Part 52 - Perjodohan

22.4K 2K 121
                                    

Aquinsha menyapa beberapa karyawan yang ia lewati sebelum naik ke lantai atas tempat ruang pribadinya berada. Setelah dua minggu lamanya absen mengunjungi Sweet Bites karena pergi berlibur bersama Theresa dan Lovi. Mereka mengunjungi negera Montenegro. Negera yang memiliki berbagai objek wisata yang menarik dan memukau.

Selama dua minggu di sana, Aquinsha benar-benar menikmati waktu berliburnya. Bahkan ia membuat akun media sosial dan membagikan aktivitas berliburnya. Alasannya membuat akun media sosial atas anjuran Lovi yang memang penggila dunia maya, temannya itu sangat menyukai membagikan segala aktivitasnya.

Aquinsha pernah memiliki, juga sama halnya dengan sebagian orang yang membagikan segala akivitasnya di dunia maya. Satu alasan khusus membuatnya menghapus media sosialnya.

Tiba-tiba ia terpekur sejenak lalu menghela nafas kasar. Ada notifikasi pengingat muncul di layar ponselnya. Mengingatkannya pada jadwal berkunjung ke psikiater sore ini.

Aquinsha mengunci ponselnya bersamaan dengan kedatangan Bora yang tersenyum lebar. "Selamat pagi Nona Bos yang cantik."

"Gak ada oleh-oleh."

Senyum Bora langsung luntur mendengar perkataan Aquinsha. Padahal ia belum bertutur kata manis, tapi Aquinsha sudah mengetahui tujuannya.

"Yah, kok gak ada sih, Nona? Padahal saya berharap ada lho. Minimal gantungan kunci gitu?"

Aquinsha menatap malas Bora.

"Ah gimana kalau saya minta cuti?" Aquinsha langsung menatapnya tajam membuatnya mencebikkan bibir. "Masa saya kerja terus sih, Nona."

"Kamu mau liburan?"

Bora langsung mengangguk semangat. "Iya. Nona bisa kasih saya liburan kapal pesiar Singapura. Gak mahal-mahal amat kok." Bora cekikikan. Aquinsha makin menatap malas asistennya itu.

"Aku bertanya, bukan nawarin kamu!"

"Yah sesekali gitu Nona bayarin liburan saya. Sebagai tanda terima kasih."

"Kalau kamu pergi berlibur selama dua minggu, terus yang urus Sweet Bites siapa?'

Bora mendesah lemah, ekspresinya muram.

"Saya kasih kamu liburan ke Pulau Seribu akhir pekan nanti."

"Yah kok Pulau Seribu? Minimal ..."

"Minimal, minimal. Mau gak?" sela Aquinsha ketus.

Bora menyengir. Daripada tidak berlibur sama sekali. Kemudian ia duduk di hadapan Aquinsha. Membicarakan pekerjaan. Sebelum keluar dari ruangan Aquinsha, Bora teringat sesuatu yang membuatnya kembali merapatkan bokong di kursi.

Kening Aquinsha mengkerut menatap Bora yang ekspresinya begitu penasaran. "Nona sudah mendengar rumor tentang ..." Sengaja menggantung perkataannya agar Aquinsha makin penasaran.

"Rumor apa?"

"Perjodohan antara Rajash Sajiwa dan Champa Abimana?" ujar Bora pelan dan penuh hati-hati. Ekspresi Aquinsha langsung berubah dingin, tapi hanya sesaat karena wanita itu langsung membuang pandangannya.

"Bukan urusan aku." Dan pura-pura sibuk dengan iPad miliknya.

"Em .... memangnya hubungan Nona dan Bang Radi sudah berakhir?"

"Siapa itu Radi?!" sela Aquinsha tajam. Bora pun mengatup bibirnya dan meringis pelan. Sepertinya Aquinsha semakin sensitif jika ada orang yang menyebut nama Radi. Lagipula orang itu telah berganti nama atau selama ini Radi itu hanya nama samaran?

Ah Bora jadi bingung.

Segera wanita itu pamit keluar. Meninggalkan Aquinsha yang melamun sejenak kemudian kembali fokus ke iPad. Masik ke pencarian dan mencari sebuah berita.

Harta, Tahta, CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang