Karena aku lagi galau aku double post deh, semoga hari kalian menyenangkan jangan kaya aku 🙃
Kali ini semua anggota keluarga sudah berkumpul dimeja makan untuk sarapan, termasuk Fawaz. Baik Maudi maupun Fawaz, saat ini sudah dalam kondisi yang lebih segar dari sebelumnya. Saat ini, Maudi tampil tanpa makeup dan hanya menggunakan baju tidur panjang ditambah kerdung instan. Hal ini tentu saja cukup menarik perhatian Fawaz. Ini kali kedua mata Fawaz benar-benar melihat wajah Maudi tampa riasan, dan seperti biasa, tanpa riasan sekali pun Maudi tetaplah sangat cantik menurut Fawaz."Bu ini bala-balanya pake udang gak?" tanya Maudi pada sang ibu.
"Iya, kan kaya biasa," jawab Ibu Ika, sambil menyendok nasi untuk suaminya.
"Mas Fawaz gak bisa makan udang, yang ini jangan di makan ya Mas," ucap Maudi pada Fawaz, sambil menunjuk kearah gorengan yang Maudi maksud.
"Loh nak Fawaz alergi udang?" tanya Pak Ridwan pada Fawaz.
"Iya pak, kebetulan saya punya alergi sama udang, dan kepiting," jawan Fawaz.
"Mas kalau mau gorengan, yang jagung aja ya," seru Maudi lagi.
"Iya, makasih ya," jawab Fawaz, sambil tersenyum hangat kearah Maudi.
Setiap kali gadis itu mengingat tentang alerginya, Fawaz selalu merasa Maudi sangat memperhatikannya. Setiap kali makan bersama, Maudi selalu bertanya tetang makanan yang akan mereka makan, untuk Fawaz. Sungguh semua itu sangat manis dimata Fawaz.
"Mas nasinya segini cukup gak?" tanya Maudi, sambil menampilkan sepiring nasi yang saat ini berada ditangannya.
"Eh cukup, makasih," jawab Fawaz, dengan sedikit terbata-bata.
Fawaz yang sejak tadi sedang kurang fokus karena memperhatikan Maudi, tidak menyangka bahwa nasi yang sejak tadi Maudi ambil diperuntukkan untuknya. Apa yang Maudi lakukan pada Fawaz ini, tentu saja sangat menarik perhatian kedua orang tua Maudi.
"Enjoy," ucap Maudi singkat sambil tersenyum kearah Fawaz.
Sadar dengan keadaan sekitar yang memperhatikan interaksi mereka berdua. Terutama sang ibu yang sedang menatap Maudi dengan tatapan intens, Maudi akhirnya berdehem singkat untuk menghilangkan kecanggungan yang terjadi diantara mereka.
"Ekhm! Yuk makan yuk," seru Maudi, sambil mengambil beberapa lauk yang ada di meja makan.
Kejadian barusan tentu saja tidak luput dari pandangan Ibu Ika dan suaminya. Anak gadis mereka yang selalu mereka anggap seperti bayi, kini ternyata sudah dewasa. Bukti nyatanya adalah adanya Fawaz di tengah-tengah mereka. Selain itu, dari interaksi antara Maudi dan juga Fawaz, Ibu Ika bisa melihat dengan jelas bahwa ada cinta diantara mereka berdua.
Setelah kejadian tadi, akhirnya mereka pun memutuskan untuk memulai sarapan, sambil sesekali diisi oleh obrolan hangat antara Maudi, dan sang ayah yang membahas mengenai ujian akhir semester yang baru saja Maudi selesaikan. Fawaz yang masih merasa canggung, hanya bisa menjadi penonton atau sesekali menanggapi obrolan tersebut dengan senyuman.
"Nak Fawaz suka kopi?" tanya Pak Ridwan pada Fawaz, yang sejak tadi hanya diam, dan menjadi penonton saat terjadi diskusi antara Maudi dan Ayahnya berlangsung.
"Suka Pak," jawab Fawaz singkat.
"Teh bikinin ayah kopi ya, sama buat nak Fawaz juga," ucap sang ayah pada Maudi, yang saat ini sedang membantu ibunya membereskan meja makan.
"Ayah kaya biasa kan?" tanya Maudi pada sang ayah.
"Iya, tapi gulanya kurangin dikit ya," ucap sang ayah pada Maudi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumble
RomanceBermula dari Maudi Betari Putri seorang mahasiswa tingkat akhir yang patah hati karena harus merelakan kekasihnya yang harus di jodohkan demi meneruskan tradisi keluarga. Karena kemelut dalam pikirannya itu lah, sahabatnya Indri memberikannya satu s...