Part 53 : Fawaz's Life

397 25 5
                                    

Pagi ini, hari Fawaz dikacaukan oleh suara gaduh yang disebabkan oleh dua keponakannya, yang saat ini ada di rumah kedua orang tuanya. Kedua anak dari kakak nomer duanya itu, sedang dititipkan di rumah ke dua orang tuanya. Hal tersebut karena anak pertama sang kakak, mengalami Hepatitis dan terpaksa harus dirawat di rumah sakit. Sebagai upaya pencegahan penularan, akhirnya sang kakak mengirimkan kedua anaknya tersebut, untuk dititipkan pada kedua orang tuanya di Jogja selama beberapa hari kedepan.

Sudah sejak dua tahun lalu, Fawaz memutuskan tinggal bersama kedua orang tuanya. Kondisi sang ayah yang semakin tua, dan sering kali sakit, membuat kakak-kakaknya meminta Fawaz, untuk kembali tinggal di rumah kedua orang tuanya. Karena diantara ketiga anak ibu dan bapaknya ini, hanya Fawaz lah yang masih belum berkeluarga, di tambah Fawaz bekerja di bidang IT, dan bisa bekerja di mana saja, alias kerja remote. Sudah dua tahun ini juga Iqbal, keponakannya yang paling besar itu, tinggal di Jogja bersama kedua orang tua Fawaz. Setelah lulus, Iqbal memutuskan untuk lanjut kuliah ke jenjang S2, di salah satu kampus swasta terdekat dari rumah kedua orang tua Fawaz.

Hari ini, sesuai perintah sang ibu, Fawaz akan mengantar ibunya dan kedua keponakannya itu, bermain di salah satu Mall yang ada di Jogjakarta. Sejak semalam keponakannya yang bernama Arga, yang masih berusia empat tahun, cukup rewel dan terus menayangkan kedua orang tuanya. Ini adalah kali pertama bagi Arga terpisah jauh dari kedua orang tuanya untuk waktu yang lama. Serafin kakak dari Arga juga sepertinya tidak bisa menenangkan sang adik. Alhasil Fawaz mengusulkan ide, untuk mengajak kedua ponakannya tersebut bermain di mall, sebagai bentuk pengalihan pikiran bagi kedua keponakannya itu. 

Setelah Fawaz menyelesaikan meeting paginya, Fawaz pun segera bergegas mengajak sang ibu dan keponakannya untuk pergi ke mall. Mereka pergi tepat di saat jam makan siang, sekaligus agar mereka bisa makan siang di sana. Sebenarnya yang akan bermain dengan keponakannya adalah sang ibu, karena selepas makan siang, Fawaz masih harus menghandle beberapa pekerjaannya. Jadi rencananya, Fawaz akan mengantar ibu dan keponakannya tersebut, sambil makan siang bersama mereka. Lalu sembari menunggu ibu dan dua keponakannya selesai bermain, Fawaz akan menyelesaikan pekerjaannya.

Fawaz bersyukur, ibunya yang sudah berusia 70 tahun itu, masih sehat dan bugar, untuk bermain dengan kedua cucunya, yang sangat lincah, apalagi dengan Arga. Keponakannya yang berusia empat setengah tahun itu, sangat lincah, dan cenderung hyper aktif jika di bandingkan dengan Serafin.

Setibanya di mall, Fawaz kesulitan mencari tempat parkir mobil yang kosong, di lantai tempat Fawaz akan menurunkan sang ibu dan dua keponakannya tersebut.

"Bu, iki loh parkirane penuh, ibu tak drop dulu, terus duluan ke tempat makan siang ya? Tak cari tempat parkir yang kosong dulu," ujar Fawaz pada sang ibu.

"Oalah, yo wes kalau gitu. Ibu tak turun nang kene wae. Nanti ibu telpon kalau udah ada di resto," ucap sang ibu.

"Ibu ndak apa-apa kan, bawa dua anak gitu? Ndak repot toh bu?" tanya Fawaz lagi pada sang ibu.

"Ndak apa-apa, santai," jawab sang ibu.

"Aga, Sera, dengerin Om Idar bentar, nanti di dalem jangan lari-lari, jangan bikin Eyang pusing. Kalau bikin ulah, nanti kalian Om jual ke tempat mainan anak," ancam Fawaz, pada kedua ponakannya tersebut. Dan hal itu tentu saja mengundang cubitan maut dari sang ibu di perutnya.

"Kamu iki loh ngomonge nguwaur wae!" hardik sang ibu, namun Fawaz hanya meringis kecil, lalu kembali mengalihkan tatapannya pada kedua ponakannya, yang saat ini duduk di kursi belakang mobilnya tersebut.

"Ngerti ndak Mbak Sera? Om Idar ngomong kok ndak di jawab toh?" tanya Fawaz pada Sera.

"Nggeh Om," jawab Sera pelan. Fawaz bersyukur setidaknya Sera lebih kalem, di bandingkan Arga.

Bumble Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang