Apa yang tidak bisa kembali seperti semula?
Kayu dibakar berubah menjadi arang ...
Kertas dibakar berubah menjadi abu ....
Besi berkarat berubah menjadi hitam, tipis dan rapuh ....
Dan waktu yang tidak bisa diputar kembali ...
Bahkan kata 'andai' atau 'seharusnya', sama sekali tidak berguna. Semuanya telah terjadi ...
Semuanya telah hancur ...
Apalagi di era saat ini, tak ada yang bisa ditutupi.
Ah bisa saja jika memiliki kuasa serta uang, maka orang-orang yang memiliki hal tersebut dapat menyembunyikan sebuah fakta. Mengubur bahkan menghilangkannya dengan mudah.
Orang-orang bersaing. Baik orang besar maupun orang kecil.
Orang kecil melawan orang besar, apa bisa?
Tentu saja tidak bisa. Sesuatu hal yang sangat kecil terjadi apabila orang kecil yang menang.
Bagaimana jika orang besar melawan orang besar? Memiliki power yang setara? Memiliki harta yang setara?
Jawabannya ....
Salah satu di antaranya pasti akan mencari kesalahan. Baik itu hanya setitik. Apalagi jika ada kesalahan besar yang pernah dilakukan.
Sajiwa ...
Salah satu keluarga yang masuk ke dalam jejeran konglomerat di negeri ini. Generasi pertama membangun Sajiwa Group. Generasi kedua yang mengembangkan dan generasi ketiga?
Orang-orang mengenal jika Sadawira adalah putra tunggal Rajan Sajiwa, generasi kedua Sajiwa Group. Rajan Sajiwa yang mengembangkan Sajiwa Group hingga sebesar ini. Rajan Sajiwa yang membuat orang-orang semakin menaruh rasa segan dan santun pada keluarganya. Dikenal sebagai orang yang berwibawa, ramah dan penuh ambisi.
Lalu bagaimana dengan Sadawira Sajiwa? Apa yang pria itu lakukan pada Sajiwa Group? Menghancurkannya?
Peristiwa bertubi-tubi yang menimpa keluarga Sajiwa belakangan ini menarik perhatian publik. Anak-anak yang saling membunuh---itulah berita yang beredar, dengan alasan karena tahta dan harta. Ditambah anaknya yang meninggal karena overdosis obat-obatan. Kemudian disusul dengan istri Rajan Sajiwa yang memang diketahui memiliki riwayat penyakit jantung, mengalami serangan jantung akibat kejadian bertubi-tubi yang menimpa keluarganya. Hapsari Sajiwa pun diberitakan mengalami depresi karena tiga anaknya meninggal.
Lalu bagaimana dengan Sadawira Sajiwa?
Pria itu mendekam di balik jeruji. Kasus yang tak pernah ditangani pihak berwenang karena kelicikan Sadawira akhirnya terkuak. Bersama bukti-bukti yang banyak dikumpulkan. Mulai dari pembunuhan Ragah Sajiwa, istri dan juga putrinya. Motifnya tentu saja karena mengetahui jika Rajan Sajiwa menjadikan Ragah sebagai penerus Sajiwa Group.
Ada pun kejahatan lain yang pria itu lakukan karena membunuh ayahnya sendiri. Membunuh Rajan Sajiwa.
Kehancuran Sajiwa Group diambang mata. Beberapa investor berkeinginan menarik saham mereka. Beberapa perusahaan yang bekerja sama dengan mereka ingin memutuskan kerja sama.
Apalagi saat Sadawira dijatuhi hukuman mati.
Irawan Pandya selaku orang kepercayaan, kanan tangan serta pengacara Rajan Sajiwa yang dinyatakan hilang sejak Rajan Sajiwa meninggal, muncul. Mengungkapkan jika pewaris Sajiwa Group bukanlah Sadawira. Membuat sebagian orang yang masih menaruh kepercayaan pada perusahaan besar tersebut, tetap tinggal.
Setelah enam bulan lamanya Sajiwa Group 'membenah diri' dan sebentar lagi diumumkan pewaris sebenarnya ke muka publik yang begitu penasaran, setelah kurang lebih hampir setahun lamanya mengikuti berita tentang 'Sajiwa Group'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta, Tahta, Cinta
ChickLitHarta merupakan segala kekayaan yang berwujud maupun tidak berwujud. Tahta merupakan kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Cinta merupakan suatu emosi dari afeksi yang kuat dan ketertarikan pribadi. Cinta juga dapat diartikan sebagai suatu perasaa...