Today aku mau double update guys enjoy 😘
Kali ini Maudi dan Iqbal sama-sama berpandangan satu sama lain. Tatapan Iqbal benar-benar tidak bisa berbohong, pria itu terlihat sekali sangat terkejut dengan kehadiran Maudi saat ini.
Maudi yang notabenenya dulu adalah adik tingkatnya dan mantan pacar sahabatnya itu, kini ada di rumah keluarganya, dan datang sebagai 'wanita' yang akan di kenalkan Om nya pada keluarganya. Bagaimana bisa? Iqbal tidak menyangka bahwa dunia bisa sesempit ini.
"Hai mas, apa kabar? Long time no see ya," ucap Maudi, sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Iqbal. Hal ini tentu saja di sadari oleh Bu Tria, dan membuat Bu Tria mengernyitkan dahinya.
"What a surprise Maudi," ucap Iqbal, sambil menjabat tangan Maudi.
"Loh loh loh! Iku... Kalian kok kenal?" tanya Bu Tria sambil menunjuk Maudi dan Iqbal bergantian.
"Dulu kita satu kampus Eyang," jawab Iqbal singkat.
"Loh satu kampus tah?" tanya Bu Tria lagi.
"Iya, dulu Mas Iqbal kaka tingkat saya, satu tahun di atas saya," jawab Maudi pada Bu Tria.
"Oalah iki jenenge dunia sempit yo Pak," celetuk Bu Tria, sambil tertawa pada sang suami.
"Hahaha iya Bu, kok yo iso dapete malah koncone Iqbal," jawab Pak Santo sambil tertawa. Sedangkan Maudi hanya bisa tersenyum canggung.
"Ayo duduk sini nduk, kita ngobrol-ngobrol," ajak Pak Santo, pada Maudi.
Maudi pun akhirnya duduk di salah satu sofa yang berada dekat dengan Pak Santo, lalu di susul oleh Fawaz yang juga duduk di sebelah Maudi.
"Saya sering sekali denger istri saya cerita katanya Adek kenal sama perempuan seng ayu, jenenge Maudi. Anak saya ini baru satu kali ajak perempuan ke rumah. Nak Maudi ini yang kedua kali. Tapi itu dulu, sudah berlalu. Saya kaget loh tadi ternyata Nak Maudi satu kampus sama cucu saya," jelas Pak Santo lagi.
"Aduh Bu Tria kadang emang terlalu berlebihan memuji saya," jawab Maudi, sambil tersenyum sedikit sungkan.
"Nak Maudi kalau di sini jangan sungkan-sungkan yo, anggap saja rumah sendiri," ucap Pak Santo lagi.
"Terimakasih Pak," jawab Maudi sambil tersenyum simpul.
"Nak Maudi kesibukannya apa sekarang?" tanya Pak Santo lagi.
"Kalau sekarang saya lagi kuliah S2, sambil ngurusin usaha kecil-kecilan saya di Bandung," jawab Maudi.
"Oalah nak Maudi ini anak rantau ya?" tanya Pak Santo lagi.
"Betul pak, saya aslinya dari Bandung. Cuma saya kuliah S1 dan S2 di Jogja," jawab Maudi.
"Di Bandung memang usaha seperti apa nduk?" tanya Pak Santo lagi.
"Alhamdulillah saya usaha di bidang FnB, saya kebetulan punya coffee shop dan toko bunga di Bandung," jawab Maudi.
"Oalah, masih muda usahane wes akeh yo," ucap Pak Santo sambil tertawa kecil.
"Loh Maudi punya coffee shop ya? Saya juga kebetulan suka banget ngopi, jago bikin kopi dong?" tanya Bian, yang saat ini mulai memasuki obrolan mereka.
"Kalau bikin kopi bukan tugas saya, jadi cafe saya itu konsep dessert bar gitu Mas. Bagian kopi itu sepupu saya biasanya, kalau saya bagian pastiserie atau camilan manis Mas," jelas Maudi.
"Oalah, pinter bikin kue dong?" tanya Bian, pada Maudi.
"Pinter sih enggak Mas, soalnya masih sering gagal juga," jawab Maudi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumble
Storie d'amoreBermula dari Maudi Betari Putri seorang mahasiswa tingkat akhir yang patah hati karena harus merelakan kekasihnya yang harus di jodohkan demi meneruskan tradisi keluarga. Karena kemelut dalam pikirannya itu lah, sahabatnya Indri memberikannya satu s...