Hari Sabtu sore ini, rencananya Maudi akan kembali ke Yogyakarta untuk menyelesaikan skripsinya. Karena hari ini adalah weekend, maka sang ayah lah yang mengantar Maudi untuk pergi ke stasiun.
Saat ini Maudi dengan kedua orang tuanya, sedang berada di perjalanan menuju stasiun. Jika sedang dalam perjalanan seperti ini Maudi dan keluarganya, sering kali mengisi waktu mereka dengan mengobrol. Kali ini yang menjadi topik pembahasan adalah seputar agenda Maudi setelah lulus nanti.
"Teh, kamu target kira-kira berapa bulan lagi buat lulus?" tanya sang ayah kepada Maudi.
"Enggak tahu, Jangan ditanya dulu lah, ini kan juga masih harus revisian Yah," jawab Maudi sambil setengah merengek, karena Maudi sendiri juga tidak tahu kapan skripsinya akan selesai.
"Jadi gimana? Udah lulus mau persiapan S2? atau mau kerja? atau mau gimana?" tanya sang ayah.
"Kemarin kan teteh sempat ngomong, Teteh pengen bikin bisnis, konsepnya kan juga ayah udah tahu, jadi kalau teteh jalanin bisnis dulu gimana?" tanya Maudi balik.
Memang beberapa hari yang lalu Maudi sempat membicarakan tentang bisnis yang ingin dia tekuni pada sang ayah. Maudi sudah berdiskusi dengan sang ayah, bahwa dirinya ingin mengambil kelas pastiserie setelah lulus nanti. Maudi juga sudah berbicara pada sang ayah, bahwa dirinya ingin membangun bisnisnya sendiri. Maudi ingin membuat suatu dessert cafe, dengan konsep cafe yang cukup kekinian dan juga estetik, dimana di dalamnya juga terdapat florist and bouquet store. Namun pada saat Maudi berdiskusi dengan sang ayah, ayahnya itu meminta Maudi untuk memikirkan konsep tersebut matang-matang. Ayahnya meminta Maudi melakukan riset budgeting untuk membuat bisnis tersebut. Ayahnya juga meminta Maudi untuk melakukan riset opportunity yang bisa dicapai ketika melakukan bisnis tersebut. Intinya sang ayah meminta Maudi untuk membuat suatu proposal bisnis, agar dia bisa menggelontorkan sejumlah dana untuk memodali Maudi.
"Ayah kan bilang kemarin, kalau mau sekolah pastiserie dan dissert sok aja, tinggal cari sekolahnya. Nanti kalau tetep perlu biaya untuk sekolahnya, ya tinggal bilang sama ayah. Tapi carinya yang affordable aja. Dan kalau untuk masalah bisnis, ayah minta Teteh untuk bikin proposal bisnis dulu lah. Ingat harus di research dulu tentang budget, tentang opportunity-nya, pokoknya SWOT nya tolong dicari tahu dulu, kita gak boleh gegabah Teh. Kalau Teteh udah bikin bisnis proposalnya dengan proper, nanti baru Teteh kasih tahu ayah lagi," jelas sang ayah sambil menyetir.
"Tuh Teh, udah disetujuin sama ayah, sok Teteh yang penting sekarang mah lulus dulu," tambah sang ibu.
Entah harus berapa kali Maudi berkata, bahwa dirinya sangat bersyukur dilahirkan di tengah-tengah keluarganya. Bagaimana Maudi tidak bersyukur, kedua orang tuanya tidak pernah menuntut apapun dari Maudi. Mereka dengan penuh kasih sayang mendukung, dan menyokong Maudi dalam bentuk apapun. Baik kasih sayang, maupun materi yang berkecukupan, semua itu dengan mudah Maudi dapatkan dari kedua orang tuanya.
Beberapa hari ini, sejak Maudi mulai menjalankan salat istikharah dan salat tahajud, Maudi menjadi lebih sering merenung. Seharusnya Maudi lebih memikirkan rasa syukur terhadap apa yang dia punya di hidupnya, dari pada rasa sakit yang dia terima selama satu tahun ini. Jika dibandingkan dengan apa yang Maudi miliki, rasa sakit yang Maudi terima memang tidak ada apa-apanya. Maudi sadar, dirinya seringkali melupakan, bahwa anugerah yang Tuhan berikan itu lebih besar, dari pada rasa sakit yang Tuhan berikan padanya saat ini.
Akhir-akhir ini Maudi menjadi lebih sering bersyukur tentang apa yang dirinya miliki di kehidupan ini. Maudi bersyukur memiliki orang tua yang baik, kasih sayang yang selalu dia dapat dari kedua orang tuanya, materi yang berkecukupan, dan kemudahan hidup yang Maudi rasakan sejak kecil hingga dewasa. Dan setelah dipikir lagi, Tuhan memang tidak pernah memberikan Maudi kesulitan yang berarti selama ini. Maudi dianugerahi dengan kehidupan yang sangat lancar oleh Tuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumble
RomanceBermula dari Maudi Betari Putri seorang mahasiswa tingkat akhir yang patah hati karena harus merelakan kekasihnya yang harus di jodohkan demi meneruskan tradisi keluarga. Karena kemelut dalam pikirannya itu lah, sahabatnya Indri memberikannya satu s...