Nerissa tersenyum menatap Jasver yang baru selesai mandi meski Jasver hanya meliriknya sebentar dan melewatinya begitu saja. Ia mengekor hingga mereka berada di wardrobe room. Diam mengamati suaminya itu yang sedang memakai pakaian yang telah disiapkan asisten pribadi beberapa saat yang lalu.
Jasver menatapnya membuatnya menyunggingkan senyuman lagi. "Kamu kenapa?"
"Em ..." Nerissa mengulum bibir sejenak. "Aku boleh potong rambut dan ubah warna rambutku?"
Jasver tak langsung merespon, diam mengamatinya membuatnya salah tingkah sehingga ia menunduk. "Rambutmu sudah bagus." Hanya itu yang diucapkan Jasver kemudian keluar dari ruangan tersebut. Nerissa mengangkat pandangannya. Kedua tangannya saling meremas satu sama lain. Apa susahnya mengatakan, 'Kamu cantik kayak, gak usah ubah potongan dan warna rambutmu.'
Teriakan Jasver menyentaknya. Segera ia beranjak keluar, menyusul pria itu.
"Kenapa Papa dan Mama undang kita makan malam?" tanya Jasver sesaat mobil yang disetir supir melaju.
Nerissa senantiasa menatap pria itu. "Em cuma mau makan malam kok. Katanya karena Mas Ankaa gak sibuk, begitupun Mas Sharga. Aaron juga pulang, dia libur."
Jasver membalas tatapannya. "Anak itu belum lulus?"
Nerissa mengangguk pelan. "Dia seangkatan dengan Aquinsha, kan?" Meski kesal mendengar nama itu, Nerissa hanya mengangguk.
"Kenapa Mas?"
"Enggak pa-pa." Jasver membuang pandangannya. "Mamamu terlalu memanjakannya."
"Ya, Mas benar. Aku duga kalau di sana Aaron cuma main-main," ujar Nerissa. Adiknya itu sepertinya kebanyakan main daripada menempuh pendidikannya.
Beberapa saat kemudian mereka tiba di rumah megah milik Sadawira Sajiwa, generasi kedua Sajiwa Group. Satu-satunya penerus salah satu perusahaan besar di negeri ini. Berkat pendiri Sajiwa Group, yaitu Hirawan Sajita termasuk pengusaha yang mampu mengembangkan usahanya dengan cepat dan meluas ke berbagai bidang. Bisa dibilang sejajar dengan Janitra maupun keluarga konglomerat lainnya.
Salah satu alasan kenapa orang tua Jasver langsung setuju saat ajakan orang tua Nerissa untuk menjodohkan mereka.
Meski Nerissa bukanlah pewaris tunggal atau penerus kerajaan bisnis keluarga Sajiwa, tapi wanita itu sama halnya dengan Aquinsha, satu-satunya perempuan di keluarga Sajiwa. Sudah ada porsi sendiri yang dijanjikan untuknya. Apalagi kini Nerissa mengandung anak dari Jasver Janitra.
Mereka disambut Hapsari Sajiwa. Dengan ramah dan penuh antusias menyambut menantu kesayangannya tersebut, bahkan menuntunnya menuju ke arah meja makan. Tindakan berlebihan---menurut putra keduanya, sang Nyonya besar mendapat teguran dari pria berusia tiga puluh tahun tersebut. "Ma gak usah lebay, kayak nyambut pangeran aja," cibirnya.
Hapsari Sajiwa langsung melemparkan tatapan kesal pada Sharga yang melengos mengambil makanan sendiri. Hapsari pun mengambilkan makanan untuk menantunya.
"Mas Ankaa gak datang?" tanya Nerissa karena tak ada Ankaa padahal Mama mengatakan jika diadakan makan malam tersebut karena semua anak-anak tak sibuk.
"Ada kok, itu." Nerissa menoleh menatap Ankaa yang melangkah mendekat lalu duduk di sisi kanan meja tersebut tepat berhadapan dengan Jasver.
Nerissa menyapa Ankaa yang hanya berdehem pelan. Mama juga mengambil makanan untuk Ankaa. Saat Sharga meminta, Mama membalas agar mengambil sendiri, namun saat Aaron yang meminta, Mama pun mengambilkan. Sharga menatap kesal Mama yang langsung membela diri jika posisinya jauh dari Mama. Padahal tadi langsung berdiri saat Jasver datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta, Tahta, Cinta
ChickLitHarta merupakan segala kekayaan yang berwujud maupun tidak berwujud. Tahta merupakan kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Cinta merupakan suatu emosi dari afeksi yang kuat dan ketertarikan pribadi. Cinta juga dapat diartikan sebagai suatu perasaa...