Part 65.2 : Daus's Apartement

278 21 0
                                    

Maaf ya guys kemarin gak jadi double update. Ternyata malam Minggu ku gak segabut biasanya hehe 😁

"Oalah, kalau Mas Daus satu angkatan diatasnya Maudi, berati kenal sama Iqbal dong?" tanya Fawaz lagi.

"Iqbal?" tanya Daus dengan tatapan terkejut, sambil menyenggol lengan Maudi, meminta gadis di sampingnya itu agar berbicara.

"Dia Omnya Mas Iqbal," jawab Maudi, sambil menghela nafas berat.

Saat ini Maudi sedang melemparkan tatapan galaknya kearah Fawaz. Kenapa pria itu membawa topik seperti ini? Fawaz sepertinya sengaja sekali membawa topik 'Iqbal' di tengah mereka saat ini.

Sedangkan Fawaz yang sejak tadi sadar bahwa Maudi menatapnya dengan tajam, hanya bisa tersenyum dalam hatinya, dan memilih pura-pura bodoh dengan tatapan tajam dari Maudi saat ini.

"Hah? Ini serius si Iqbal wibu?" tanya Daus lagi. Dan Maudi pun hanya bisa mengangguk singkat.

"Om? Loh loh berati dia? Sorry bro. Om gimana sih maksudnya?" tanya Daus heboh, sambil menatap kearah Fawaz.

"Saya emang Omnya Iqbal, usia kami beda lima taun. Iqbal anak kakak saya yang nomer satu, saya bungsu kebetulan," jelas Fawaz.

Jujur saja, saat Maudi mengatakan bahwa Fawaz adalah om dari sahabatnya. Pikiran Daus agak sedikit was-was. Daus takut, kalau ternyata selama ini Maudi bermain dengan om-om, makannya Maudi tidak pernah menceritakan tentang kisah asmaranya sedikit pun pada Daus. Tapi setelah mendengarkan penjelasan Fawaz, Daus sedikit agak lega. Walaupun masih banyak pertanyaan dalam benaknya yang belum terjawab. Tapi tak apa, nanti Daus akan menuntut penjelasan tentang hal ini pada Maudi.

"Kok bisa kenal Maudi?" tembak Daus pada Fawaz.

"Temen lama, Mas Daus kok kepo sih?" Bukan Fawaz yang menjawab, melainkan Maudi lah yang membuka suara. Bakan gadis itu memberikan jawabannya, sambil mendaratkan pukulannya di lengan Daus.

"Gue gak tanya lo Mau!" serang Daus balik.

"Kita...."

"Kita pulang yuk, bentar lagi magrib ini, nanti kan gue juga harus masak. Ayo ah!" Belum selesai Fawaz menyelesaikan kalimatnya, kalimat tersebut sudah terpotong oleh ucapan Maudi.

Jujur Maudi belum siap menjelaskan semuanya pada Daus. Kisahnya dan Fawaz terlalu kompleks, membuat Maudi bingung sendiri harus menjelaskan dari mana.

"Loh, kok sekarang sih? Lo bilang bentar lagi. Emang tugas lo udah selesai?" tanya Daus.

"Entar aja gampang, gue mau pulang, mau mandi," ucap Maudi, sambil menutup laptopnya, dan membereskan barang-barangnya yang ada di atas meja.

Sebenarnya tugasnya masih menumpuk, dan Maudi masih betah berada di sini, karena tugasnya pun belum sepenuhnya selesai. Namun Maudi merasa risih, ketika Daus mulai kepo tentang Fawaz. Saat ini rasanya Maudi seperti tengah tertangkap basah melalukan suatu hal yang tidak-tidak. Dan kerana sudah tertangkap basah, mau tidak mau Maudi pasti harus menjelaskan secara gamblang, tentang hubungannya dan juga Fawaz pada Daus. Tapi tidak mungkin bukan, jika Maudi menjelaskan hal tersebut di hadapan orangnya secara langsung.

"Anjir lo ratu tega, ini loh Mas Fawaz baru juga join. Gimana kalau Mas nya ikut makan malam aja di apartemen saya, kebetulan Maudi malem ini mau masak besar. Iya kan mau?" Entah hal gila apa lagi yang akan Daus lakukan kali ini.

Dengan susah payah Maudi menahan dirinya untuk membatasi interaksi secara langsung dengan Fawaz. Daus malah mengundang Fawaz untuk makan malam bersama mereka. Mau menolak juga Maudi tidak sampai hati, karena malam ini dirinya sudah berjanji akan memasak di apartement Daus, jadi mau bagaimana lagi.

Bumble Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang