Part 11 : Perhatiannya

357 21 0
                                    

Hari-hari telah berlalu sejak satu minggu yang lalu Maudi bertemu dengan pria bernama Arya, kini Maudi belum membuka kembali aplikasi Bumblenya. Sedangkan Arya masih saja terus menghubungi dirinya. Pria itu bahkan terus memberikan perhatian manis untuk Maudi, tetapi perhatian itu bukannya membuat Maudi luluh, jutsru perhatian itu malah membuat Maudi semakin takut jika Arya semakin berharap padanya. Ditambah lagi dengan kelakuan Arya yang makin hari makin banyak membuat Maudi illfeel.

Setiap hari Arya selalu menghubungi Maudi, dan sering kali pria itu terlalu ingin tahu dengan urusan Maudi. Seperti Maudi hari ini kemana? Melakukan apa? Bahkan beberapa hari belakangan ini, pria itu semakin terlihat posesif dengan pertanyaan 'dengan siapa?' yang dia ajukan. Hal tersebut tentunya membuat Maudi sangat risih. Pacar bukan, tapi sudah ingin tahu ini dan itu, Maudi jadi malas meladeninya.

Melihat hal ini Maudi semakin berpikir untuk benar-benar mendorong Arya menjauh dari hidupnya. Tetapi sebelum itu dilakukan oleh Maudi, dia harus melunasi janjinya terlebih dahulu pada Arya. Maudi tentu masih sangat mengingat janjinya untuk pay the bill on the next dinner.

Hari ini seperti biasa Maudi sudah bersiap-siap sejak pagi hari untuk pergi ke kampus. Kali ini Maudi diundang untuk datang ke acara seminar proposal salah satu teman sekelasnya yang bernama Bintang. Sesuai janjinya kemarin, dia akan datang ke acara tersebut dan tentunya Maudi tidak datang sendiri. Karena Bintang bukan hanya teman kelasnya saja, tetapi juga teman kelas Andi. Jadi rencananya Maudi akan datang bersama Andi.

Maudi mengenal Bintang sudah sejak awal mereka menjadi mahasiswa baru. Tetapi memang Maudi dan Bintang memiliki lingkungan pertemanan yang berbeda. Jadi sebenarnya Maudi tidak terlalu dekat dengan Bintang, hanya saja Bintang cukup dekat dengan Andi. Mereka berdua pernah menjadi teman satu kos di tahun pertama mereka berkuliah. Namun karena Andi merasa tidak cocok dengan kosan tersebut, akhirnya sahabatnya itu memutuskan untuk pindah kosan ke tempat lain di tahun kedua mereka kuliah.

Setelah selesai bersiap-siap, akhirnya Maudi keluar dari kamarnya untuk segera menemui Andi yang memang sejak tadi sudah menunggunya di ruang tamu kosannya. Kosan Maudi ini memang kosan putri, yang diawasi oleh penjaga kos yang juga seorang perempuan. Walau kosan Maudi adalah kosan putri, tetapi kosan Maudi juga bukanlah kosan yang kaku. Penghuni kos masih diizinkan untuk memasukan tamu lawan jenis, walau hanya sebatas ruang tamu atau dapur. Karena memang di kosan Maudi terdapat dua ruang tamu, serta terdapat dua dapur bersama yang masing-masing berada di lantai satu dan dua.

"Hayu Ndi!" Ajak Maudi begitu menghampiri Andi yang saat ini sedang terduduk disalah satu kursi yang ada di ruang tamu tersebut.

"Oh udah siap? Ayo!" Balas Andi sambil mengikuti Maudi yang saat ini mulai menuruni anak tangga. Ya, kamar Maudi memang terletak di lantai dua.

Setelah tiba di parkiran, Andi pun langsung menyiapkan motornya. Namun dari posisinya saat ini, Andi bisa melihat Maudi yang sedikit kesulitan dengan helmnya, yang sepertinya mendadak macet. Melihat hal tersebut tentu saja inisiatif Andi meningkat. Pria itu menghampiri Maudi sambil mengambil helm milik Maudi, lalu membuka pengaitnya, dan langsung memasangkan helm tersebut pada Maudi. Hal ini tentu saja membuat jarak Maudi dan Andi sangat dekat.

Maudi yang mendapatkan perlakukan seperti itu dari Andi cukup terkejut untuk beberapa saat. Bahkan saat Andi sudah kembali dengan motornya, sedangkan Maudi masih mencerna apa yang terjadi tadi. Sejak Maudi mengakhiri hubungannya dengan Zian, Andi semakin berani menunjukan perhatiannya. Awalnya Maudi tidak mempermasalahkan hal tersebut, asalkan masih dalam batas normal. Namun semakin hari, semakin banyak perhatian, bahkan setuhan fisik yang dilakukan Andi padanya, dan itu semakin membuat Maudi risih.

Sebenarnya sejak kabar burung yang menyebutkan bahwa Andi menyukai Maudi, dirinya tidak ingin terlalu menganggap hal tersebut menjadi hal yang serius. Karena Maudi ingin menjaga persahabatannya dengan Andi. Tetapi dari hari ke hari, semakin Maudi diam, sepertinya Andi semakin gencar menunjukan perhatiannya pada Maudi. Sebenarnya Andi bukan orang yang buruk sebagai seseorang yang layak dicintai. Tapi yang salah di sini adalah Andi itu sahabatnya, perasaan Maudi terhadap Andi tidak bisa lebih dari seorang sahabat. Di tambah lagi Andi dan juga Zian, berada di satu lingkungan pertemanan yang sama. Tentu itu sangat membuat Maudi tidak nyaman untuk memiliki hubungan yang spesial dengan Andi. Dari semua yang terjadi akhir-akhir ini antara Maudi dan Andi, dirinya masih memilih untuk pura-pura bodoh dengan semua perhatian dan sinyal yang di kirimkan Andi padanya. Maudi memilih diam bukan karena dirinya menikmati semua perlakukan yang Andi berikan untuknya, Maudi memilih diam untuk menjaga persahabatan mereka.

Bumble Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang