Ending di part ini seru kali ya? Atau ada yang mau nambah?
Hari ini setelah menyelesaikan pekerjaannya, Fawaz pun memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya sebentar. Pasalnya selama perjalanan menuju Bandung, Fawaz hanya tertidur selama satu jam, karena pikirannya yang terus bercabang kemana-mana. Walaupun nyatanya perlakuan Ibu Ika padanya juga membuat beban pikiran Fawaz kembali bertambah, tapi setidaknya Fawaz bisa bernafas lega karena Pak Ridwan, dan Farhan sudah dapat menerimanya dengan baik.
Sikap Maudi juga memberikan asupan semangat untuk Fawaz menghadapi hari ini. Setelah sholat Dzuhur, Fawaz merebahkan tubuhnya di kasur yang ada di kamar tamu kediaman Pak Ridwan. Rasanya seperti asing bagi Fawaz, dan membuat Fawaz agak kesulitan untuk terlelap. Tapi demi kesehatannya sendiri, Fawaz harus tetap mengistirahatkan tubuh dan pikirannya.
Saat ini begitu Fawaz bangun tidur, dirinya langsung memeriksa jam yang ada di ruangan tersebut, nampaknya waktu sudah menunjukkan pukul empat sore. Ternyata Fawaz tertidur cukup lama. Dengan sedikit buru-buru Fawaz, memutuskan untuk segera melaksanakan sholat ashar.
Setelah melaksanakan sholat ashar, Fawaz mencoba mencari keberadaan Maudi. Tapi saat Fawaz keluar kamar tersebut, dirinya tidak menemukan Maudi di sana. Yang Fawaz temui saat dirinya berada di ruang keluarga, justru Farhan yang sedang menonton film.
"Udah balik ngampus Han?" tanya Fawaz, sambil mendudukkan dirinya di salah satu sofa yang ada di sana.
"Eh Mas Fawaz, iya nih, dosennya gak ada tadi," jawab Farhan sambil melirik kearah Fawaz.
Dari penglihatan Farhan, sepertinya calon kakak iparnya ini sedang mencari keberadaan kakaknya. Karena jika dilihat-lihat sejak tadi, Fawaz celingak-celinguk seperti sedang mencari sesuatu.
"Nyariin Teh Tari ya?" tebak Farhan.
"Iya, Teteh kamu kemana ya?" tanya Fawaz.
"Bucin banget sih hahaha, gak ketemu berapa jam aja Teh Tari nya udah dicariin. Dia lagi anter ibu buat nganter catering. Bentar lagi juga pulang," jelas Farhan.
"Eh gimana nih Mas?" tanya Farhan tiba-tiba, membuat Fawaz bingung dengan maksud pertanyaan Farhan.
"Gimana apanya?" tanya Fawaz heran.
"Ya lamarannya atuh, diterima gak sama ayah sama ibu?" tanya Farhan.
"Kalau ayah kayanya ok ok aja. Tapi kalau ibu, kayanya masih butuh waktu buat aku yakinin lagi," jelas Fawaz.
"Ibu tuh baik tau sebetulnya, mungkin dia gak siap aja, anak cewenya udah mau dipinang orang, Teh Tari kan anak kesayangan ibu," jelas Farhan.
"Emang kamu bukan kesayangan?" tanya Fawaz sabil terkekeh kecil.
"Aku mah dimarahin wae sama ibu," jawab Farhan jujur.
"Kamu gak nurut kali," tebak Fawaz.
"Gak juga deh kayanya, ngegame yuk Mas!" ajak Farhan pada Fawaz.
"Ayo!" seru Fawaz.
Sambil menunggu Maudi, mungkin ada baiknya Fawaz menyetujui ajakan Farhan, untuk bermain game bersamanya. Di sore hari seperti ini, ternyata suasana kediaman Pak Ridwan cukup sepi. Bahkan hanya ada Farhan saja yang bisa Fawaz temukan.
"Ayah belum pulang?" tanya Fawaz, pada Farhan sambil menggerakkan jemari lincahnya di atas stick PS, yang saat ini sedang berada di tangannya.
"Uwididih.... Udah lancar banget tuh panggil ayah," sorak Farhan, sambil memberikan tatapan yang sedikit usil pada Fawaz, dan membuat Fawaz tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumble
RomanceBermula dari Maudi Betari Putri seorang mahasiswa tingkat akhir yang patah hati karena harus merelakan kekasihnya yang harus di jodohkan demi meneruskan tradisi keluarga. Karena kemelut dalam pikirannya itu lah, sahabatnya Indri memberikannya satu s...