Part 30 : Special Dish

257 16 2
                                    

Hari ini selepas Maudi kembali dari kampus, gadis itu berniat untuk mampir ke salah satu supermarket di sebuah mall yang cukup besar di Jogjakarta. Kali ini Maudi memilih ditemani oleh Shabira. Karena kebetulan Shabira juga butuh healing katanya. Shabira harus menelan pill pahit karena perjuangannya untuk mendapatkan hati asdos idolanya, harus terpaksa diakhiri, karena si asdos tersebut sudah resmi berpacaran dengan salah satu kakak tingkat mereka.

Tujuan Maudi ke mall kali ini adalah untuk membeli bahan-bahan puding. Rencananya Maudi akan membuat chocho milk and matcha pudding yang sempat Maudi janjikan untuk Fawaz. Hal ini Maudi lakukan demi menyambut Fawaz yang esok hari akan pulang ke Jogja.

Tadi pagi Fawaz baru saja memberi tahu Maudi, jika Fawaz akan pulang ke Jogja sore ini. Tepatnya setelah pria itu menyelesaikan meeting terakhirnya pukul tiga nanti. Jadi jika tidak ada halangan, kemungkinan esok Fawaz sudah berada di Jogja, dan tentunya seharian besok Fawaz dan Maudi akan menghabiskan waktu bersama. Keduanya akan dating untuk ke dua kalinya. Maudi bahkan sudah tidak ragu lagi untuk menyebut pertemuannya kali ini dengan sebutan kencan.

Saat ini Maudi sedang menunggu kedatangan Shabira di kantin fakultasnya, sambil menyeruput segelas es jeruk yang segar, untuk menghilangkan dahaganya di tengah cuaca Jogja yang sangat panas akhir-akhir ini. Sudah setengah jam Maudi duduk di kantin sendirian. Namun sahabatnya itu masih belum menampakan batang hidungnya. Hal ini membuat Maudi akhirnya memutuskan untuk menelpon Shabira.

Tutttt Tuttt Tutttt

"Sabar Maudi, gue udah di kampus ini." Belum sempat Maudi mengucap salam, sahabatnya itu langsung memotong ucapan Maudi.

"Ya udah gue tunggu, gue di kantin nih," ucap Maudi.

"Lo tunggu aja deket parkiran mobil, biar nanti langsung dan gue gak parkir dulu," ucap Shabira.

"Ya udah iya, ini gue jalan ke sana," jawab Maudi, sambil bergegas menuju tempat yang diminta oleh Shabira.

Dari kejauhan Maudi sudah bisa melihat Yaris abu milik Shabira. Dan begitu mobil Shabira menghampiri Maudi, tanpa babibu Maudi pun langsung masuk ke dalam mobil tersebut.

"Sorry ya lama, soalnya gue belum mandi pas lo bilang mau nge mall," ucap Shabira begitu Maudi duduk di dalam mobilnya.

"Kebiasaan lo, makannya mandi tuh pagi-pagi gitu loh," ucap Maudi sambil mencebikkan bibirnya.

"Ya kalau gak keluar, ngapain mandi anjir? Lo tau gak orang-orang di Afrika itu butuh banget air bersih loh. Jadi gue gak mau buang-buang air, kalau gak keluar mah gak usah mandi," jawab Shabira sambil cengengesan, dan membuat Maudi menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Eh lo mau belanja apa sih emang?" tanya Shabira, mulai kepo.

"Gue mau beli bahan-bahan buat bikin puding. Nanti lo ke kosan kue dulu ya? Cobain pudingnya enak apa enggak," ucap Maudi santai.

"Tumben lo masak, biasanya lo masak sebulan sekali doang. Bukannya minggu kemarin lo baru bikin brownies?" tanya Shabira, sambil mengernyitkan dahinya heran.

Yang dikatakan Shabira memang benar, biasanya jika sedang berada di kosan, jadwal memasak Maudi hanya lah sebulan sekali. Dan jatah Maudi masak sudah dia ambil di minggu lalu, saat dirinya membuat brownies. Jika di kos, memang Maudi lebih memilih membeli makanan, dari pada harus membuat makanan. Semua itu terjadi bukan semata-mata karena Maudi malas, tetapi karena alat masak di kosannya tidak selengkap di rumahnya. Namun sebagai gantinya, untuk tetep mengasah skill masaknya, Maudi selalu menyempatkan waktu untuk memasak walaupun hanya sebulan sekali saja.

"Lagi mau masak aja," jawab Maudi asal, sambil mengedikan bahunya.

"Ya udah deh sukur, semakin lo rajin masak, semakin sering gue makan enak," jawab Shabira, sambil cengengesan.

Bumble Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang