Part 14 - Tipe

18.1K 1.9K 42
                                    

Aquinsha melempar senyum saat tatapannya bertemu dengan Ankaa, kemudian meneguk minumannya, meletakkan gelas di meja lalu lanjut makan.

Ia tak menyangka jika Daddy benar-benar serius dengan ucapannya. Padahal Aquinsha telah menolaknya, ia pikir Daddy akan berpikir ulang. Namun, Daddy yang mengizinkan pria itu makan siang bersamanya, pertanda jika perjodohan antara dirinya dan Ankaa serius, bukan?

Hal yang membuatnya agak tak menyangka karena pria ini yang berinisiatif mengajaknya makan siang. Bukan karena suruhan orang tua mereka.

"Kamu belum mengingat pertemuan kita setahun yang lalu?" Pertanyaan Ankaa membuat Aquinsha kembali fokus pada pria itu.

"Saya ingat." Aquinsha tersenyum tipis. "Saya kira waktu itu yang membayar makanan makanan saya, Sharga Sajiwa." Dari keluarga Sajiwa, Aquinsha hanya mengenal tiga anaknya, yaitu Sharga, Aaron dan tentu saja Nerissa si menyebalkan.

Jika ada acara yang diselenggarakan dari kalangan mereka, para anak-anak juga hadir dan otomatis saling mengenal. Meski ada beberapa orang saling tak suka dan tentunya tergabung menjadi beberapa circle. Apalagi anak-anak di antara mereka ada yang sepantaran atau satu sekolah. Namun, Ankaa Sajiwa adalah sosok yang jarang hadir dalam acara-acara seperti itu. Dari yang Aquinsha curi dengar jika pria itu sosok yang tak bisa disentuh, apalagi tak pernah ada gosip tentang dirinya yang aneh-aneh. Tak seperti Sharga Sajiwa yang dikenal playboy ataupun Aaron Sajiwa yang nakal. Inilah yang membuat Theresa dan Lovi beberapa saat yang lalu gencar menyuruhnya agar mau dijodohkan dengan Ankaa Sajiwa.

"Oh ya?" Pria ini minim ekspresi, tapi setiap kali bicara padanya, selalu menyunggingkan senyuman sehingga lesung pipi di sebelah kanannya nampak.

Aquinsha pun ikut tersenyum. "Karena saat itu Anda tidak mengenalkan diri. Jadi, saya pikir Anda Sharga Sajiwa. Wajah Anda mirip dengannya."

Ankaa manggut-manggut. "Kamu kenal dengan Sharga?"

"Iya. Kami pernah ketemu di beberapa pesta sebelumnya, dia mengajak saya kenalan."

"Kalian dekat?"

Apakah saat ini ia diinterogasi?

Aquinsha menggeleng. Sharga pernah berusaha mendekatinya, tapi saat itu ia sedang menjalin hubungan dengan Jasver. Jadi, ia tak menggubrisnya sama sekali. Apalagi Sharga saudaranya Nerissa.

Mereka pun berbincang. Ankaa Sajiwa memang pendiam, tapi saat berbincang dengannya, pria itu sama sekali tidak membosankan.

Hal yang membuat Aquinsha memberi nilai tambahan pada sikap Ankaa, karena pria itu berusaha membangun percakapan dengannya. Menurutnya lucu, karena Ankaa Sajiwa, tidak seperti Sharga Sajiwa yang banyak bicara.

Saat mereka menyelesaikan makanan penutup, Ankaa bertanya, "Apa kita bisa makan bersama lagi? Lebih tepatnya dinner?"

Aquinsha tak langsung menjawab. Ia mengamati Ankaa yang menunggu jawabannya.

"Kalau kamu sibuk. Saya gak akan memaksa," ujar pria itu lagi.

Sepertinya makan malam sekali dengan pria ini, tak masalah. Jadi, Aquinsha berujar, "Tentu. Nanti kita bisa tentukan waktunya."

Pria itu menyunggingkan senyuman. "Lalu bagaimana caranya saya menghubungi kamu?"

Aquinsha tersenyum. "Anda bisa meminta izin ke Daddy saya lagi."

Ankaa tak langsung bicara, terlihat tercengang, tapi kemudian mengangguk.

Aquinsha menolak Ankaa untuk mengantarnya. Apalagi tujuannya bukan kembali ke kantor.

Harta, Tahta, CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang