Part 17 - Hadiah

19.4K 1.8K 19
                                    

Aquinsha sedang menikmati sarapan bersama Daddy dan Mommy. Orang tuanya tersebut saling berbincang, sedang merencanakan untuk berlibur bersama menghabiskan waktu berdua. Ada rasa kesal, tapi juga bahagia yang ia rasakan saat ini.

Kesal karena Daddy dan Mommy yang seakan tak menganggapnya di antara mereka. Memang benar pernyataan orang-orang tentang 'Dunia terasa hanya milik berdua'. Sepertinya Aquinsha benar-benar hanya mengontrak karena dunia ini hanya milik Daddy dan Mommy.

Bahagia karena Daddy dan Mommy yang menunjukkan rasa cinta satu sama lain. Aquinsha tanpa sadar tersenyum menatap keduanya. Banyak orang yang ia tau, bahkan beberapa orang tua temannya memiliki hubungan yang tak harmonis. Di usia senja mereka, bukannya menikmati waktu berdua, malah ada yang berpisah. Ada juga yang mendua atau mengoleksi daun muda. Merasa miris dengan hal tersebut.

Menjadikan Daddy dan Mommy patokan dalam membangun sebuah hubungan membuatnya merasa harus seleksi dalam memilih pasangan karena ia ingin hubungannya dengan pasangannya kelak seperti orang tuanya. Tetap harmonis. Saling menyayangi dan saling mencintai satu sama lain.

Ia terpekur. Ingatannya langsung mengingat kejadian tadi malam. Seharusnya ia tak bertingkah aneh yang berujung mempermalukan dirinya sendiri.

"Radi, coba pegang, ada sesuatu gak di atas kepalaku?" Radi menoleh menatapnya.

Seperti biasa Radi hanya menatapnya datar. Aquinsha salah tingkah saat sadar dengan perkataannya tersebut. Kenapa ia malah ingin kepalanya dipegang Radi setelah melihat pria itu mengelus rambut Shaki?

"Gak ada pa-apa Nona."

Aquinsha melirik jutek Radi yang mengamati puncak kepalanya tanpa memegangnya. Ia pun menyuruh pria itu agar segera mengemudikan mobil.

"Aquinsha?"

Aquinsha tersentak, menatap Mommy yang menegurnya kemudian menatap Daddy.

"Kenapa sih? Kok ngelamun?" lanjut Mommy.

"Gak pa-pa." Aquinsha menggeleng pelan.

"Kemarin Ankaa Sajiwa ajak kamu makan siang, kan?"

Aquinsha mengalihkan pandangan pada Daddy. Ah iya, dia lupa tentang hal tersebut. Seketika ia merasa kesal. "Daddy kenapa sih izinin dia ajak aku makan siang? Daddy beneran mau jodohin aku dengan dia?"

"Terus Daddy harus apa? Gak ngizinin?" Aquinsha menatap malas Daddy yang berujar santai.

"Perjodohan apa?" sahut Mommy mengkerutkan keningnya. Aquinsha seketika berbinar menatap Mommy.

"Mom, masa Daddy mau jodohin aku dengan Ankaa Sajiwa?" adunya.

Mommy langsung menatap Daddy penuh tuntut yang masih saja santai makan. "Dad..."

"Dari pihak sana belum membicarakannya. Daddy cuma tebak aja. Tujuan mereka ajak Daddy bawa Aquinsha main golf, tentunya ada alasan tertentu." Daddy memeguk air minum lebih dulu, menatap Mommy dan Aquinsha secara bergantian.

"Ya kalau misal nantinya mereka bicarain, Daddy harus tolak!" ujar Aquinsha.

Daddy langsung memfokuskan tatapan kepadanya. "Jasver mengganggumu, kan?" Segera Daddy mengalihkan pembicaraan membuat Aquinsha menahan diri agar tak berdecak kesal.

"Iya," sahutnya malas. Sudah pasti Daddy tau dari Radi.

Daddy berdecak kesal. Meneguk air lebih dulu kemudian melanjutkan, "Kenapa sih kamu bisa pacaran dengan dia?"

Harta, Tahta, CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang