Special Part 2

42.5K 2.1K 118
                                    

"Princess Rose dan Prince memutuskan untuk menikah. Seluruh rakyat pun menyambut gembira berita tersebut. Dan keduanya berakhir dengan bahagia." Aquinsha mengakhiri bacaan dongengnya, gadis kecil yang duduk di sebelahnya segera mengalihkan pandangan dari buku kepadanya. Menatapnya dengan mata sayu pertanda jika gadis kecil itu mengantuk. Tapi menahan kantuknya karena masih ingin bertanya.

"Kok bisa rambutnya Princess Rose berubah jadi merah lagi setelah Prince meletakkan helai rambut di atas air mata sang putri, Mom?"

"Karena ketulusan dapat mengalahkan kejahatan. Prince begitu tulus makanya dapat mengalahkan mantra penyihir jahat." Aquinsha mengusap lembut rambut halus gadis yang wajahnya sangat mirip Radi itu. Plek ketiplek pokoknya. Kata orang-orang jika putri mereka itu Radi versi perempuan. "Makanya Princess harus jadi orang yang selalu berbuat kebaikan dan tulus kepada orang-orang. Menolong orang lain tanpa meminta imbalan."

Kening putri kecilnya mengernyit, terlihat berpikir, Aquinsha mengulum senyum. Putri kecilnya terlihat sangat menggemaskan. "Berarti Om Jun gak tulus, Mom? Cesa kalau minta tolong sama dia, Om Jun selalu minta imbalan. Katanya kalau Cesa gak kasih, berarti Cesa bukan anak yang baik." Sebenarnya nama panggilan gadis kecil itu Aiora, tapi karena kesusahan menyebut namanya membuatnya menyebut dirinya 'Cesa'. Mengambil nama tengahnya, yaitu Princessa dari nama lengkap Aiora Cherilyn Princessa Sajiwa.

Sudut mata Aquinsha berkedut.

Akan ia libas temannya Opet itu!

Aquinsha menjelaskan sebaik-baiknya dengan tutur kata lembut dan sifatnya yang keibuan.

"Jadi Om Jun bukan orang yang baik?" Aquinsha hanya mampu tersenyum. "Kalau Om Jun bukan orang yang baik, harusnya di penjara, kan?"

"Eh kok?" Kening Aquinsha mengkerut.

"Kata Aunty Bora, orang yang gak baik tempatnya di penjara."

Sebelum Aiora melantur semakin tak jelas, Aquinsha menyuruh putri kecilnya itu untuk tidur.

Tak berapa lama putri kecilnya itu pun terlelap dengan nyenyak. Ia membungkuk untuk mengecup kening Aiora. Lalu menaikkan selimut hingga dada Aiora, kemudian keluar dari kamar yang didominasi warna baby pink.

Saat hendak melangkah ke kamar sebelah, ia melihat Radi yang baru keluar dari lift. Ekspresi wajah suaminya itu menunjukkan kelelahan, tapi saat melihatnya, pria itu tersenyum tipis. Melangkah mendekat ke arahanya. Segera ia mengambil alih jad dan tas kerja Radi.

Sejak lima tahun yang lalu, Radi mengambil alih posisi Chief Executive Officer Sajiwa Group, makanya pria itu super sibuk dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Aquinsha berhenti mengisi jabatan tersebut karena Radi telah mampu memimpin Sajiwa Group. Terbukti dalam kurun lima tahun terakhir Sajiwa Group semakin berkembang dan membesar. 

"Maaf, gak bisa ikut makan malam bersama. Mas Aslan ajak makan sekalian."

"Enggak pa-pa kok." Aquinsha tersenyum seraya menggeleng. Radi melirik ke arah pintu kamar putrinya, lalu kembali menatap Aquinsha.

"Princess sudah tidur?"

"Hm. Baru aja."

"Kalau Prince?"

"Enggak tau."

"Dia marah sama Mas?" Aquinsha meringis pelan dan mengangguk. "Ya sudah. Mas ke kamarnya Prince dulu."

Radi melangkah menuju ke kamar putra pertamanya. Mengetuk pelan pintu kamar tersebut, kemudian membukanya. Mengamati kamar tersebut. Tak ada siapapun membuatnya melangkah menuju ke ruang belajar dan tebakannya benar. Anak berusia sepuluh tahun itu sedang duduk di meja belajar.

Harta, Tahta, CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang