Part 64.1 : Stasiun Tugu Jogja

234 19 0
                                    

Guys.... Triple update ya malem ini enjoy🤗

Malam ini di tengah suasana stasiun Bandung yang cukup ramai, Maudi mulai berjalan mencari kereta yang akan membawanya sampai ke Jogja. Setelah sore tadi Maudi berpamitan, Maudi juga tidak lupa melihat kondisi terakhir sang kakek. Beruntung kondisi kakeknya itu, sudah mulai berangsur membaik. Dan karena itu Maudi juga memutuskan untuk kembali ke Jogja. Walaupun rasanya Maudi masih merindukan Bandung dan seisinya, tetapi Maudi sangat ingat, bahwa dirinya masih memiliki kewajiban untuk menyelesaikan studi S2 nya.

Saat ini, di dalam kereta, Maudi benar-benar terfokus pada ponsel pintarnya, yang menampilkan laman room chatnya dengan Fawaz. Sejak sore tadi, pria itu selalu bertanya apakah Maudi akan pulang hari ini atau tidak. Sejak kemarin, Fawaz selalu kekeh ingin menjemput Maudi, begitu Maudi tiba di Jogja nanti. Namun Maudi memilih untuk mengabaikan Fawaz mengenai hal tersebut. Tapi walaupun demikian, lama kelamaan Maudi juga tidak bisa mengabaikan pesan-pesan yang Fawaz kirimkan. Rasanya hati Maudi juga memintanya untuk tidak mengabaikan pesan tersebut. Oleh karena itu lah, saat ini Maudi sedang membaca beberapa pesan yang Fawaz berikan untuknya.

Mas Fawaz
Hai Maudi, good morning
I hope it'll be a good day for you
Kondisi kakek kamu gimana, udah membaik?
Gimana hari ini? Jadi pulang ke Jogja?

Beberapa pesan tersebut, Fawaz kirim sejak tadi pagi. Masih ada berapa pesan lain, yang belum Maudi baca di sana.

Mas Fawaz
Maudi, kamu jadi pulang hari ini kan?
Aku jemput di stasiun ya?

Pesan tersebut adalah pesan yang Fawaz kirimkan tadi sore. Setelah Fawaz mendapatkan nomer telpon Maudi, pria itu sangat rajin memberikan Maudi perhatian. Bahkan perhatian itu lebih manis dari tiga tahun lalu.

Mas Fawaz
Maudi are you oke?
Aku harap, kalau kamu pulang hari ini, kamu gak akan keberatan buat aku jemput.
Aku inget, biasanya dari dulu kereta kamu selalu sampai setiap tengah malam.

Jujur, melihat pesan-pesan yang di kirim Fawaz, membuat satu sisi hati Maudi kembali melunak. Namun satu sisi hati Maudi yang lain juga masih merasa terlalu takut, untuk membuka hatinya selebar dulu. Setelah semua yang terjadi antara dirinya dan Fawaz beberapa waktu ini, Maudi sadar, bahwa pada kenyataannya, nama Fawaz dan kenangannya masih tersimpan rapih di hati dan pikiran Maudi.

Kenangan yang isinya bukan hanya tentang perasaannya untuk Fawaz, tetapi juga tentang apa yang Fawaz berikan untuknya, baik suka maupun duka. Dan duka itu, pada akhirnya, cukup mendominasi hati Maudi yang memang masih terkungkung rasa kecewa. Maudi kadang tidak mengerti, kenapa Tuhan kembali mempertemukannya dengan Fawaz. Sampai akhirnya Maudi merasa lelah sendiri, karena terus berlari dari berbagai skenario yang Tuhan buat untuknya. Hingga akhirnya, Maudi memilih untuk mencoba menerima semua hal itu, dengan lapang dada.

Setiap hari Maudi selalu berdoa pada Tuhan untuk memberikan jodoh terbaik versi Tuhan untuknya. Tapi yang semakin membuat Maudi bingung adalah, saat ini Tuhan seolah-olah memberikan Maudi dua pilihan. Antara Fawaz dan Bintang. Fawaz dengan segala caranya yang kembali meluluhkan hati Maudi. Dan Bintang yang menawarkannya sebuah komitmen yang pasti untuk Maudi.

Jika Maudi harus mengikut logikanya, dirinya tentu saja tidak akan memilih Fawaz, karena baik dulu maupun sekarang Fawaz sangat berpotensi untuk menyakiti hati Maudi. Harusnya secara logika, Maudi akan memilih Bintang, karena bagaimanapun selama ini Bintang terbukti tidak pernah menyakiti hati Maudi. Namun sayangnya semua yang logikanya inginkan bertolak belakang, apa yang hatinya inginkan berbeda dengan apa yang logikanya inginkan.

Secara koneksi, Maudi lebih merasa terkoneksi dengan Fawaz. Tapi walaupun demikian, Maudi tidak ingin berhenti bertanya pada Tuhan. Kebimbangan ini adalah waktu bagi Maudi, untuk kembali berdialog dari hati ke hati dengan Tuhan, di sepertiga malamnya. Kali ini, Maudi ingin mempertanyakan tentang keputusan yang paling bijak, yang bisa dia tanyakan langsung kepada Tuhan.

Bumble Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang