Part 28 - Je t'aime

21.6K 1.8K 66
                                    

Aquinsha tetap tenang mendengar suara bel berdenting setiap lima detik sekali. Menghitung dalam hati jika dentingan bel saat ini sudah ke tujuh kalinya. Meski ia telah siap sedari tadi, tapi ia tak ingin terlalu menunjukkan jika ia sangat antusias menyambut hari ini. Bahkan bangun sebelum matahari terbit. Karena Rani dan Leia tak tinggal di sini sehingga ia sendiri yang memilih pakaian membuatnya bingung. Sehingga ia menjatuhkan pilihan pada baju kemeja berlengan panjang model balon berwarna hitam. Dipadukan dengan skort berwarna cokelat.

Bukan hanya itu yang membuat Aquinsha bingung, bahkan ia bingung memilih sepatu dan juga tas. Apalagi riasan wajah dan tatanan rambutnya. Jadi ia tampil begitu maksimal agar Radi hanya terpaku padanya. Memikirkan hal itu membuatnya tertawa pelan, menyesap pelan teh madu yang ia buat tadi. Keningnya mengernyit saat tak lagi mendengar suara bel, padahal sudah lewat lima detik.

Perhatiannya teralihkan pada ponsel yang berada di atas meja. Ada pesan Radi yang masuk.

Saya sudah datang

Singkat padat dan jelas.

Aquinsha berdecak pelan, tak menanggapi hal tersebut. Menunggu lima menit berlalu. Ia pun berdiri seraya meraih tas dan juga ponselnya. Membuka pintu dan ia langsung disuguhkan oleh pemandangan Radi yang sedang bersandar dengan dua tangan berada di dalam saku celananya. Pria itu terlihat melamun dengan ekspresi yang begitu rumit. Aquinsha mengernyit melihat Radi. Kenapa pacar tampannya itu?

"Radi," panggilnya lembut. Pria itu tersentak pelan kemudian menegakkan punggungnya, mengeluarkan kedua tangan dari sakunya. "Kamu baik-baik saja?" Tangan Aquinsha terulur untuk menyentuh pipi Radi. Pria itu terlihat kurang tidur. Hendak bicara lagi, tapi Radi mendahului.

"Saya baik-baik saja." Datar seperti biasanya, tapi pria itu sama sekali tak menyentak tangannya yang masih bertengger di pipi pria itu.

"Oke," ujar Aquinsha lamat kemudian melanjutkan, "Dalam suatu hubungan, pasangan harus saling terbuka agar hubungan itu tetap terjalin harmonis." Setelah mengatakan itu, Aquinsha tersenyum kemudian menarik tangannya lalu merangkul lengan kanan Radi. Mengajak pria itu masuk ke lift. Mereka akan sarapan bersama. Sarapan bersama untuk kali pertama sebagai sepasang kekasih. Memilih restoran Prancis dan tentunya memilih ruangan yang bersifat privasi. Karena meski kota ini luas dan banyak restoran, tidak menutup kemungkinan ia akan bertemu dengan seorang kenalan atau orang yang mengenalnya melihatnya.

Bukan, bukannya Aquinsha merasa jika hubungannya dengan Radi adalah skandal yang harus ditutupi. Hanya saja untuk saat ini ia ingin menutupinya dulu. Mempersiapkan diri lebih dulu untuk menghadapi sesuatu apapun yang akan menerpa hubungan mereka setelah orang-orang tau. Karena bukan hanya tentang mereka. Aquinsha adalah seorang Janitra, orang-orang yang iri dan juga membencinya tentu saja akan sangat tertarik untuk menjelekkannya. Jika mereka tau siapa pasangannya, besar kemungkinan mereka akan menggoreng habis hal tersebut.

Aquinsha hanya ....

Ingin melindungi Radi. 

Mendengar pengakuan pria itu jika telah jatuh cinta padanya saat ia merawat ketika pria itu sakit. Itu berarti tujuh tahun lamanya pria itu memendam perasaan tersebut.

Radi memang seorang pria yang tentunya dalam pandangan orang-orang, apalagi wanita, jika seorang pria yang harusnya lebih dulu mengungkapkan perasaannya. Tapi kondisi dan situasi Radi berbeda. Pria itu merasa tak pantas hanya karena status sosial mereka berbeda.

Harta, Tahta, CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang