Part 60 - Beautiful Moment

44.1K 1.8K 130
                                    

Aquinsha memejamkan matanya, kepalanya bersandar di jacuzzi. Bubble bath yang begitu menenangkan, berupa aromaterapi dilengkapi botani extract, eucalyptus, hyacinth dan violet. Ditambah lilin aroma terapi lavender. Juga ditemani alunan musik yang menenangkan, membuatnya merasa semakin rileks.

Mendengar suara pintu kamar mandi terbuka membuatnya membuka mata dan menegakkan punggung. Tatapannya bertemu dengan Radi yang masih menggunakan pakaian lengkap.

Tadinya Aquinsha pamit lebih dulu kembali ke villa yang berada jauh dari area tempatnya melangsungkan after party. Bisa dibilang dari ujung ke ujung. Karena mereka pasangan pengantin baru, jadi mereka menempati salah satu villa yang hanya memiliki satu kamar serta kolam renang pribadi dan jacuzzi.

"Perasaan belum genap sejam aku ninggalin kamu?" goda Aquinsha. Badan telanjangnya di balik bathtub ditutupi busa. Hanya menampakkan bagian atas dada hingga kepala. Bersandar santai menatap Radi yang sedang menuang minuman ke gelas tinggi. Minuman yang tadi disiapkan oleh karyawan yang menyiapkan untuknya berendam.

"Mommy dan lainnya suruh saya menyusul kamu." Radi mendekat, kemudian menyerahkan satu gelas. Aquinsha menerimanya dengan senyuman manis. Mengajak suaminya itu bersulang kemudian mencicipi minuman berwarna merah itu. "Katanya biar cucu Mommy cepat jadi."

Aquinsha tersedak, terbatuk-batuk dan Radi hanya tersenyum kecil seraya menyesap minumannya. Aquinsha mendelik kesal, menyipratkan air pada Radi yang tetap bergeming. "Sana keluar! Aku mau relaksasi dulu!" ujarnya ketus seraya menyerahkan kembali gelas pada Radi yang langsung menerimanya.

Ia pikir Radi akan keluar, karena pria itu meletakkan kembali dua gelas ke asalnya, tapi pria itu kembali menoleh ke arahnya. "Saya mau berendam juga."

"Ck." Aquinsha berdecak pelan seraya membuang pandangan. Bukan karena kesal Radi bergabung berendam dengannya, tapi untuk menutupi salah tingkahnya. Dadanya berdebar. Meski sudah pernah melakukannya, tapi semenjak mereka resmi menikah, mereka belum melakukannya lagi. Anggap saja mereka belum malam pertama.

Apakah malam ini?

Aquinsha yang curi-curi pandang ke arah Radi, menahan diri agar tak melotot dan berteriak saat menemukan pria itu yang telah telanjang menghampirinya.

Dadanya berkali-kali lipat berdebar. Kedua pahanya dirapatkan, entah kenapa merasakan denyutan di bawah sana. Saat Radi menyuruhnya bergeser ke depan, ia segera maju. Kemudian Radi masuk bergabung bersamanya, duduk di belakangnya.

Aquinsha tanpa sadar duduk tegak dan dua tangannya memegang tepi jacuzzi layaknya berada di atas perahu.

Radi yang duduk di belakang istrinya itu mendengus geli, dua tangannya memegang pundak Aquinsha dan tersentak pelan. "Rileks Sayang."

"Apa sih?" sahut Aquinsha ketus seraya menyikuti pelan ke belakang, berharap mengenai perut Radi, tapi jarak mereka tak terlalu dekat. "Kamu jangan kebanyakan ngobrol dengan Daddy deh."

"Kenapa? Daddy ngasih tips banyak biar rumah tangga awet." Dua tangan Radi kembali bertengger di pundak Aquinsha, memijat lembut pundak istrinya itu.

Aquinsha mulai merasa rileks lagi, bahkan saat Radi menariknya mundur hingga ia bersandar di dada Radi, ia sama sekali tak protes. Kini bukan pundaknya lagi yang dipijat Radi, tapi dadanya yang membuat desahan pelan keluar dari mulutnya. Pun merasakan kecupan-kecupan ringan di pundaknya.

Saat puncak buah dadanya dimainkan Radi, Aquinsha tak bisa lagi menahan diri untuk tak mengeluarkan suara keras. Badannya menggeliat dan pahanya semakin rapat. Dua tangannya memegang pergelangan tangan Radi yang senantiasa bermain di puncak dadanya. Kemudian Radi kembali meremas dadanya membuatnya memegang tangan Radi juga, mencengkeramnya dengan lembut.

Harta, Tahta, CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang