Part 6 - Siapa Yang Pantas

26.5K 2.4K 62
                                    

Aquinsha sedang memilih dessert saat tiba-tiba ada yang berdiri di sebelahnya. Ia hanya melirik sekilas wanita itu, kemudian mengambil asal kue. Hendak beranjak, tapi lengannya disenggol. Alhasil piring yang ada di tangannya terjatuh sehingga pecah. Mereka pun menjadi pusat perhatian. Bertanya ada apa.

Ia menatap ke arah Nerissa yang pura-pura terkejut. Lalu menatapnya sok lembut. "Aquinsha, sebaiknya kamu hati-hati."

Jasver menghampiri mereka. Alih-alih menanykan keadaan istrinya, pria itu malah bertanya pada Aquinsha. "Kamu gak pa-pa?"

"Gak pa-pa," sahutnya cuek lalu melenggang pergi. Menjauh dari pasangan tersebut. Nerissa benar-benar menyebalkan.

"Kamu gak pa-pa?" tanya Mommy setelah ia berdiri di sebelah Mommy.

"Gak pa-pa kok." Mommy pun mengajaknya untuk duduk dengan lainnya, tidak lupa memanggil asisten rumah tangga untuk memberikan dessert yang diinginkan Aquinsha.

"Ada maunya itu, Om." Perhatian Aquinsha tertuju pada Rajendra yang bicara pada Om Erik. Kenan yang sedang memijat pundak Om Erik.

"Tau aja lo. Kali aja abis pijitin Om Erik, gue dapet saham Janitra Group sebesar lima persen," balas Kenan dengan tawa. Hendrik Janitra merupakan pimpinan Janitra Group, orang nomor satu di keluarga Janitra saat ini.  

"Emang lo bakal dapat? Lo kan bukan bagian dari Janitra?" sahut Jiro. Kenan langsung berhenti tertawa.

"Siapa bilang Kenan bukan dari Janitra? Dia anaknya Aunty Citra, kamu jangan kurang ajar Jiro!" sahut Hansa tegas pada putra keduanya tersebut.

"Aku cuma bercanda Pa," sahut Jiro dengan senyum miring. "Lagian sudah pasti Kenan bakalan dapat, kan? Dia kan keponakannya Om Erik."

"Emangnya kamu bukan keponakan Om?" sahut Om Erik. 

"Ya, tapi sudah jelas kan?" Jiro menatap Sarkara sekilas. "Om bakalan tetap milih anak dan keponakan Om yang merupakan anak adik Om. Aku dan lainnya cuma anak dari sepupu Om."

"Kenan gak akan bergabung dengan Janitra!" sahut Citra tegas. "Kamu gak usah cemburu dengan dia."

"Aku gak cemburu kok, Aunty."

"Walaupun Kenan nantinya menggantikan Maminya di Lilium Group, tapi dia bakal tetap dapat warisan dari Janitra," ujar Erik. Menatap satu per satu anggota keluarga Janitra. "Karena dia juga Janitra! Dan yang akan menggantikan Om, tentunya yang layak. Bukan karena dia anak Om." Erik menatap putranya.

"Yang layak Jasver dong," sahut Maudy. "Dia paling tua ..."

"Mam," sahut Jasver menghentikan Maminya.

"Saya kan sudah bilang yang layak," ujar Erik.

"Emang Jasver gak layak?" balas Maudy. Segera Hansa menghentikan istrinya itu. Maudy mendengus pelan.

Orang-orang terdiam, tapi Aquinsha masih tetap santai menikmati cheesecake meski tau jika beberapa perasaan orang di sekitarnya sedang berkecamuk karena membahas masalah tahta.

"Semuanya layak, Jasver, Jiro, Aslan, Sarka, Jendra ataupun Aquinsha." Aquinsha berhenti mengunyah, ia mengangkat pandangannya.

"Aquinsha belum layak. Dia masih terlalu muda dan Om bakalan pensiun tiga tahun yang lagi. Dan kalau Jendra, dia dokter," sahut Jiro. Menatap sepupunya yang lain. "Aslan sekarang punya jabatan menjadi CEO di Janitra Development ..."

"Ya terus?" sahut Aslan menyela Jiro.

"Mas Jiro langsung ke intinya saja. Pasti Mas Jiro mau bilang kalau kamu yang pantas menggantikan Om Erik, kan?" ujar Aquinsha pelan. Terkesan santai tapi mampu menyulut emosi Jiro.

Harta, Tahta, CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang