Part 8 - Penawaran

25.3K 2.3K 58
                                    

Ganesh dan Katya berjalan tergesa-gesa menuju ke ruang perawatan tempat Aquinsha berada. Di depan ruangan tersebut sudah ada empat bodyguard yang ditugaskan menjaga Aquinsha. Katya langsung masuk, sementara Ganesh diam sejenak menatap mereka satu per satu. Berkata jika nanti saja mereka bicara karena ingin melihat Aquinsha lebih dulu.

Luka Aquinsha tak terlalu parah. Hanya luka baret di atas siku kirinya. Namun, wanita itu sangat syok karena mendapat serangan mendadak tersebut. Kejadian beberapa tahun yang lalu saat ia menjadi korban penculikan membuat trauma lama muncul lagi. Meski selama hampir satu tahun lamanya ia mendapat konseling dari psikolog, tapi tetap saja ada perasaan takut yang saat ini timbul.

Namun, saat Mommy bertanya pada Aquinsha, apakah ia baik-baik saja, ia mengangguk. Tak ingin membuat Mommy yang kini menangis semakin sedih, begitupun Daddy, walaupun Daddy tak menangis. Tapi, wajah tua Daddy menunjukkan betapa cemasnya pria itu.

Setelah memastikan putrinya baik-baik saja, Ganesh pun keluar. Keempat bodyguard di hadapannya mengangguk sopan. "Apa yang kalian temukan?"

"Pelaku melarikan diri, Pak."

"Apa?!" sahut Ganesh tajam.

"Tim Hunter telah turun tangan mengejar pelaku."

"Memangnya kalian ngapain?! Kenapa bisa lalai seperti ini?!" Suara Ganesh menggelegar memarahi keempat pria itu yang langsung menunduk.

"Maafkan kami, Pak. Atas permintaan Nona Aquinsha sendiri, Nona melarang kami mengawasi dengan jarak cukup dekat."

Ganesh menghela nafas kasar. Memijat keningnya. "Apa polisi juga turun tangan?"

"Iya Pak."

"Ajak mereka bekerja sama. Kalau pelakunya sudah ditahan, kamu minta ambil alih."

"Baik Pak." Mereka mengangguk. Ganesh hendak masuk kembali, tapi kemudian menatap mereka lagi.

"Kalau kalian gak di jarak dekat dengan anak saya, siapa yang menolongnya?"

Keempatnya saling tatap, kemudian Topan yang menyahut lagi. "Radi, Pak."

"Radi?" tanya Ganesh dengan ekspresi heran. Topan pun menjelaskan jika Radi berada di tempat tersebut dan sebelum kejadian bicara dengan Aquinsha.

Ganesh diam sejenak. Lalu menyuruh Topan untuk memanggil Radi. "Kalau dia gak mau, seret saja dia." Ganesh tau jika pria itu memiliki sikap keras kepala dan harga diri yang tinggi. "Kamu tau di mana dia tinggal?"

Tiga kepala langsung mengarah ke arah pria yang paling muda di antara mereka. Junior yang ditatap meneguk ludahnya kasar. Sudah pasti ia yang akan ditugaskan menyeret Radi.

"Kamu tau tempat tinggal Radi?"

"Em eng ... iya, Pak." Terpaksa, daripada karirnya hancur yang masih seumur jagung ini.

"Baik. Kamu temui dia dan suruh dia bertemu saya. Kalau dia gak mau, seret dia."

"Ba-baik Pak."

Ganesh menepuk pundak Junior. "Bagus." Setelah itu Ganesh kembali masuk. Dua di antara mereka tetap di sana untuk berjaga meski tau jika beberapa lainnya juga ada di sekitar sana. Topan keluar untuk melakukan tugasnya, begitupun Junior yang sedang ketar ketir karena akan menghadapi Radi. Ia telah mendapat 'hadiah' dari Radi karena memberitahu Aquinsha tempat kerja pria itu selain menjadi tukang ojek online. Tentu bukan hadiah yang menyenangkan. Apakah ia harus meminta bantuan bapaknya?

Di sisi lain, Aquinsha meminta agar ia tak menginap karena kondisinya tak begitu parah. Sehingga ia bisa pulang dan beristirahat nyaman di kamarnya. Melamun, memikirkan siapa yang melakukan hal tersebut padanya.

Harta, Tahta, CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang