Part 72 : Interview Jodoh

290 17 2
                                    

⚠️ UNTUK PARA JOMBLO KARATAN ⚠️
Harap kuatkan hati dan sedia kantong kresek untuk melihat kebucinan love bird ini!!
Sekian terimagaji 🙏🏻

Setelah kemarin Maudi dan Fawaz kembali ke Jogja pasca kepulangannya dari Bandung untuk meminta restu kedua orang tua Maudi, hari ini giliran Maudi lah yang harus meminta restu dari keluarga Fawaz. Walaupun sebenarnya Bu Tria sendiri sudah dengan terang-terangan memberikan Maudi restu, tetapi secara etika tentu saja Maudi dan Fawaz harus menjelaskan mengenai hubungan mereka kepada orang tua Fawaz. Oleh karena itu rencananya malam ini selepas menyelesaikan pekerjaannya, Fawaz akan mengajak Maudi untuk makan malam bersama kedua orang tuanya.

Siang ini rencana Maudi hanya bersantai dan menikmati waktu senggangnya dengan menonton beberapa film, namun semua itu harus gagal karena kehadiran Daus di apartemennya. Begitu Daus mengetahui Maudi ada di apartemennya, tetangga Maudi itu, datang, dan merecoki Maudi dengan berbagai pertanyaan tentang postingan cincin yang ada di Instagram Maudi.

"Jadi lo serius, udah mantep mau nikah?" tanya Daus, setelah Maudi menjelaskan apa yang terjadi di balik foto yang Fawaz posting tersebut.

Saat ini Maudi dan Daus sedang menikmati makan siang di apartemen Maudi, sambil bergosip tentunya. Hari ini jadwal Daus tidak begitu sibuk, karena mahasiswa-mahasiswanya sedang menikmati libur semester seperti Maudi. Jadi selepas mengurus beberapa hal di kampus tadi pagi, Daus langsung bergegas menuju apartemen Maudi.

"Insyaallah yakin Mas," jawab Maudi, sambil menikmati semangkuk bakso yang baru saja Daus bawakan untuknya.

"Lo bakal jadi tantenya Iqbal loh." Kali ini Daus kembali mengingatkan Maudi tentang Iqbal. Mengingat hal tersebut membuat Maudi tertawa singkat.

"Haha... Iya yah. Tapi it's oke lah, kan aku hidup sama Omnya bukan sama Mas Iqbal," jawab Maudi santai.

"Lo manggilnya jangan Mas Iqbal dong. Iqbal tok harusnya," ucap Daus sambil terkekeh-kekeh kecil.

"Gak enak kebiasaan manggil pake 'Mas'" jawab Maudi santai.

"Tapi ayah sama ibu lo udah ok emang sama dia?" tanya Daus lagi.

"Oke dong, makanya gue balik ke Jogja," jawab Maudi.

"Lo emang udah ketemu hasil istikharah nya?" tanya Daus lagi.

"Semua dilancarkan sama Tuhan aja, itu udah jawaban Mas." Mendengar jawaban Maudi, Daus pun hanya menganggukkan kepalanya.

"Hati lo besar banget loh Mau. I mean, lo bisa dan mau mencoba memaafkan dia, lo gak egois dengan menutup telinga lo untuk dengerin alasan dia. Mungkin kalau gue ada di sudut pandang lo, gue kayanya gak akan balik sama orang yang pernah bikin gue sakit, apalagi dia banyak banget merubah lo. Terlepas itu perubahan yang positif, tapi nyatanya lo jadi punya trauma yang cukup besar sama laki-laki dan itu gara-gara Fawaz." Kali ini obrolan yang Daus bawa terdengar sangat serius di telinga Maudi.

"Mungkin kalau pada saat itu gue ketemu sama Mas Fawaz dalam kondisi yang memang baik-baik aja, gue juga gak akan kasih dia kesempatan. Tapi pada akhirnya gue sadar, gue gak bisa sepenuhnya blaming semua yang terjadi gara-gara dia, walaupun memang dia berbuat salah. Tapi pada saat itu, posisinya gue datang dengan kondisi yang terluka, gue juga gak jujur sama dia tentang luka yang gue bawa. Jadi intinya semua trauma dan perubahan yang terjadi sama diri gue, bukan sepenuhnya salah Mas Fawaz, tapi itu semua akumulasi. Walaupun pas dulu awal-awal ketemu lagi sama dia, gue masih mencoba menjunjung ego gue, dengan terus menghindar dari dia, tapi ternyata gue cape ngadepin ego gue sendiri," jelas Maudi.

"Terus setelah lo dapat restu dari keluarganya Fawaz, kalian mau ngapain?" tanya Daus.

"Ayah sih minta biar kita gak lama buat menunda pernikahan, ayah bilang sama Mas Fawaz kalau dia serius sama gue, maka dia gak boleh lama-lama membiarkan gue ada di satu hubungan yang gak pasti. Jadi gue rasa after semua restu, gue bakal lanjut ke pernikahan. Toh emang Mas Fawaz juga kan cari istri, bukan cari pacar," jelas Maudi dan Daus pun hanya mengangguk.

Bumble Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang