Special Part 1

26.8K 1.6K 76
                                    

Radi mengangguk singkat pada Irawan, melepas sarung tangan dari dua tangannya dan juga helmet dari kepalanya, seseorang yang senantiasa mengikutinya langsung mengambil alih benda tersebut. Kemudian duduk di hadapan Irawan yang menyunggingkan senyuman. "Maaf, saya mengganggu kamu," ujar pria itu.

"Enggak pa-pa." Radi mengalihkan pandangannya sejenak pada Aquinsha yang sedang berkuda. Jarak tempatnya duduk tak terlalu jauh dari track, jalur pacu kuda.

Saat ini mereka berada di Janitra Equestrian, tempat pelatihan berkuda maupun yang hanya ingin berkuda.

Seperti biasa jika bertemu dengan Irawan Pandya mereka akan membicarakan tentang Sajiwa Group yang saat ini posisi pimpinan masih diisi sementara oleh orang terpercaya. Para dewan direksi maupun pimpinan lainnya mulai mendesak agar kepemimpinan Sajiwa Group diisi sepenuhnya. Pun ada beberapa orang yang disodorokan untuk menjadi kandidatnya.

"Saya masih belum kompoten untuk memimpin Sajiwa Group," ujar Radi.

"Kamu jangan berkecil hati, Rajash," balas Irawan.

"Bukan begitu, Om." Radi menggeleng pelan. "Saya membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Memimpin perusahaan sebesar Sajiwa Group butuh pengetahuan besar dan pengalaman banyak. Sebelumnya saya gak pernah belajar apapun tentang dunia bisnis, jadi saya benar-benar abu-abu dengan semua ini."

Irawan mengangguk pelan, memaklumi. Bahkan terkesima dengan pemikiran Radi yang tak seenaknya ingin langsung memimpin perusahaan padahal tak ada pengetahuan dan pengalaman sama sekali.

"Sebenarnya saya punya seseorang yang bisa mengisi posisi tersebut," tambah Radi. Kening Irawan mengkerut.

"Siapa?" 

Belum sempat Radi membalas, seseorang menginterupsi mereka. Ararya Candramohan yang tanpa dipersilahkan segera duduk bergabung bersama mereka. Menyapa mereka dengan sangat ramah.

"Saya udah lama gak berkuda jadi menyempatkan hari ini ke sini, gak menyangka bertemu kalian."

"Sudah lama gak berkuda atau sedang melarikan diri?" sindir Irawan, melirik ke arah wanita yang sedang dibantu oleh petugas tempat tersebut menaiki kuda. Tadinya ia sempat melihat Arya datang bersama wanita itu.

Arya mendengus pelan. "Orang tua itu memaksa saya!"

Irawan tertawa. "Sudah saatnya kamu melepas masa lajangmu. Kamu gak iri dengan Mas Adhi yang sudah punya empat cucu? Atau Eliot keponakanmu yang sudah punya dua anak?"

Arya menatap malas Irawan.

Saat Irawan mengusir Arya agar segera pergi dengan wanita yang rencananya akan dijodohkan dengannya, tapi Arya menolak. Memilih mengobrol dengan dua pria tersebut.

Obrolan mereka tak jauh-jauh dari urusan bisnis, hingga Radi menyinggung tentang SJ Media, salah satu anak perusahaan Sajiwa Group. Perusahaan yang bergerak di bidang media. Perusahaan yang dulunya diakuisisi dari CM Group. Bisa dibilang perusahaan yang dibesarkan Arya, yang membuat pria itu memiliki dendam sendiri pada pemimpin Sajiwa Group sebelumnya.

Radi pun menawarkan jika Arya mau mengambil kembali miliknya, pria itu bisa berdiskusi dengannya dan Irawan serta orang-orang bersangkutan.

Arya tertawa, sedangkan Radi mengernyitkan keningnya. "Ada yang lucu?"

"Kamu jangan terlalu baik, Radi." Radi hanya menatap datar Arya. "Belajar sama ayah mertuamu kalau kamu mau menjadi pebisnis hebat." Arya menambahkan seraya menepuk pundak Radi. Arya tersenyum. "Terima kasih tawaran kamu. Tapi boleh dinego, kan?"

Radi mendengus pelan, Irawan dan Arya tertawa. Kedatangan Aquinsha menginterupsia mereka.

Radi dan Aquinsha berbincang sejenak sebelum keduanya pamit pulang.

Harta, Tahta, CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang