Part 37 - Empat Mata

17.4K 1.6K 92
                                    

Seperti jadwal yang telah ditentukan, hari ini Aquinsha akan berkunjung ke salah satu panti asuhan milik keluarganya. Bukan hanya dia yang pergi, ada beberapa pengurus yayasan juga. Ditambah Mommy. Wanita itu sangat antusias, apalagi saat bertemu dengan anak-anak kecil yang begitu bahagia menyambut mereka. Bahkan ada yang masih bayi.

Kunjungan yang dilakukan untuk memantau tempat tersebut. Mengecek segala kebutuhan dan apakah tempat tersebut butuh renovasi. Yang perlu ditambahkan adalah jumlah kamar mandi yang hanya ada tiga, padahal banyak penghuni panti tersebut. Pun mereka juga kekurangan orang yang mengurus anak-anak, apalagi di sana ada beberapa anak bayi yang perlu perhatian ekstra. Setelah membicarakan semua ini dengan kepala panti, Aquinsha pun keluar dari kantor tersebut. Langkah Aquinsha berhenti sejenak saat melihat sebuah piano tua di area ruang tamu panti tersebut. Kemudian lanjut melangkah saat ditegur. Mereka berbincang seiring langkah mereka menuju ke area depan panti yang kini ramai karena Aquinsha memang menyuruh pengurus yayasan untuk membuat acara, seperti beberapa permainan yang dapat diikuti anak-anak. Pun acara makan-makan bersama.

Aquinsha tersenyum melihat semua anak-anak yang tertawa riang. Sangat bahagia mengikuti lomba permainan. Meski ada yang menangis karena kalah dalam permainan. Mommy pun membujuk anak tersebut agar tak menangis.

Tatapan Aquinsha beralih pada Radi yang saat ini sedang bermain bola bersama anak-anak laki-laki. Ada juga Junior yang sepertinya berada di tim lawan.

"Huuu cemen!" teriak Bora pada Junior, pun menyuruh anak-anak yang menonton bersamanya mengejek pria itu.

Junior memicing kesal. Ia berkeringat sehingga pakaiannya basah. Mendekat ke arah Bora dan sebelum wanita itu lari, segera ia memiting leher Bora.

"Cie cie!!" Anak-anak berseru pada mereka. Membuat Bora dan Junior segera menajaga jarak.

"Apa sih?!" sentak Bora kesal segera melarikan diri dari godaan anak-anak kecil.

"Dih! Gak usah salting lu Bon-Bon!"

"Tante nikahin kalian berdua!" Junior cengengesan menatap Mommy, sedangkan Bora melotot.

"Ih ogah!" seru Bora menolak.

Aquinsha menggeleng melihat tingkah mereka. Mendekat ke arah meja yang terdapat cool box. Segera memanggil anak-anak yang tadi bermain bola untuk mengambil minuman. Mereka dengan patuh mengantri membuat Aquinsha mengulum senyum. Segera membagikan minuman dingin pada mereka untuk menuntaskan dahaga. Hingga orang terakhir yang kini berdiri di hadapannya membuatnya tertawa pelan.

"Dek Radi mau apa?" ujarnya geli. Meski Radi hanya menatapnya datar, ia tetap tertawa. Segera memberikan air botol pada Radi. "Capek banget, ya?" tanya Aquinsha karema melihat Radi yang meneguk air hingga isi botol tersebut hampir habis. Menarik beberapa lembar tisu dan memberikan pada Radi untuk mengelap keringat.

"Udah lama gak main bola. Agak terasa capeknya," balas pria itu seraya mengelap keringatnya.

"Udah tua sih, makanya gampang capek," ejek Aquinsha seraya meninju pelan perut Radi.

"Saya masih kuat kok."

"Masih kuat apa?" Aquinsha tertawa, Radi hanya menggelengkan kepala dengan dengusan tawa. Tanpa mereka sadari ada tatap mata yang mengamati interaksi mereka.

"Yuk, yuk, semua ke sini. Kita foto bareng-bareng!" seru kepala panti memanggil semua anak-anak. Segera Aquinsha ke arah mereka semua.

"Semuanya sudah ada?" tanya Mommy pada kepala panti.

Kepala panti mengecek semua anak-anak dan menyadari ada satu yang belum bergabung dengan mereka. Ia menatap salah seorang pengurus panti. "Raihan mana?"

Harta, Tahta, CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang