu memungut bola kemudian melempar ke arahnya.

Harta, Tahta, CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang