Entah kenapa mata Aquinsha tak bisa diajak kompromi. Kedua matanya selalu saja melirik ke arah Radi yang duduk di sebelahnya. Saat ini mereka sedang makan bersama di meja makan yang ada di penthouse. Dulu mereka sering makan bersama, tapi suasana saat ini sangat jauh berbeda.
Apakah karena sekarang status mereka telah berubah?
Aquinsha mengulum bibir, tanpa sadar menggigit sendok. Saat Radi meliriknya, ia segera berhenti melirik pria itu. Lalu lanjut menyendok makanan dan memasukkan ke dalam mulutnya. Melihat lauk Radi yang tersisa sedikit di atas piring pria itu, ia pun menambahkan lauk membuat pria itu menatapnya. "Ini salah satu tindakan orang pacaran. Paham kamu?" ujarnya bagaikan seorang ibu guru pada muridnya.
Pria itu hanya mengangguk, kemudian menyendok capcay lalu menaruhnya di atas piring Aquinsha.
Aquinsha mengulum senyum, kembali menatap Radi yang tanpa ekspresi. Ia pun menepuk lembut puncak kepala Radi. "Anak pintar." Lalu tertawa pelan dan lanjut makan, tanpa melihat senyum tipis pria itu yang sangat singkat.
Ponsel Aquinsha berdering membuatnya beranjak untuk mengambil ponselnya yang berada di atas sofa, lalu kembali duduk seraya menjawab panggilan Bora. "Hm? Kenapa?"
"Nona hari ini gak ke kantor?"
"Enggak." Aquinsha melirik Radi. "Gak ada meeting penting, kan?"
"Iya Nona. Jadi hari ini saya libur nih?"
"Enggak. Kamu pergi cek ..." Di seberang sana Bora menyesal menelepon bosnya tersebut hanya mampu menghela nafas pelan. "Suruh Junior antar kamu."
"Ih gak usah! Saya gak mau!" Pekik Bora.
"Daripada kamu naik transportasi umum?"
Pada akhirnya Bora setuju. Aquinsha tertawa. Suasana hatinya sangat berbanding terbalik dengan kemarin. Hari ini wanita itu begitu berbunga-bunga. Meletakkan ponselnya di atas meja, ia lanjut makan. Melirik Radi yang telah selesai makan. Ia pun cepat-cepat menghabiskan makanannya. "Radi sini." Menarik tangan Radi agar kembali duduk di sebelahnya.
"Sekarang tanggal berapa, ya?" gumam Aquinsha seraya melihat tanggal di ponselnya. Kemudian masuk ke kalender lalu menandai tanggal tersebut sebagai hari spesial. Bibirnya terkulum. Ia melirik Radi yang diam di sebelahnya. Apakah ia saat ini pacaran dengan patung?
"Radi," panggilnya lembut. Pria itu balas menatapnya. "Karena sekarang kita pacaran. Kamu gak usah segan ke aku!" ujarnya tegas.
"Tapi Nona ..."
"Ada apa lagi? Dan berhenti panggil aku 'Nona'!" sela Aquinsha gemas. Sangat ingin mencium bibir pria itu. Eh!
"Orang tua Nona gak akan setuju. Saya cuma orang biasa."
Aquinsha mengerjap pelan. Karena dirundung kebahagiaan membuatnya tak memikirkan hal tersebut. Ia berdecak pelan, menatap kesal Radi. "Kamu tuh nyebelin. Merusak suasana aja." Membuang pandangannya seraya bersidekap, memasang gestur merajuk. Karena tak ada tanggapan dari Radi membuatnya kembali menatap pria itu yang malah menatapnya lurus. "Radi, kalau aku ngambek, kamu harus bujuk." Ia berpikir sejenak. "Kayaknya kamu harus belajar dan tau caranya pacaran. Kamu juga harus tau gimana caranya memperlakukan pacar kamu, yaitu aku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta, Tahta, Cinta
ChickLitHarta merupakan segala kekayaan yang berwujud maupun tidak berwujud. Tahta merupakan kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Cinta merupakan suatu emosi dari afeksi yang kuat dan ketertarikan pribadi. Cinta juga dapat diartikan sebagai suatu perasaa...