Part 20 - Kepo

17.3K 1.8K 51
                                    

Langkah Aquinsha berhenti sebelum mencapai pintu. Di balik dinding kaca tersebut memperlihatkan Arshan yang belajar bersepeda dua roda. Daddy mengawasi, dengan sigap akan menahan saat Arshan tak bisa menjaga keseimbangan. Sementara Mommy heboh menyemangati Arshan, tidak lupa merekam cucu kesayangannya tersebut.

Aquinsha tersenyum melihat hal tersebut. Apalagi saat Arshan berhenti dan mengomel sendiri karena belum mahir bersepeda dengan dua roda.

Ia pun melanjutkan langkahnya hingga mencapai pintu yang menghubungkan dengan halaman samping rumah tersebut. Di terasnya ada meja panjang yang di kelilingi kursi. Ada Alaia di sana, sedang menyusun beberapa makanan dan juga kue. Ia mendekat dan segera meraih buah anggur lalu memasukkannya ke dalam mulut. Alaia tersenyum menatapnya.

"Urusannya sudah selesai, Dek?"

"Udah," ujar Aquinsha seraya menarik kursi kemudian duduk. Ia baru saja dari melihat alat-alat pembuat roti dan kue yang ia pesan dari luar negeri. Seperti yang ia rencanakan sebelumnya, ia akan terjun langsung untuk urusan bisnisnya tersebut.

"Leia dan Rani mana?" tanya Alaia. Biasanya dua asisten pribadi Aquinsha selalu mengekor ke mana pun wanita itu pergi.

"Mereka pergi nge-date. Ini apa?" Alaia meraih sebuah kue berwarna yang dibungkus plastik.

"Itu namanya jenang. Azada baru aja dari Kudus, bawa oleh-oleh."

"Kayak dodol, ya?" Aquinsha membuka plastik jenang tersebut lalu memakannya.

"Ya, gak ada." Aquinsha menoleh menatap Aslan yang ekspresinya masam.

Tanpa membalas tatapan Aslan. "Cari yang bener, Mas."

"Kamu deh yang cariin." Aslan berdecak pelan, Alaia mengangkat pandangannya.

"Kalau aku yang cari terus ketemu, aku lemparin ke kepalamu. Mau?" ujar Alaia manis, bahkan tersenyum. Aslan menatap jengkel Alaia dan kembali masuk.

Aquinsha tertawa melihat kakaknya, apalagi mendengar gerutuan pria itu. "Mas Aslan cari apa sih?"

"Kacamatanya. Aku taruh ada di laci nakas. Kenapa sih laki-laki kalau nyari sesuatu pasti gak ketemu?" Alaia mengeluh seraya menggeleng. "Padahal sudah ada di depan matanya, tapi tetap aja teriak-teriak manggil nyuruh dicariin."

"Emang gitu kelakuannya para lelaki. Giliran yang sembunyi, walaupun lampu padam, pasti langsung nemu," sahut Mommy yang bergabung dengan mereka. Alaia yang mengerti hal tersebut langsung tertawa, sementara Aquinsha mengkerutkan keningnya.

"Maksud Mommy?"

Mommy menatap Aquinsha dengan mata memicing. "Kamu pura-pura gak tau atau emang beneran gak tau?"

"Apa sih?" tanya Aquinsha penasaran.

"Nanti aja deh setelah kamu nikah, pasti kamu tau," sahut Alaia masih dengan tawanya. Aquinsha langsung mengerti. Malu sendiri karena bertanya.

Ponsel Alaia yang berada di atas meja berdering, segera ia menjawab panggilan dan mengaktifkan pengeras suaranya. "Gak ada, Yang. Coba kamu ke sini dulu bantu aku cari."

"Alah alasan aja itu. Bilang aja mau berduaan sama Aya. Mentang-mentang ada Mommy dan Daddy yang awasin Arshan." Mommy yang menyahut, menggoda Aslan yang langsung balas menggerutu.

Alaia pun akhirnya menyusul Aslan. Tersisa Aquinsha dan Mommy di meja. "Yang lain mana?" tanya Mommy. Aquinsha mengerti pertanyaan Mommy. Tentu saja mencari Rani, Leia, Junior dan Radi.

"Rani dan Leia pergi kencan. Junior entah ke mana, kalau Radi ada di luar."

"Kok gak nyuruh masuk?"

Harta, Tahta, CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang