Part 9 - Bodyguard (2)

25.6K 2.3K 26
                                    

Aquinsha menatap orang tuanya yang sedang berbincang hangat. Tersenyum melihat mereka yang saat ini duduk berdua. Mommy yang bersandar manja pada Daddy yang selalu menanggapi perkataan Mommy. Mulai dari Mommy pinggangnya terasa sakit padahal belum terlalu tua. Daddy yang menanggapi dengan gurauan jika Mommy tidak usah sok muda. Mommy pun menggerutu dan Daddy hanya tertawa.

Hal yang membuat Aquinsha sangat bahagia memiliki Daddy dan Mommy. Dari sekian banyak kisah hidup orang tua teman-temannya, ia yang termasuk beruntung karena memiliki orang tua yang hubungannya harmonis. Di masa tua, mereka menghabiskan waktu bersama setiap saat. Bahkan Daddy memilih pensiun dini dari dunia bisnis agar bisa setiap saat bersama Mommy.

Mommy menyadari kehadirannya membuatnya mendekati orang tuanya tersebut kemudian duduk di sisi kiri Daddy. Ikut memeluk Daddy. "Udah gak pa-pa?" tanya Daddy lembut padanya. Mengusap rambutnya. Ia hanya berdehem pelan kemudian menegakkan kepalanya.

"Pelakunya sudah ditangkap, Dad?" Daddy tidak langsung menjawab. Ia pun melepaskan pelukannya dari Daddy.

Ia dan Mommy menatap Daddy yang menghela nafas kasar. "Mereka ditemukan tewas. Polisi masih menduga jika mereka bunuh diri."

Aquinsha terdiam, sedangkan Mommy mulai cemas membuat Daddy menenangkan jika semuanya akan baik-baik saja.

"Besok, kamu mau meeting, Dek?" tanya Mommy. Sebelumnya Aquinsha memang memberitahu Mommy jika ia akan melakukan meeting dengan beberapa orang yang ia ajak kerja sama untuk memulai bisnisnya. Mommy khawatir jika ia berada di luar, maka kejadian seperti kemarin akan terulang lagi.

"Mommy tenang aja. Ada bodyguard yang menjaga Tuan Putri," sahut Daddy seraya mengusap lembut lengan Mommy.

"Kalau ada mereka kejadian kemarin gak akan terjadi, Daddy. Kenapa bisa lalai seperti itu sih?!" omel Mommy. Daddy langsung melirik ke arah Aquinsha yang meringis pelan.

"Ini salahku, Mom."

"Kamu juga sih. Besok dan seterusnya jangan lagi suruh bodyguard-mu jauh." Aquinsha mengangguk lemas.

"Mommy tenang saja. Radi kembali menjadi bodyguard Tuan Putri."

Aquinsha secepatnya langsung menatap Daddy.

"Lho kok?" Aquinsha mengerjap bingung. Kenapa bisa Radi bekerja lagi sebagai bodyguard-nya? Apakah pria itu benar-benar berubah pikiran?

"Serius?" tanya Mommy yang diangguki Daddy. "Baguslah. Anak itu sigap sekali. Eh dia kan yang nolongin Tuan Putri kemarin?"

Aquinsha tersentak karena Mommy menepuk pahanya. Ia mengerjap bingung menatap Mommy dan Daddy yang menatapnya. "Em kenapa?"

"Radi kan yang nolongin kamu?" tanya Mommy, ia mengangguk.

Aquinsha pun menatap Daddy. "Daddy yang minta Radi menjadi bodyguard-ku lagi?"

"Iya. Kamu gak akan minta dia jauh dari jarakmu, kan?" Pertanyaan Daddy biasa saja, tapi Aquinsha berusaha keras menahan diri agar tak salah tingkah. Bahkan hanya mampu mengangguk pelan. Daddy menatapnya tajam, Aquinsha sudah menebak apa yang ingin Daddy katakan. "Jangan mengancam Radi lagi."

"Mengancam apa sih, Dad?" Aquinsha tau apa maksud Daddy, ia hanya malas membahasnya. Di masa lalu, ia selalu mengancam Radi agar pria itu tak membeberkan hubungannya dengan Jasver pada orang tuanya terutama pada Radi. "Jadi, Radi beneran jadi bodyguard-ku lagi?" tanya seraya menahan diri agar tak tersenyum.

Harta, Tahta, CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang